Lokal Populer

Merasa Dibohongi Pemda, Warga Kembali Tutup Jalan Kenukut Dedai

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga dari enam Desa di Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, memblokir ruas jalan Simpang Kenukut-Dedai, Senin 5 Desember 2022.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Warga dari enam Desa di Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, memblokir ruas Jalan Simpang Kenukut-Dedai pada Senin 5 Desember 2022.

Aksi penutupan jalan ini bentuk protes warga terhadap PT Bumi Sentosa Lestari (BSL) dan Pemkab Sintang.

Masyarakat menganggap PT BSL tidak memenuhi tuntutan warga dalam perbaikan dan pemeliharaan jalan Kenukut-dedai.

Warga juga kecewa karena Pemkab Sintang juga tidak memenuhi tuntutan warga untuk segera menganggarkan dana di APBD untuk perbaikan Jalan Poros Kenukut-Dedai.

Warna Sempurna untuk Menentukan Gaya Fotografi pada Kamera Fujifilm X-S10

Pantauan Tribun Pontianak di lokasi, aksi pemortalan jalan terjadi tepat di Simpang tiga Kantor Desa Nanga Deda.

Warga membentangkan spanduk bertuliskan "Jalan Ini Ditutup!!" dengan portal dan alat berat. Selain itu, angkutan sawit tidak diperbolehkan lewat.

Kendaraan roda dua masih bisa melintas jalan yang diportal warga. Aksi pemortalan Jalan Kenukut Dedai dijaga personel Polsek dan Koramil Dedai.

"Aksi ini bukan tiba-tiba. Ini merupakan sebuah ungkapnya kekecewaan yang sudah lama dirasakan masyarakat Dedai," kata Syahroni, koordinator lapangan.

Menurut Ronny, warga Dedai sudah sabar dengan janji-janji yang diumbar oleh pemerintah yang menyebut akan menganggarkan perbaikan Jalan Kenukut-Dedai pada tahun anggaran 2023. Namun, hingga APBD 2023 diketuk, tak ada anggaran yang dialokasikan.

"Kurang apa yang diberikan masyarakat Dedai, suara terbesar penyumbang, persentase tertinggi untuk kemenangan (Bupati Sintang Jarot Winarno)," tegas Roni.

Roni menyampaikan permohonan maaf apabila aksi pemortalan jalan mengganggu aktivitas masyarakat. Warga hanya menuntut janji pemerintah agar ruas jalan Kenukut-Dedai diperbaiki.

"Ini adalah opsi terakhir kami memutuskan untuk memortal jalan. Karena memang seperti beberapa kali diadakan pertemuan, sudah disepakati, kita sabar sampai saat ini. Pun hasilnya nol sampai APBD 2023 diketuk. Kita harus bersatu, mereka harus bertanggung jawab pada kita. Siapapun itu yang punya kewenangan, janji itu kita sudah bosan mendengarkan. Aksi kita menuntut tanggungjawab dari pemda," jelas Roni.

Tiada Kompromi Dengan Kualitas Build atau Fitur Kelas Atas Fujifilm X-S10

Dua Kali Blokir Jalan

Tercatat sudah dua kali warga Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, memblokir jalan.

Tuntutannya masih sama yaitu mendesak pemerintah memperbaiki ruas jalan Kenukut-Dedai.

Aksi pemblokiran jalan kembali dilakukan oleh warga pada Senin, 5 Desember 2022.

Warga sudah kecewa dengan pemerintah yang dinilai tidak menepati janji.

"Saat ketuk palu APBD 2023, jalan kita nol rupiah. Kena PHP lagi. Inilah puncak kekecewaan masyarakat, kita terus dibohongi oleh orang yang kita pilih," kata Abdul Gofar geram.

Pada 24 Juni 2021, warga juga menggelar aksi serupa.

Hasil mediasi dengan pihak PT BSL dan pemerintah saat itu disepakati ruas jalan Kenukut-Dedai akan diperbaiki.

Dan perusahaan juga berkewajiban melakukan perbaikan dan pemeliharaan Jalan Ruas Dedai- Kelam secara rutin.

Tak cukup dengan kesepakatan itu. Warga juga menyampaikan aspirasi pada Bupati Sintang, Jarot Winarno termasuk juga wakil Bupati, Melkianus.

 Jawaban mereka kata Gofar, akan dianggarkan di APBD tahun 2023.

"Ternyata tidak dianggarkan. Jalan sudah rusak, kasian anak sekolah sampai dorong motor," ujar Gofar.

Warga merasa tidak ada pilihan lain selain memblokir jalan supaya pemerintah segera memperbaiki kerusakan Jalan Poros Dedai. Bahkan, warga mengancam akan Golput pada Pemilihan Umum 2024.

Menurut Ustori, jawaban pemerintah selalu melimpahkan kewenangan perbaikan jalan pada perusahaan PT BSL. Sementara pihak perusahaan mengaku tidak mampu.

"Mau ke mana lagi kami mengadu, jadi kami memblokir jalan. Ini sebenarnya maunya aman, tapi gimana. Hampir 20 tahun Jalan Poros Dedai tidak ada perhatian. Kalau perlu portal ini kami tutup untuk perusahaan selama lamanya. Kalau pemda tidak mau memperbaiki. Yang dikerjakan 20 persen yang rusak 50 persen. Kalau tuntutan kami tidak dipenuhi pemerintah kami akan golput pada 2024," tegas Ustori.

Berita Terkini