Pada saat gerhana Matahari hibrida seperti 20 April 2023, ujung bayangan Bulan saat Matahari terbit akan terlihat di atas permukaan Bumi. Oleh karena itu, proyeksi bayangan inti Bumi atau antumbra akan jatuh ke permukaan Bumi.
"Gerhana Matahari total dan cincin berada pada satu jalur gerhana Matahari yang sama dalam satu kali gerhana," kata Andi.
Saat gerhana Matahari hibrida piringan Matahari tak tertutup seluruhnya oleh Bulan, sehingga terlihat menyisakan sedikit permukaan yang nampak seperti cincin. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan gerhana Matahari cincin.
"Di Indonesia (pada 20 April) hanya terjadi 3 jenis gerhana, yaitu gerhana Matahari hibrida, sebagian, dan total," paparnya.
Gerhana Matahari total terjadi 18 bulan sekali, sedangkan gerhana Matahari sebagian lebih sering terjadi yakni sekitar dua kali dalam setahun. Semenara untuk gerhana Matahari cincin terjadi setiap satu tahun sekali.
Sedangkan untuk gerhana Matahari hibrida merupakan gerhana yang jarang terjadi dan hanya berkisar satu gerhana per dekade.
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News