maka shalat Ied dalam keadaan berjamaah atas demikian bukan menjadi syarat sah shalat Ied.
Sementara itu dalam kitab Tuhfah al Muhtaj bi Syarhi al Minhaj karya Ibn Hajar mengatakan shalat Idul Adha tetap sunah hukumnya dikerjakan meskipun dalam keadaan sendirian atau munfarid.
Tetapi bagi orang yang melaksanakan shalat Idul Adha secara sendirian, tidak pakai khutbah. Ia berkata;
وتسن للمنفرد، ولا خطبة له
Artinya; Disunahkan juga shalat Ied meskipun sendirian, dan tidak perlu pakai khutbah (khutbah Ied).
Pada sisi lain, Imam Mardawi dalam kitab al Inshaf , mengatakan bagi orang yang ketinggalan dalam melaksanakan shalat Idul Adha atau Idul Fitri, maka ia disunnahkan mengqadha (ganti) shalat Ied tersebut. Caranya sebagaimana yang dilakukan oleh Imam tersebut.
وإن فاتته الصلاة (يعني : صلاة العيد) استحب له أن يقضيها على صفتها (أي كما يصليها الإمام)
Artinya; Jika seseorang luput melaksanakan shalat (maksudnya; shalat Ied) maka sunah baginya untuk meng-qadha sebagamaina sifat shalat Ied, (artinya; sebagaimana shalat Ied Imam).
Imam Ibnu Qudamah dalam kitab al Mughni menjelaskan, orang yang ketinggalan shalat Ied, maka ia boleh memilih. Antara melaksanakan shalat Ied secara sendirian atau pun berjamaah. Itu dibenarkan oleh syariat.
“وهو مخير ، إن شاء صلاها وحده ، وإن شاء صلاها جماعة” انتهى
Artinya; Ia bisa memilih; jika ingin shalat Ied sendirian atau pun jika ingin bisa melaksanakannya secara berjamaah. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News