Ramadhan Kareem

Tips Menjaga Mulut Tetap Segar Selama Berpuasa

Editor: Dhita Mutiasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi seorang mengecek bau mulut.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Simak tips yang dapat diterapkan agar napas tetap segar selama melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. 

Banyak permasalahan yang ditemui pada saat berpuasa diantaranya nafas tidak sedap.

Tak hanya itu, sensasi mulut terasa kering dan bibir pecah-pecah turut menemani kita di tengah hari.

Namun mengapa napas kita selama puasa menjadi lebih buruk dari biasanya padahal kita sudah menggosok gigi setelah sahur?

Dokter gigi Ciara Hendy mengatakan dalam artikel the Dental Studio bahwa kurangnya produksi ludah di dalam mulut dapat menimbulkan bau mulut.

Jenis - jenis Makanan Terbaik untuk Berbuka Puasa dan Sahur

Saliva atau air ludah berfungsi untuk mengurangi munculnya bakteri di dalam mulut.

Saat puasa, produksi air ludah kita berkurang dan mulut memiliki proteksi yang lemah dari bakteri mulut yang menyebabkan aroma tidak sedap atau yang disebut juga halitosis.

Setelah berbuka, kelenjar saliva kita akan terstimulasi kembali dan melawan bakteri mulut.

Lalu, bagaimana cara mencegah bau mulut dan dehidrasi saat puasa?

Kuncinya adalah dengan menjaga kebersihan mulut dan hidrasi.

Inilah selengkapnya tips yang dapat diterapkan jika Anda ingin napas tetap segar selama melaksanakan ibadah puasa:

1. Gosok gigi

Seperti yang kita ketahui, menjaga kebersihan mulut adalah cara paling ampuh untuk menghindari bau mulut.

Gosok gigi selama 2 hingga 3 menit dengan pasta gigi berfluoride setelah sahur dan buka untuk mengurangi penumpukkan plak. 

2. Pembersih lidah

Menjaga kebersihan gigi dan mulut tidak hanya dilakukan lewat menggosok gigi saja. Kita juga perlu memastikan kebersihan lidah.

Gunakan pembersih lidah untuk mengurangi bakteri yang menempel di lidah dan menjaga mulut tetap sehat.

Cara-cara Menyiapkan Tubuh untuk Berpuasa Selama Ramadhan 1443 H

3. Hindari makanan penyebab bau mulut

Saat berbuka, hindari mengonsumsi makanan yang menimbulkan bau mulut, seperti bawang bombay, bawang putih, dan makanan pedas.

Menurut Beddington Dental Clinic, makanan yang pedas dapat memicu GERD atau asam lambung naik dan menyebabkan bau mulut.

4. Hindari minuman berkafein

Hindari minuman berkafein seperti teh dan kopi karena mereka memiliki efek diuretik yang membuat pusing, sakit kepala, dan mulut kering.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyebab utama bau mulut adalah kurangnya hidrasi dalam mulut.

Sehingga, mulut kering atau kurangnya produksi saliva akibat konsumsi minuman berkafein dapat menjadi pemicu bau mulut.

5. Hindari makanan tinggi gula dan garam

Jauhi makanan yang tinggi akan garam dan gula untuk menghindari dehidrasi.

Perlu diingat, untuk menghidari bau mulut pastikan konsumsi makanan yang menghidrasi tubuh dengan baik sehingga terhindar dari mulut kering.

Mandi sebelum Puasa Dilakukan Kapan ? Cek Bacaan Doa Mandi Sunah Puasa Ramadhan Arab Latin & Artinya

6. Perhatikan jeda gosok gigi setelah berbuka puasa

Setelah membatalkan puasa, sangat penting untuk menunggu selama 30 - 60 menit untuk menggosok gigi.

Hal ini dilakukan agar air ludah dapat memiliki kesempatan untuk membasuh sisa makanan secara alami dan memberi waktu untuk mulut Anda kembali ke level pH yang normal.

Melakukan kebiasaan ini juga untuk menghindari makanan asam yang merusak enamel gigi di saat keadaannya yang lemah.

