“but He has said to me, “My grace is sufficient for you (My lovingkindness and My mercy are more than enough—always available - regardless of the situation); for (My) power is being perfected (and is completed and shows itself most effectively) in (your) weakness...”
2 Corinthians 12:9 AMP
I am proud of you..".
Biodata Greysia Polii
Kemenangan Greysia Polii / Apriyani Rahayu ini sekaligus menjadi sejarah baru badminton Indonesia di olimpiade.
Untuk kali pertama sejak cabang olahraga badminton resmi dipertandingkan di Olimpiade pada Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia mampu mengirim wakilnya ke final dan merebut medali emas.
Artinya, tujuh edisi olimpiade sebelumnya, Indonesia tak mampu menempatkan satu wakil pun di empat besar.
Perjuangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu tentu membuat Indonesia bisa sedikit tersenyum. Sebab, selangkah lagi mereka bisa berkalung medali.
Hanya saja, mereka perlu meraih kemenangan pada semifinal menghadapi wakil Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan.
Greysia Polii merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi.
Besar di Manado akhirnya keluarga Greysia Polii pindah ke Jakarta agar Greysia Polii dapat mengejar cita-citanya sebagai atlet badminton.
Sejak kecil Greysia Polii sudah menunjukkan bakatnya dalam bidang olahraga tersebut.
Keluarga Greysia Polii memang menggemari olahraga jadi tidak heran kalau Greysia Polii sudah familiar dengan badminton semenjak berusia tiga atau empat tahun.
Saat tinggal di Manado, Greysia Polii melihat anak-anak yang bermain badminton di lapangan terbua dekat rumahnya.
• Ganda Indonesia Greysia Polii Apriyani Rahayu Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020
Meski awalnya hanya menggunakan raket yang terbuat dari kayu dan papan triplek, bakat alami Greysia Polii mulai terlihat.
Sang ibu bahkan pernah menjual bajunya untuk membelikan Greysia Polii sebuah raket.