Ia menjenguk ke dalam dan melihat kain kafan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah juga Simon Petrus menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu.
Ia melihat kain kafan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kafan itu, tetapi agak di samping, di tempat yang lain, dan sudah tergulung.
Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai ke kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci, yang mengatakan bahwa ia harus bangkit dari antara orang mati.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Batu penutup makam bergeser, makam kosong, kain linen menjadi rata dan terlipat rapi.
Namun, hal itu tidak cukup untuk menyatakan kebenaran akan kebangkitan.
Bahkan, murid-murid-Nya berpikir bahwa jasad Yesus diambil oleh orang lain dan dipindahkan.
Petrus yang datang melihat hanya termenung kagum, tidak lebih dari itu.
Seharusnya Yohanes murid yang dikasihi melihat dan percaya. Namun, ternyata tidak demikian. Mereka malah ragu.
Iman akan kebangkitan Kristus tidak lantas menjadi otomatis ada dalam hati kita.
Apalagi kita hidup dalam panggung kehidupan yang penuh dengan hoaks, fitnah, dan radikalisme agama serta budaya.
Bahkan, kurang lebih dua tahun kita hidup di dalam ketidakpastian di tengah pandemi Covid- 19 yang tidak kunjung pergi dan kehidupan kita.