Ternyata Ini Rahasia Perusahaan Apple Tidak Ada MemPHK Massal Karyawannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEO Apple Tim Cook.

Pembagian bonus berbeda untuk setiap divisi. Nah, adanya penundaan ini, bonus tersebut bakal diberikan satu kali saja dalam setahun, yakni bulan Oktober untuk semua tim.

Artinya, pada bulan depan, tepatnya April 2023, karyawan tidak akan menerima bonus tambahan.

Namun, melansir Tech Radar, untuk karyawan tingkat direktur dan senior bakal tetap menerima bonus triwulanan.

Gaji dari CEO Apple Tim Cook juga dipangkas menjadi lebih sedikit pada tahun ini.

Desakan Cabut Aturan Baru UMP Demi Cegah PHK hingga Sederet Alasan Lain

Cook bakal menerima gaji beserta bonus dan saham sebesar 49 juta dollar AS (sekitar Rp 751, 9 miliar). Angka ini turun 50 persen dari 99 juta dollar AS (sekitar Rp 1,51 triliun) pada 2022 lalu.

Kondisi keuangan Apple

Seperti yang disebut di atas, kondisi keuangan Apple sedang tidak baik-baik saja.

Menurut laporan keuangan pada kuartal I-2023, total pendapatan (revenue) Apple turun pertama kali sejak 2019.

Total pendapatan Apple tercatat 117,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.745 triliunan).

Angka tersebut telah turun 5 persen dari total pendapatan di periode yang sama tahun lalu, yakni kuartal I-2022.

Sebagai gambaran, pada kuartal I-2022, pendapatan Apple berada di angka 124 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.846 triliun).

Tidak disebut penyebab dari penurunan tersebut, tetapi menurut laporan yang mencuat, konon disebabkan oleh stok unit iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max yang belum bisa memenuhi kebutuhan pasar.

Selain itu, faktor makro-ekonomi global, kenaikan tingkat inflasi, dan kurs mata uang asing, juga jadi faktor penurunan pendapatan Apple.

Seperti yang sudah disebut di atas, langkah-langkah ini tampaknya dijadikan cara agar Apple bisa terhindar dari gelombang PHK massal, dibandingkan dengan perusahaan teknologi lain, seperti Twitter sudah memangkas ribuan karyawannya setelah diakuisisi oleh Elon Musk.

Adapun induk Facebook, Meta baru-baru ini memangkas sekitar 10.000 karyawan dan menutup sekitar 5.000 lowongan pekerjaan.

Keputusan pengurangan ini merupakan gelombang PHK kedua yang sudah dilakukan Meta. Pada Januari lalu, Google juga mem-PHK 12.000 karyawannya atau setara 6 persen dari total karyawan di seluruh dunia. (*)

Berita Terkini