190 Mahasiswa IAIS Sambas Pengabdian di Delapan Desa Kecamatan Tangaran

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BEM IAIS Sambas membuka kegiatan Unite With Society Muslim Village 2023 di Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas, Rabu 22 Februari 2023. Sebanyak 190 mahasiswa kampus itu akan mengabdi kepada masyarakat Tangaran.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Badan Eksekusi Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam Sultan Muhammad Tysafiuddin Sambas (IAIS) menggelar kegiatan Unite With Society Muslim Village 2023 di Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas, Rabu 22 Februari 2023.

Presiden mahasiswa IAIS Sambas Nur Adimas Sayfullah mengatakan, kegiatan tersebut diikuti total 190 mahasiswa dibagi dalam 16 kelompok.

"Kegiatan Unite With society Muslim Village 2023 ini diikuti 190 mahasiswa baru IAIS Sambas tahun akademik 2022/2023 yang terbagi dalam 16 kelompok," katanya.

Saifullah panggilan akrabnya, menerangkan, 16 kelompok tersebut di sebar ke delapan desa yang ada di Kecamatan Tangaran. Setiap desa masing-masing dua kelompok mahasiswa.

"Kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Tangaran, mahasiswa ditempatkan ke delapan desa yang ada di Tangaran, dari Desa Merpati, Desa Tangaran, Desa Simpang Empat, Desa Pancur, Desa Arung Parak, Desa Merabuan, Desa Semata, dan Desa Arung Medang," ujarnya.

Berhasil Turunkan Stunting, Kabupaten Sambas Raih Penghargaan

Lebih lanjut kata dia, tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Sultan Muhammad Tysafiuddin Sambas.

"Tujuan pelaksanaan kegiatan sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama pada poin pengabdian kepada masyarakat," ucapnya.

Kegiatan ini, imbuh dia, difokuskan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, pelayanan kepada masyarakat, sosialisasi dan edukasi, sosial kemasyarakatan, dan juga promosi kampus.

Dia berharap, kegiatan yang dilaksanakan selama lima hari mulai dari 22-26 Februari 2023 mampu memberikan problem solving di tengah-tengah masyarakat. Sehingga nantinya saat kembali di kampus bisa menjadi bahan kajian untuk menghadirkan solusi dan memberikan perubahan yang positif.

"Program ini diharapkan mampu menjadi laboratorium pembelajaran bagi mahasiswa di tengah masyarakat maupun institusi, terutama sebagai problem solving atau pemecahan masalah sesuai dengan keilmuan dan juga melatih kepekaan mahasiswa dengan kondisi sosial," tegasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkini