TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Proses penyelidikan dugaan kasus pembunuhan ibu dan putrinya di Subang, Jawa Barat (Jabar) memasuki hari ke-48, Senin 4 Oktober 2021.
Terbaru, makam kedua korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu dibongkar untuk kepentingan autopsi jenazah.
Ahli forensik dr Sumy Hastry atau yang karib disapa dr Hastry ikut melakukan autopsi jenazah Tuti dan Amalia.
Sebelumnya, autopsi pernah dilakukan di RS Sartika Asih Bandung setelah kedua korban ditemukan tewas.
Namun, karena pembunuh Tuti dan Amalia belum juga terungkap, polisi melakukan autopsi ulang.
Akhirnya, jasad Tuti dan Amalia yang sudah sebulan lebih dikubur itu harus digali lagi makamnya.
Proses pembongkaran makam dimulai pada pukul 14.00 WIB pada, Sabtu 2 Oktober 2021 lalu.
• Makam Dibongkar Lagi! Hasil Autopsi Ulang Korban Pembunuhan Kasus Subang Ungkap Fakta Baru?
Hal itu diungkapkan penggali kubur Waryana yang ditugaskan menggali makam Tuti dan Amalia.
"Pertama gali jam 2, selesai kira-kira setengah tiga, yang ibunya terus anaknya," ucap Waryana saat ditanya wartawan, Sabtu 2 Oktober 2021, dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Waryana menambahkan, jasad Tuti terlebih dahulu dilakukan autopsi oleh pihak kepolisian, kemudian dilanjut dengan jasad Amalia.
"Bu Tuti yang pertama, yang kedua anaknya, satu-satu, sudah selesai ibunya langsung dikubur lagi, lalu menggali makam anaknya langsung," katanya.
Setelah itu, tim forensik dari Polres Subang dibantu Polda Jabar dan Mabes Polri melakukan autopsi ulang selama 3 jam.
Proses autopsi diketahui baru selesai sekira sebelum maghrib atau pukul 17.00 WIB.
Autopsi ulang yang dilakukan oleh pihak kepolisian ini, digelar secara tertutup, tak boleh ada satu warga atau keluarga korban yang hadir.
Pihak Mabes Polri mengerahkan belasan tim forensik terhebat untuk autopsi ulang jasad korban pembunuhan ibu dan anak di Subang.
"Berapa orang yang melakukan autopsi? Ada 10?" tanya wartawan kepada penggali kubur.
"Ada banyak, lebih (dari 10 orang)," papar Waryana.
• Pengakuan Yosef Terbaru di Kasus Subang - Mulai Log Telepon hingga Perbuatan di Hari Kejadian
Satu di antara ahli forensik yang diterjunkan polisi adalah dr Hastry.
Hal tersebut terlihat dari laman Instagram Story dr Hastry, @hastry_forensik.
Dari pantauan TribunnewsBogor.com di akun Instagram-nya, tampak dr Hastry tengah mengenakan seragam khusus warna biru.
Kemudian, bersama rekan-rekan yang lain, dr Hastry pun memulai untuk autopsi jenazah Tuti dan Amalia.
"Bismillah, mulai merumput lagi," tulis dr Hastry, Sabtu 2 Oktober 2021.
Setelah pukul 17.00 WIB, dr Hastry pun memberi kabar kalau autopsi selesai.
Ia mengaku yakin kalau penyebab sebenarnya kematian Tuti dan Amalia yang tewas itu akan segera terungkap.
Tak hanya itu, pelaku pembunuhan keji ibu dan anak di Subang tersebut juga akan terbongkar.
"Alhamdulillah, ini baru selesai TKP Subang. Pasti terungkap," tulis dr Hastry.
Sang ahli forensik ini mengaku sangat bersemangat melakukan tugasnya demi menguak kebenaran di balik pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Bahkan dr Hastry ikut mendoakan kedua almarhumah Tuti dan Amalia agar bisa meninggal dengan tenang.
"Semangat nanti lanjut malam lagi. Semangat demi kemanusiaan, kasihan almarhumah menunggu. Biar korban tenang di sana," ucap dr Hastry.
Setelah itu, dr Hastry menyempatkan diri untuk berfoto di depan kantor Polres Subang.
Dalam caption, dr Hastry menyebut kebenaran akan segera terungkap.
"Percaya kamu bisa..karena utk kebaikan dan menolong sesama …Tuhan akan kasih kemudahan
#semoga terungkap #pasti terungkap #dokter polwan forensik #nevergiveup #kebenaran diatas segalanya," tulis dr Hastry.
• Update Kasus Pembunuhan di Subang, HP Amalia Masih Menyala Ketika Dihubungi Yosef di Hari Kejadian
3 Hari Terakhir, Warga Sekitar TKP Pembunuhan Perketat Keamanan
Di sisi lain, Kepala Desa (Kades) Jalaganjak, Indra Zaenal Alim membeberkan warga di sekitar TKP pembununan memperketat keamana selama tiga hari terakhir.
Indra meminta setiap warga yang jaga siskamling untuk melakukan patroli keliling kampung dua jam sekali untuk mengantisipasi keresahan warga.
Bahkan, pengetatat keamanan itu berlangsung hingga pukul 04.00 dini hari.
"Semenjak kejadian, siskamling kita terus ditingkatkan setiap RT, tadi saya mendapat laporan terlah selesai tahlilan di RT 18 dimana almarhumah tinggal."
"Ketua RT nya melaporkan bahwa sudah tiga hari ini mereka meningkatkan siskampling dengan 2 jam sekali mereka mengadakan keliling sampai dengan jam 4 subuh," kata Indra, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Senin 4 Oktober 2021.
Hal itu dilakukan lantaran Indra menyebut sejumlah pihak masih merasa resah karena pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat belum juga tertangkap.
Indra menyampaikan, kekhawatiran itu dipicu karena warga tidak ingin kejadian serupa kembali terjadi.
"Sebenarnya masyarakat resahnya kalau memang pelaku pembunuhan belum tertangkap, jadi mereka merasa resah kalau ada kejadian kembali, dan mereka juga menduga-duga ketika pelaku ini belum tertangkap," jelas Indra. (Tribunnews.com/Maliana, TribunnewsBogor/Uyun, Kompas TV)