TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLN Peduli, bekerjasama dengan WWF Indonesia melakukan program konservasi Penyu Hijau.
Konservaksi Penyu Hijau ini di Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) Taman Pesisir Paloh di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat pada Kamis, 17 November 2022.
Secara simbolis bantuan diserahkan langsung dari PLN kepada Kelompok Masyarakat (POKMAS) Wahana Bahari Paloh.
Bantuan konservasi penyu meliputi 1 unit motor patroli pantai untuk mendukung operasional pemantauan dan pengawasan pantai peneluran penyu.
Lalu pembuatan dapur umum di camping ground untuk mendukung pengembangan pariwisata edukasi alam dan penyu.
Dan bantuan 20 log sarang lebah kelulut untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat yang tergabung dalam POKMAS Wahana Bahari Paloh.
• Kelompok Sadar Wisata Tanjung Api Sambas Rutin Lepaskan Tukik Penyu Hijau
“PLN secara korporasi terus berkomitmen untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
Salah satunya mendukung upaya konservasi yang selama ini telah dilakukan WWF Indonesia.
Melihat penyu hijau yang saat ini berstatus rentan kepunahan.
Kami terpanggil untuk ikut berpartisipasi dalam menyelamatkan salah satu spesies penyu yang ada di Taman Pesisir Paloh ini,” jelas Manager Perizinan dan Komunikasi, Ade Putera Hasian.
Ade menambahkan, di tahun ini PLN juga memberikan dukungan dalam penilaian performa pengelolaan KKP3K Taman Pesisir Paloh melalui metodologi EVIKA (Evaluasi Efektifitas Pengelolaan Kawasan Konservasi).
Dan mendukung pelaksanaan aksi bersih pantai yang secara berkala dilakukan bersama dengan PFON (Plastic Free Ocean Network).
• PLN UIP KLB Umumkan Pemenang Kompetisi Anugerah Jurnalis 2022
Sepanjang 63 km garis pantai yang membentang dari Tanjung Belimbing hingga Tanjung Dato', Kecamatan Paloh adalah habitat terbesar kedua bagi penyu hijau (Chelonia mydas) di Indonesia.
Sebanyak kurang lebih 3700 penyu mendarat di pantai ini setiap tahunnya.
Namun, dengan tingkat perburuan penyu yang tinggi, ditambah dengan abrasi pantai dan kerusakan terumbu karang turut mengancam ekosistem dan habitat penyu hijau ini.