TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Dalam islam ada kemudahan yang diberikan dalam melaksanakan sholat wajib.
Dalam praktiknya Sholat Jamak dan Qashar dimana keduanya merupakan bentuk keringangan atau rukhsah.
Apabila seseroang tengah dalam perjalanan atau bepergian sebagai seroang musafir dengan jarak tempuh minimal 2 marhalah.
Dalam hitungannya sekitar 80 kilometer lebih.
Seseorang boleh melakukan sholat jamak artinya menggabungkan dua sholat fardu seperti sholat Dzuhur dan Ashar.
Dikerjakan dalam satu waktu, apakah di waktu Dzuhur disebut Jamak Tadim dan di waktu Ashar disebut Jamak Takhir.
Selain itu bisa juga diQashar atau diringkat apabila memang tidak memungkinkan untuk melaksanakan sholat secara normal, selain bepergian dalam kondisi perang.
Boleh mengqashar sholat yang jumlahnya 4 rakaat, selain dari 4 rakaat maka tidak boleh.
Bisa juga dengan melaksanakan Sholat Jamak Qashar, artinya menggabungkan dua sholat sekaligus meringkasnya.
• Cara Sholat Jamak 4 Sholat Fardu Dzuhur Ashar Magrib dan Isya dan Niat Jamak Arab Latin
Jenis Sholat Jamak
Sholat Jamak Qashar Takdim : Menggabungkan dan meringkas sholat di waktu sholat pertama seperti Dzuhur dan Ashar dikerjakan di waktu Ashar.
Sholat Jamak Qashar Takhir : Menggabungkan dan meringkas Dzuhur dan Ashara dikerjakan di waktu Ashar, namun harus diawali dengan niat jamak takhir saat memasuki waktu Dzuhur.
Pasangan Sholat wajib yang bisa dijamak hanya ada 4 yaitu Dzuhur, Ashar, Magri dan Isya. Sementara Subuh tidak bisa di jamak.
Sholat jamak dan qashar harus dilaksanakan secara beruntun, artinya setelah mendirikan sholat pertama langung dilanjutkan dengan sholat kedua tanpa jeda.
Apabila hanya Sholat Qashar saja maka hanya diringkat dan pelaksanaannya harus tepat pada waktu masing-masing sholat.
* Niat sholat Jamak Takdim
- Dzhuhur dengan Ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى
Usholli Fardo Dzuhri Arba'a Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bil 'Asri Jam'an Taqdimin Lillahi Ta'ala
“Sengaja aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”
- Maghrib dengan ‘Isya
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى
Usholli Fardo Maghribi Tsalasa Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bil'isyai Jam'an Taqdimin Lillahi Ta'ala
“Sengaja aku shalat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan ‘Isya karena Allah Ta’ala.”
*Niat Sholat Jamak Takhir
- Dzuhur dengan ‘Ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى
Usholli Fardo Dzuhri Arba'a Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bil'Asri Jam'an Takhiran Lillahi Ta'ala
“Sengaja aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”
- Magrib dengan Isya
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى
Usholli Fardo 'Ashri Arba'a Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bildzuhri Jam'an Takhiran Lillahi Ta'ala
“Sengaja aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”
* Niat Sholat Qashar
اُصَلّى فَرْضَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا للهِ تَعَالى
“Saya berniat shalat dzuhur dua rakaat diqashar karena Allah Ta’ala”
* Niat Sholat Jamak Qashar Takdim
اُصَلّى فَرْضَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ العَصْرُ جَمْعَ تَقْدِيْمًا للهِ تَعَالَى
“Saya berniat shalat duhur dua rakaat digabungkan dengan shalat ashar dengan jamak takdim, diqashar karena Allah Ta’ala”
* Niat Sholat Jamak Qashar Takhir
اُصَلّى فَرْضَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَِى الظُهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمًا للهِ تَعَالَى
“Saya berniat shalat asar dua rakaat digabungkan dengan shalat dzuhur dengan jamak takdim, diqashar karena Allah Ta’ala”
Orang yang Boleh Menjamak Sholat
1. Sedang Arafah dan Muzdalifah.
Bagi kaum muslimin yang sedang melaksanakan ibadah haji, disyari’atkan untuk menjamak shalat fardu ketika berada di Arafah dan di Muzdalifah.
2. Musafir
Seorang musafir (perjalanan jauh ) atau hendak melaksanakan musafir diizinkan untuk menjamak shalatnya.
3. Darurat atau Ada Halangan
Seseorang berada dalam keadaan yang berhalangan untuk mengerjakan shalat pada waktunya, seperti karena suatu keperluan yang sangat mendesak, menjaga orang sakit, seorang dokter yang melakukan tindakan darurat, operasi, atau terjebak macet di jalan tol. Di perkenankan untuk menjamak shalatnya.
4. Lupa Sholat
Ketika seseorang lupa mengerjakan satu shalat dia ingat setelah waktunya berlalu. Maka dia wajib mengerjakan (mengqadha ) shalat itu.
5. Wanita Haid
Manakala seorang wanita merasa bahwa haid sudah kering (sudah berhenti) di penghujung waktu ashar, maka wanita ini diperintahkan untuk bersuci dari hadats besar.
Kemudian bersegeralah untuk melaksanakan shalat zuhur dan ashar yang belum dikerjakan itu, artinya bahwa shalat zuhurnya dijamak ke ashar (jamak ta’khir).
Begitu pula ketika wanita ini merasa (mengetahui) bahwa darah haidnya sudah berhenti (kering) di waktu larut malam (belum waktu subuh), maka dia dapat bersegera bersuci dari hadats besar (haid)nya, apakah dengan cara mandi atau dengan tayamum.
Kemudian bersegeralah mengerjakan shalat magrib dan isya dengan cara jamak ta’khir.
( Update Berita Khazanah Islam )
(*)