Ilmu Parenting

Saran untuk Membantu Orangtua, Peran dan Tindakan Ketika Anak Kena Bully di Sekolah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban perundungan seringkali dijauhi oleh para pelaku perundungan, dan membuat anak tidak memiliki teman.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Sekolah adalah sarana dan tempat untuk belajar untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik lagi.

Banyak kasus bully yang terjadi sehingga membuat para orangtua khawatir dengan hal tersebut.

Lalu, apakah "Tindakan Orangtua Ketika Mengetahui Anak Kena Bully atau Dirundung saat di Sekolah?"

Padahal, sudah semestinya, sekolah menjadi tempat yang aman bagi anak untuk berlindung dan belajar.

Sayangnya, sebagian anak menganggap sekolah merupakan salah satu tempat paling menakutkan dalam hidup mereka.

Orangtua Wajib Tahu, Ini Tanda Anak Jadi Korban Bullying

Anak menjadi korban perundungan atau bullying dari teman sekolahnya. Tidak jarang, korban perundungan berakhir meninggal dunia, seperti yang dialami siswa MTs di Kotamobagu, Sulawesi Utara baru-baru ini.

Biasanya korban bullying hampir tidak pernah mengadu atau menceritakan penganiayaan yang dialaminya.

Mereka cenderung menyimpan rasa sakit dan kesedihan rapat-rapat tanpa diketahui orang lain.

Oleh karenanya, sebagai orangtua kita perlu mengenali tanda-tanda anak menjadi korban perundungan yang dikutip dari Healtline.

Tanda anak menjadi korban bullying

Waspadai jika kita menemukan tanda-tanda ini pada anak:

  • Susah tidur atau insomnia
  • Sulit berkonsentrasi di kelas atau kegiatan lain
  • Sering beralasan untuk membolos sekolah, seperti mengaku pusing atau sakit perut
  • Mendadak menjauhi aktivitas yang disukai sebelumnya
  • Kabur dari rumah
  • Stres ketika pulang sekolah atau sehabis mengecek ponsel
  • Terdapat luka di tubuh yang tidak jelas penyebabnya
  • Penurunan nafsu makan
  • Separation anxiety atau kecemasan parah saat berpisah dengan orangtua
  • Nilai di sekolah menurun dan malas mengerjakan PR
  • Barang-barang pribadi anak hilang atau rusak tiba-tiba
  • Kehilangan teman dan menolak ajakan pertemanan

LIVE ILC tvOne Selasa (10/3) Dari Bullying Sampai Membunuh: Kenapa Anak-anak Kita Makin Kejam?

Peran orangtua membantu korban bullying

Apabila kita mencurigai anak mengalami perundungan di sekolah, terapkan langkah berikut.

1. Bicarakan dengan anak

Tidak semua anak korban perundungan akan menunjukkan gejala.

Terkadang, kita perlu bertanya secara langsung bagaimana keseharian anak di sekolah.

Awali percakapan dengan cara yang halus agar anak mau mengutarakan isi hatinya.

Kita bisa bertanya "apa ada masalah di sekolah?" atau "kamu pernah diganggu teman di sekolah?"

Sebelum mengajukan pertanyaan ini, pastikan kita sudah siap merespons jika pertanyaan-pertanyaan itu nantinya dijawab anak dengan kata "ya".

Yakinkan kepada anak, kita sebagai orangtua berusaha yang terbaik untuk melindungi anak dari perundungan. Buatlah anak merasa tidak sendirian atas perundungan yang dialami.

Kemudian, jangan lupa memuji kejujuran anak karena sudah menceritakan pengalamannya kepada kita.

Jika diperlukan, jangan ragu membicarakan kondisi anak kepada dokter anak atau psikolog terkait masalah ini.

Imbas Kasus Bullying Kim Garam, Karyawan HYBE Mengaku Malu Bekerja di Agensi BTS, Kenapa ?

2. Hindari mengajari anak untuk membalas dendam

Satu hal yang perlu dicatat, jangan mengajari anak untuk membalas dendam pada pelaku perundungan dengan menggunakan kekerasan.

Kita bisa menyarankan anak untuk segera meninggalkan tempat kejadian, atau melaporkan perundungan kepada guru yang dipercaya.

Saat berada di lingkungan sekolah, ingatkan anak agar tidak bepergian sendirian.

3. Melaporkan kepada pihak sekolah

Cara lainnya yaitu terjun langsung bertemu pihak sekolah, seperti wali kelas atau kepala sekolah tersebut.

Mintalah bantuan mereka untuk menjaga anak selama berada di sekolah. Kita dapat menemui pihak sekolah secara rutin demi memastikan apakah pengawasan itu berjalan efektif atau tidak.

10 Film Terbaik yang Bercerita Tentang Bullying, Kerap Terjadi di Sekitar Kita

4. Membantu anak supaya memiliki teman

Korban perundungan seringkali dijauhi oleh para pelaku perundungan, dan membuat anak tidak memiliki teman.

Solusinya, bantulah anak untuk mencari teman baru. Hubungan pertemanan bisa mencegah kasus perundungan serta memberikan dukungan sosial bagi korban.

5. Terapi untuk korban bullying

Pengalaman dirundung oleh teman-temannya di sekolah berisiko memicu gangguan mental pada anak.

Melalui bantuan psikolog anak atau psikiater, anak akan ditawarkan terapi mental seperti terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT).

Terapi ini terbilang efektif dalam membantu mengatasi gejolak emosional anak yang menjadi korban bullying.

Selain mengendalikan perasaan dan pikiran, CBT juga bisa membantu mengembalikan kepercayaan diri anak. Anak pun dapat memelajari cara mencegah perundungan. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkini