Doa Katolik

Renungan Katolik Senin 4 Juli 2022 Hari Minggu Biasa XIV Lengkap Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat ​​Katolik membawa gambar Santo Yohanes Pembaptis selama perayaan hari suci di San Juan Sacatepequez, Guatemala, pada 24 Juni 2022. Lihat renungan Katolik Senin 4 Juli 2022 hari Minggu Biasa XIV lengkap bacaan injil dan mazmur tanggapan.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Renungan Katolik Senin 4 Juli 2022 Hari Minggu Biasa XIV.

Lihat bacaan 1, bacaan injil dan mazmur tanggapan renungan harian katolik 4 Juli 2022.

Bacaan 1 diambil dari Hos. 2:13,14b-15,18-19 dan bacaan injil diambil dari Mat. 9:18-26.

Sementara mazmur tanggapan: 145:2-3,4-5,6-7,8-9 dan bait pengantar injil: 2Tim 1:10b.

Santo Santa Katolik Minggu 3 Juli 2022, Peringatan Santo Thomas Rasul Murid Yesus

Bacaan I: Hos. 2:13,14b-15,18-19

Inilah sabda Tuhan, “Aku akan membujuk umat kesayangan-Ku dan membawanya ke padang gurun, lalu berbicara menenangkan hatinya.

Di sana ia akan merelakan diri seperti pada masa mudanya, seperti ketika ia berangkat ke luar dari tanah Mesir.

Maka pada waktu itu, demikianlah sabda Tuhan, engkau akan memanggil Aku ‘Suamiku’, dan tidak lagi memanggil Aku ‘Baalku’.

Aku akan menjadikan dikau istri-Ku untuk selama-lamanya, dan Aku akan menjadikan dikau istri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.

Aku akan menjadikan dikau istri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 145:2-3,4-5,6-7,8-9

Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang.

1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.

2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.

3. Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan dimasyhurkan, orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.

4. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

Bait Pengantar Injil: 2Tim 1:10b

Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya

Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil: Mat. 9:18-26

Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat.

Ia menyembah Dia dan berkata, “Anakku perempuan baru saja meninggal; tetapi datanglah, letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka Ia akan hidup.”

Lalu Yesus pun bangun dan bersama murid-murid-Nya mengikuti orang itu.

Pada waktu itu seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.

Karna katanya dalam hati, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata, “Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”

Maka sejak saat itu juga sembuhlah wanita itu.

Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling serta orang banyak yang ribut, berkatalah Ia, “Pergilah! Karena anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia.

Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk.

Dipegang-Nya tangan si anak, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah.

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Renungan Katolik

Bacaan pertama diambil dan Kitab Hosea.

Nama Hosea sendiri dalam bahasa Ibrani (Hõšea) berarti ‘keselamatan’ atau ‘dia menyelamatkan’.

Nabi Hosea menjadi juru bicara Tuhan di hadapan umat israel yang ingkar janji dan tidak setia kepada-Nya.

Allah memberikan kesejahteraan pada israel dalam rupa gandum, anggur, dan minyak, tetapi Israel justru membangun dan menyembah patung Baal.

Telah berulang kali Allah memberikan pelajaran kepada Israel.

Kendati demikian, Allah tidak bermaksud menghancurkan umat-Nya.

Sebaliknya, Ia tetap ingin menyelamatkan umat-Nya, meski umat-Nya kerap ‘selingkuh’ (tidak setia) dengan menyembah berhala.

Kesempurnaan memang hanya milik Allah.

Melalui Hosea, Allah memperbarui perjanjian dan menyatakan niat-Nya kepada Israel: “Aku akan menjadikan engkau istri-Ku untuk selama-lamanya... dalam kesetiaan” (ay. 18, 19).

Allah ingin membangun relasi dengan umat-Nya seperti relasi suami-istri yang ditandai kesetiaan.

Tindakan Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sudah dua belas tahun sakit pendarahan serta menghidupkan anak perempuan seorang kepala rumah ibadat menandakan kesetiaan dan kepedulian Allah pada umat-Nya.

Kesetiaan-Nya tak mengenal batas.

Yesus menjelma karena diutus Bapa untuk menyelamatkan manusia dalam keutuhan jiwa dan badan.

Jika Allah telah sedemikian setia dan melakukan segala hal yang mungkin demi keselamatan kita, bagaimana sikap dan respons kita terhadap-Nya?

Dalam hal apa kita telah mengungkapkan kesetiaan kita kepada-Nya?

Hubungan kita dengan Allah itu sedekat relasi dan komunikasi kita dengan-Nya.

Semakin sering kita berkontak dengan Dia dalam doa dan perbuatan kasih seturut kehendak-Nya, semakin intim hubungan kita dengan Dia.

Sampai pada level ini, maka walau menjamah jumbai jubah-Nya saja, kekuatan kuasa Allah mengalir ke dalam diri kita.

Ya Bapa, bimbinglah kami untuk setia kepada-Mu seperti Engkau selalu setia menjaga dan melindungi kami. Amin.

Baca juga: Santa María Guadalupe García Zavala Orang Kudus Katolik 24 Juni, Pendiri Konggregasi Orang Sakit

Sumber: adiutami.com

(*)

[Update informasi seputar Katolik]

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkini