TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kafidan, begitulah warga desa memanggil nama petani asal Desa Pelimpaan Kecamatan Jawai, Kabupten Sambas, Kalimantan Barat.
Kafidan pemilik nama asli Kasim itu adalah petani muda berkemajuan yang telah menikmati hasil panen dari berkebun di desanya. Kafidan genap tiga tahun menyelami dunia berkebun dengan menanam cabai, tomat dan melon.
Ia merupakan alumnus Politeknik Negeri Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Kafidan bercerita belum lama ini Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi datang menemuinya untuk memberikan apresiasi dan motivasi.
• Fahrur Rofi Sebut Indomaret dan Indogrosir Siap Pasarkan Hasil Petani dan UMKM Masyarakat Sambas
“Kemarin sempat berjumpa Wabup Sambas Fahrur Rofi, beliau datang memberikan motivasi ke saya. Wabup juga menularkan jiwa jiwa dan semangat berkebun untuk kami di desa,” katanya kepada Tribun Pontianak Minggu 2 Januari 2022.
Kafidan mengatakan dorongan yang disampaikan Wabup membuatnya tambah bersemangat berkebun. Tak hanya itu, bagaimana membangun pemuda pemuda yang kreatif dan mau membagi ilmu.
Kofidan bercerita termotivasi berkebun karena ingin memiliki pekerjaan secara mandiri.
“Motivasi berkebun saya menjadi petani untuk memberikan peluang kerja yang mandiri, dan dapat membantu sesama,” ujarnya.
Selain itu Kafidan ingin menciptakan peluang kerja bagi warga di desanya.
“Membuka lowongan kerja untuk orang lain. Buat kawan kawan untuk ibu ibu di desa,” tuturnya.
Kafidan menanam cabai, tomat dan melon. Sejak memulai berkebun, Tahun 2020 lalu, penghasilan dari panen mencapai Rp 3 Juta per minggu.
“Dari awal berkebun hanya penghasilan perminggu hanya sekitar Rp3 Juta per minggu dengan bermodalkan awal Rp 3,5 Juta,” katanya.
Proses berkebun Kafidan hadapi mengalami cukup kendala. Profesi berkebun itu mulai ia geluti sejak lulus kuliah.
“Mengalami kesulitan dan kegagalan, kegagalan tersebut pernah membuat saya kehilangan semangat, sampai sampai pernah melamar kerja menjadi operator eksapator ke Negeri Malaysia, Brunai, bahkan di dalam negeri di Kalimantan Timur,” katanya.
Setelah pulang merantau Kafidan masih penasaran dengan hasil berkebun, ia kembali terjun menggarap tanahnya.