Kateri tetap teguh pada pendiriannya. Ia berdoa rosario setiap hari, bahkan meski sementara mereka mengejeknya.
Ia berlatih kesabaran dan menderita diam-diam. Tetapi, keadaan makin memburuk.
• Orang Kudus Katolik 16 April Santo Benediktus Yoseph Labre
Orang-orang sukunya semakin keras memperlakukannya hingga tindakan mereka cenderung mengarah pada kekerasan fisik.
Kateri menerima semua perlakuan tersebut dengan semangat cinta kasih, bahkan terhadap semua orang yang bermaksud jahat kepadanya.
Pater Jacques amat mengkhawatirkan keselamatan Kateri sehingga ia menasehati Kateri untuk segera meninggalkan Kelompok Kura-kura dan bergabung dengan Kelompok Indian Kristen di dusun Caughnawaga, Canada yang disebut Kelompok Misi St. Fransiskus Xaverius.
Agar dapat sampai ke sana, Kateri harus berjalan dengan kaki telanjang menempuh perjalanan sejauh 200 mil (± 322 km) melewati daerah-daerah yang masih liar.
Di tempat pengungsian, pada Hari Raya Natal 1677, Kateri menyambut Komuni Pertama.
Betapa hari yang membahagiakan. Pater Pierre Cholonec, seorang Yesuit, membimbing kehidupan rohaninya.
Kateri dan seorang perempuan Iroquois bernama Anastasia hidup sebagai seorang Kristiani yang penuh sukacita dan murah hati.
Mereka membaktikan seluruh hidup mereka bagi Yesus dengan merawat orang-orang tua dan orang-orang miskin.
Kateri dikenal karena kelembutan, kebaikan hati serta keramahannya.
Pada tanggal 25 Maret 1679, Kateri mengucapkan kaul kemurnian.
Namun, penderitaan Kateri masih terus berlanjut. Kesehatannya makin memburuk; ia sering menderita sakit kepala juga sakit perut yang hebat.
Segala penderitaan itu ditanggungnya dengan sabar hingga wafatnya pada tanggal 17 April 1680, satu bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dengan kata-kata terakhir “Yesus dan Maria" terucap di bibirnya.
Ketika Kateri wafat, imam dan semua yang hadir menyaksikan suatu mukjizat.
Saat jiwa Kateri yang suci itu meninggalkan dunia, wajahnya yang dulu bopeng berubah menjadi bersih dan memancarkan kecantikan jiwanya.