Sambas Alami Hari Tanpa Bayangan Senin 19 September 2022

Editor: Nasaruddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hari tanpa bayangan. Fenomena Hari Tanpa Bayangan terjadi di Sambas, 19 September 2022.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Fenomena hari tanpa bayangan akan terjadi di Sambas, Kalimantan Barat.

Menurut analisis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hari Tanpa Bayangan atau kulminasi di Sambas terjadi pada Senin 19 September 2022.

Fenomena hari tanpa bayangan akan terjadi pada pukul 11.36.47 WIB.

Periset Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang menjelaskan, fenomena ini disebabkan karena nilai deklinasi Matahari pada periode tersebut akan sama dengan lintang geografis wilayah Indonesia.

Event Pariwisata Kulminasi Matahari di Pontianak Dalam Persiapan untuk Digelar Lebih Meriah

Hal inilah yang menyebabkan Matahari akan berada tepat di atas kepala.

“Karena nilai deklinasi Matahari sama dengan lintang geografis wilayah Indonesia, maka Matahari akan berada tepat di atas kepala kita saat tengah hari," katanya di laman BRIN.

"Ketika Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari, sehingga fenomena ini dapat disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan Matahari,” jelas Andi.

Hari tanpa bayangan sendiri terjadi dua kali setahun untuk daerah yang terletak di antara Garis Balik Utara (Tropi of Cancer; 23,4O LU) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4O LS) atau di sekitar garis khatulistiwa.

Sementara, untuk daerah yang terletak di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan akan mengalami hari tanpa bayangan hanya sekali setahun, yakni Ketika Solstis Juni (21/22 Juni) maupun Solstis Desember (21/22 Desember).

Sedangkan di luar wilayah tersebut, matahari tidak akan berada di atas kepala (zenit) ketika tengah hari sepanjang tahun.

Di Indonesia sendiri nilai deklinasi Matahari bervariasi antara +6O hingga -11O (6O LU hingga 11OLS) sejak pekan kedua bulan September hingga pekan ketiga bulan Oktober.

“Deklinasi merupakan sudut apit antara lintasan semu Matahari dengan proyeksi ekuator Bumi pada bola langit atau disebut juga dengan ekuator langit,” terang Andi.

 

Berita Terkini