TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tingkatkan kualitas dosen Universitas Panca Bhakti ( UPB ) Pontianak dan IKIP PGRI Pontianak bekerjasama menggelar workshop penulisan proposal penelitian hibah ristek dikbud 2023.
Kepala LPPKM UPB Pontianak, Sri Andayani menjelaskan workshop ini bermaksud memberikan pelatihan penulisan proposal penelitian kepada sekitar 60 orang dosen, yang berasal dari 10 perguruan tinggi swasta (PTS) di Kalbar.
Adapun kampus-kampus tersebut adalah, UPB Pontianak, IKIP PGRI Pontianak, ITBSS Pontianak, STIKES Sambas, STKIP Singkawang, UNU Kalbar, STBA Pontianak, UWD Pontianak, STKIP Tanjungpura, dan STIKes YARSI Pontianak.
Workshop digelar di Hotel Mercure Pontianak, berlangsung dengan serangkaian agenda dari pagi hingga sore hari. Selasa 31 Januari 2023
"Setiap tahunnya Ristek Dikbud memberikan kucuran dana, tetapi kompetisinya sulit sekali. Sehingga harapan kami menyelenggarakan ini dosen-dosen di UPB, IKIP maupun PTS lainnya ini bisa lolos untuk pendanaan tahun 2023 ini," ujar Sri Andayani.
Baca juga: Lewat Seminar KTI, Optimalisasi Keterampilan Berbahasa Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak
"Ini ada 10 PTS se- Kalbar, Kami tidak mengira antusias peserta sangat tinggi, target kami awalnya 50 an, tapi sekarang lebih," sambungnya.
Sri menjelaskan, banyak keuntungan yang diperoleh para peneliti apabila penelitiannya dapat masuk/lolos seleksi ristek dikbud ini.
"Pertama ini kan bersaingnya secara nasional, artinya ini membawa nama perguruan tinggi kita ke tingkat nasional. Yang kedua, dengan kucuran dana dari ristek kita akan terbantu. Untuk penelitian dosen pemula itu Rp 20 juta satu penelitian, untuk penelitian terapan itu diatas Rp 30 juta," katanya.
Hadir sebagai pembicara utama guru besar dari IPB University, Prof Dr I Wayan Darmawan. Ia menyampaikan poin-poin penting kepada peserta agar penelitiannya lolos seleksi ristek dikbud.
"Jadi materi-materi yang saya berikan, pertama mengenai skema penelitian ristek dikbud, yang kedua bagi menyusun proposal yang inovatif dan kompetitif, dan yang ketiga adalah poin-poin apa saja yang perlu ditekankan dalam proposal ristek dikbud ini," ujarnya.
"Sebetulnya ada dua poin penting, bahwa pengusul itu harus memiliki kompetensi atau rekam jejak yang cukup bagus dalam penelitian, dan yang kedua dari segi substansinya, inovasi yang diteliti dalam penelitian itu sangat bagus dan luaran penelitian juga harus memiliki bobot yang sangat bagus sesuai dengan skemanya masing-masing," paparnya.
Melihat antusias dan semangat para peserta dalam mengikuti materi. Ia optimis peserta-peserta ini mampu bersaing menciptakan penelitian yang berkualitas dan kompetitif.
"Saya melihat antusias peserta, feedback yang mereka berikan, pertanyaan-pertanyaan mereka sampaikan, mudah-mudahan mereka lebih siap dalam menyusun proposal yang lebih baik dan kompetitif," imbuhnya.
Ia pun berharap, kelak penelitian para dosen-dosen ini mampu menciptakan ide-ide/inovasi-inovasi terbarukan yang bermanfaat untuk perkembangan dunia pendidikan, sosial maupun UMKM dan industri.
"Tentunya penelitian yang dilakukan harus menghasilkan novelty, tentunya novelty yang mampu memberikan dampak positif terhadap masyarakat, bisa dikembangkan atau diadopsi oleh masyarakat luas, UMKM dan industri," harapnya.
"Kemudian juga sangat penting untuk memperkaya pengembangan keilmuan, pembelajarannya, penyampaian perkuliahan kepada mahasiswa. Penelitian sangat mendukung dalam dunia pendidikan maupun sosial masyarakat," tutupnya. (*)
• KKM di Melawi, Perkenalkan IKIP PGRI Pontianak ke Masyarakat
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News