TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Minyak Goreng Rp 14.000 per liter yang jadi kebijakan pemerintah sulit didapatkan.
Beberapa warga mengeluhkan ketiadaan minyak goreng di ritel dan toko.
Sejauh ini, warga hanya menemukan minyak goreng dengan harga di atas Rp 14 ribu.
Warga Ambawang, Juni mengatakan, sudah berkali-kali ke beberapa ritel terdekat.
Namun penjaga toko menyatakan stok kosong.
• Catat! Kapan Waktu Minyak Goreng di Pasar Tradisional Seharga Rp.14 Ribu, Kemendag Buka Keran Aduan
Dirinya mencoba membeli ke ritel yang lebih jauh dari rumahnya.
"Tapi tetap sama saja. Tidak ada. Aneh," katanya, Kamis 27 Januari 2022.
Menurutnya, kebijakan pemerintah soal minyak goreng Rp 14 ribu belum pernah dirasakannya.
Dirinya hanya mendengar kabar mengenai adanya warga yang antre demi mendapat minyak tersebut.
"Tapi tidak tahu juga yang antre itu di mana. Pastinya di sini tidak ada," katanya.
Program minyak goreng satu harga ini sejatinya sudah berjalan atau didistribusikan ke ritel modern sejak seminggu yang lalu.
"Belum pernah dapat minyak promo selama ada minyak murah. Ngomongnya enggak ada stok kosong dll," tulis pengguna Facebook Nova Anggraini di grup Facebook Promo Alfamart & Indomaret.
Hal serupa juga dialami pengguna Facebook Dian Yesaku.
Ia mengaku kesulitan mendapatkan minyak di ritel Alfamart.
"Sama bun 4 harian tiap hari datangi selalu kosong akhirnya males juga ke Alfamart," tulisnya.
• Minyak Goreng Subsidi Masih Sulit Didapat di Sekadau, Ini Kata Dinas Koperasi
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, kelangkaan minyak goreng di ritel modern bukan tanggung jawab Aprindo melainkan pihak distributor dan produsen.
Dia menyebut Aprindo hanya penyedia tempat untuk distribusi bukan pemasok.
"Masalahnya bukan di ritel, karena ritel enggak bisa produksi minyak. Masalahnya itu di pasokan para distributor," kata Roy.
Dia menilai pihak distributor dan produsen tidak menjalankan komitmennya dalam mendukung program pemerintah, sehingga pasokan ke ritel menjadi terbatas.
"Distributor dan produsen ini tidak komitmen terhadap program pemerintah. Kalau Aprindo kan sudah komitmen," ungkap dia.
Sementara itu, Corporate Communication GM PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfmart) Nur Rachman mengaku semua ritel memang sedang kekurangan stok minyak goreng Rp 14.000 per liter.
Menurut dia, hal tersebut terjadi lantaran pasokan yang lambat dari produsen minyak goreng.
"Intinya semua ritel jadi kewalahan karena kekurangan stok," kata Nur Rachman.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan, pemerintah terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dengan harga terjangkau.
Terkait tingginya harga minyak goreng, Pemerintah menetapkan kebijakan satu harga minyak goreng denganharga setara Rp14.000/liter.
Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga merupakan upaya lanjutan Pemerintah untuk menjamin ketersediaan minyak goreng dengan harga terjangkau.
Melalui kebijakan ini, seluruh minyak goreng, baik kemasan premium maupun kemasan sederhana, akan dijual dengan harga setara Rp14.000/liter untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga serta usaha mikro dan kecil.
Sebagai awal pelaksanaan, penyediaan minyak goreng dengan satu harga akan dilakukan melalui ritel modern yang menjadi anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), dan untuk pasar tradisional diberikan waktu satu minggu untuk melakukan penyesuaian.
“Ritel modern akan menyediakan minyak goreng dengan harga Rp14.000/liter yang dimulai pada hari Rabu, 19 Januari 2022, pukul 00.01 waktu setempat, dan kepada masyarakat diharapkan tidak memborong (panic buying)karena stok minyak goreng dalam jumlah yang sangat cukup,” tambah Mendag.
Pemerintah, melalui Badan Pengelola Dana PerkebunanKelapa Sawit (BPDPKS), telah menyiapkan dana sebesar Rp7,6 triliun yang akan digunakan untuk membiayai penyediaan minyak goreng kemasan bagi masyarakat sebesar 250 juta liter per bulan atau 1,5 miliar liter selama enam bulan.
Kebijakan ini, kata Mendag, telah disosialisasikan kepada semua produsen minyak goreng dan ritel modern, dan pada prinsipnya baik produsen maupun ritel modern mendukung kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga minyak goreng.
Sampai dengan saat ini, sebanyak 34 produsen minyak goreng telah menyampaikan komitmennya untuk berpartisipasi dalam penyediaan minyak goreng kemasan dengan satu harga bagi masyarakat.