Bahan Alami untuk Atasi Bau Mulut

Merangkum dari Medical News Today, ada beberapa bahan alami yang terbukti bisa mengatasi bau mulut di antaranya:

1. Air

Mulut kering adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan halitosis serta masalah kesehatan mulut lainnya.

Mulut kering terjadi ketika kelenjar ludah di dalam mulut tidak menghasilkan cukup air liur untuk membilas sisa-sisa makanan dari mulut.

Padahal, air liur membantu mengontrol tingkat bakteri mulut.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan mulut kering.

Penyebab paling umum adalah dehidrasi.

Selain itu, obat-obatan dan diet juga dapat mempengaruhi kelembapan di dalam mulut.

Tidak ada rekomendasi ketat untuk asupan air harian.

Namun, Dewan Makanan dan Gizi Amerika Serikat menyarankan 2,7 liter (l) per hari untuk wanita dan 3,7 liter per hari untuk pria.

Jumlah ini termasuk air dalam makanan dan minuman.

2. Teh hijau

Teh hijau adalah teh kaya antioksidan yang terbuat dari daun tanaman Camellia sinensis .

Antioksidan yang paling melimpah dalam teh hijau adalah Epigallocatechin-3-gallate (EGCG).

Penelitian menunjukkan EGCG mungkin memiliki banyak efek menguntungkan pada kesehatan.

Sebuah studi laboratorium menyelidiki efek EGCG pada jaringan gusi manusia.

Studi menunjukkan bahwa EGCG memicu sel-sel di gusi untuk melepaskan bahan kimia antimikroba.

Bahan kimia ini menargetkan Porphyromonas gingivalis (P.gingivalis), yang merupakan jenis bakteri yang berkontribusi terhadap penyakit gusi dan halitosis.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah hasil penelitian berbasis laboratorium ini berlaku untuk lingkungan mulut manusia.

3. Minyak kayu manis

Sebuah studi laboratorium pada tahun 2017 menyelidiki efek minyak kayu manis pada bakteri S. moorei.

Minyak kayu manis menunjukkan efek antibakteri yang kuat terhadap S. moorei.

Minyak ini juga mengurangi kadar hidrogen sulfida VCS.

Para peneliti juga menemukan bahwa minyak kayu manis tidak menyebabkan kerusakan pada sel-sel gusi manusia.

Mereka menyimpulkan bahwa menambahkan minyak kayu manis ke produk kebersihan mulut dapat membantu mengendalikan halitosis.

Namun, penelitian lebih lanjut yang melibatkan peserta manusia diperlukan untuk mendukung klaim ini.

4. Yoghurt probiotik

Probiotik adalah bakteri hidup yang bermanfaat bagi kesehatan.

Makan makanan yang melapisi mulut dengan probiotik bisa membantu mengurangi kadar bakteri jahat di mulut sehingga dapat mengatasi bau mulut.

Semua yogurt mengandung probiotik karena bakteri ini diperlukan untuk mengubah susu menjadi yogurt.

Namun, yogurt probiotik memiliki tingkat bakteri menguntungkan yang lebih tinggi.

Sebuah studi tahun 2017 membandingkan efek yogurt probiotik dan permen karet xylitol pada jumlah bakteri Streptococcus mutans (S. mutans) dalam air liur.

Penelitian ini melibatkan 50 partisipan yang air liurnya menunjukkan kadar S. mutans yang tinggi.

Peneliti membagi peserta menjadi dua kelompok.

Satu kelompok makan 200 gram yogurt probiotik per hari sementara kelompok lain mengunyah dua permen karet xylitol tiga kali sehari setelah makan.

Peserta di kedua kelompok menunjukkan penurunan S. mutans dari hari pertama percobaan.

Pengurangan ini tertinggi selama minggu kedua pengobatan.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.

Oleh karena itu, makan yogurt probiotik mungkin sama efektifnya dalam mencegah kerusakan gigi dan mengobati halitosis seperti mengunyah permen karet xylitol.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Menjaga Mulut Tetap Segar Selama Puasa".

Berita Terkini