Ikatan pribadi dengan Tuhan Yesus dan sudut pandang-Nya merupakan satu hal yang tidak boleh diabaikan.
Bahaya besar dalam tugas misionaris adalah panggilan Allah digantikan dengan kebutuhan orang banyak, yaitu simpati manusiawi bagi kebutuhan itu akan sepenuhnya menggeser makna tugas dari Yesus.
Padahal, kebutuhan begitu sangat besar dan keadaan atau kondisi begitu sulit sehingga setiap kemampuan/daya pikiran gagal dan tidak akan berhasil.
Kita cenderung melupakan bahwa alasan besar di balik semua tugas misionaris terutama bukanlah peninggian derajat manusia, peningkatan pendidikan, atau pemenuhan kebutuhan mereka, melainkan pertama-tama dan terutama perintah Yesus Kristus.
“Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku ...” (Matius 28:19).
Bila menoleh kembali pada kehidupan para pria dan wanita milik Allah, kita cenderung berkata.
“Betapa baik dan mengherankan hikmat mereka dan betapa sempurnanya mereka memahami yang Allah kehendaki!”
Akan tetapi, kecerdasan pikiran di balik mereka ialah pikiran Allah, bukan hikmat manusia.
Kita memberikan pujian kepada hikmat manusia padahal seharusnya kita memberi pujian kepada tuntunan ilahi dan Allah, yang dipertunjukkan melalui orang-orang seperti anak-anak yang cukup “bodoh” untuk memercayai hikmat Allah dan perlengkapan-Nya yang adikodrati.
• Renungan Harian Kristen Selasa 25 Oktober 2022, Biarkan Allah Lakukan Menurut Cara dan Kehendak-Nya
Sumber: alkitab.mobi
(*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News