Tetapi Tuhan lebih melihat soal keterbukaan dan kesungguhan hati kita untuk bersatu dengan-Nya.
Ketiga, berpuasa.
Dalam menjalankan laku puasa, Tuhan menghendaki supaya kita tetap bergembira, dan bersukacita.
Puasa bukan cuma tidak makan ini atau itu; atau berpantang makan daging atau apalah itu.
Puasa itu sebenarnya mengoyak tirai jiwa untuk membebaskan diri kita dari segala perbudakan dosa.
Maka amat penting bagaimana kita menata diri untuk menjadi bebas dari segala keterikatan dosa itu.
Singkatnya, mungkin kita bisa bertanya terus secara pribadi atau bersama: berpuasa dari semua kejahatan?
Jelas sekali bahwa ketiga hal tersebut berhubungan dengan hidup askestis kita sebagai umat kristiani.
Tindakan kita memberi derma, berdoa dan berpuasa pertama-tama bukan untuk sekadar menjalankan praktik prapaskah yang diwariskan turun temurun, melainkan mengajarkan kita agar bisa menguasai diri, menolak yang jahat dan hidup dalam jalan Tuhan.
Semoga kita menjadi semakin peka terhadap setiap rahmat Allah yang dicurahkan karena kita mengasah hati dan budi kita melalui pertobatan kita, dalam laku derma, doa dan puasa kita.
Tuhan memberkati niat-niat baik kita. Amin.
• Jadwal Misa Rabu Abu 2023! Kalbar, Jakarta, Semarang, Surabaya hingga Medan
(*)
[Cek Berita dan informasi seputar Katolik klik Di Sini]