TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ada enam perusahaan yang siap memasok laptop lokal sebanyak 718.000 unit di tahun ini, dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang sudah memenuhi ketentuan pemerintah.
Keenamnya yakni PT Zyrexindo Mandiri Buana, PT Tera Data Indonusa, PT Supertone, PT Evercoss Technology Indonesia, PT Bangga Teknologi Indonesia, dan PT Acer Manufacturing Indonesia.
Pemerintah Indonesia mempercayakan pembuatan laptop produk dalam negeri untuk kebutuhan digitalisasi sekolah.
Tentunya, ini merupakan langkah baik di tengah membanjirnya barang-barang teknologi luar negeri di pasar Indonesia, khususnya laptop.
(Update berita techno lainnya disini)
• Apa itu Laptop Merah Putih ? Produk Dalam Negeri Dipesan Nadiem Makarim untuk Digitalisasi Sekolah
Pemerintah Indonesia berupaya mengurangi ketergantungan impor dari luar negeri melalui pemberdayaan produk dalam negeri.
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2021, berikut ini spesifikasi minimal laptopnya :
- Tipe prosesor core: 2, frekuensi: > 1,1 GHz, Cache: 1 M;
- Memori standar terpasang: 4 GB DDR4;
- Hard drive: 32 GB;
- USB port: dilengkapi dengan USB 3.0;
- Networking: WLAN adapter (IEEE 802.11ac/b/g/n);
- Tipe grafis: High Definition (HD) integrated;
- Audio: integrated;
- Monitor :11 inch LED;
- Daya/power: maksimum 50 watt;
- Operating system: chrome OS;
- Device management: ready to activated chrome education upgrade (harus diaktivasi setelah penyedia ditetapkan menjadi pemenang);
- Masa Garansi: 1 tahun.
Meningkatkan Produk TIK Dalam Negeri
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, permasalahan utama belanja pemerintah pada bidang pendidikan adalah masih rendahnya belanja produk TIK buatan lokal dibandingkan dengan produk impor.
Atas dasar itu, pemerintah berupaya meningkatkan penggunaan produk TIK buatan lokal di sektor pendidikan, khususnya laptop.
Oleh karenanya, disiapkan anggaran Rp 17 triliun untuk pengadaan produk TIK lokal hingga 2024.
"Maka, untuk tujuan utama meningkatkan produk TIK dalam negeri, dilakukan melalui pengadaan barang pemerintah yang ditargetkan Rp 17 triliun di 2021. Jadi selama sekitar empat tahun ke depan kita akan belanjakan sebanyak itu," ungkap Luhut dalam konferensi pers virtual, Kamis 22 Juli 2021.
Ia menjelaskan, pada tahun 2021 saja, anggaran kebutuhan pengadaan laptop oleh Kemendikbud Ristek dan pemerintah daerah (pemda) mencapai Rp 3,7 triliun dengan 431.730 unit laptop.
Secara terperinci, pengadaan 189.165 unit laptop senilai Rp 1,3 triliun akan dibiayai langsung dari APBN 2021, sedangkan untuk 242.565 unit laptop senilai Rp 2,4 triliun diberikan melalui dana alokasi khusus (DAK) fisik pendidikan.
"Saat ini pemerintah pun sudah melakukan penandatanganan kontrak (dengan pihak industri) atas penggunaan produk TIK dalam negeri senilai Rp 1,1 triliun," kata dia.
Terkait hal ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan, pemerintah akan mengalokasikan dana senilai Rp 2,4 triliun untuk membeli 240.000 laptop produk dalam negeri (PDN).
• Tips Membeli Laptop Bekas untuk Mengurangi Risiko Kerusakan
Bagian dari Program Digitalisasi Sekolah
Pengadaan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) itu merupakan bagian dari program digitalisasi sekolah.
Nantinya, perangkat ini akan dibagikan ke sekolah dari berbagai jenjang pendidikan, baik formal maupun nonformal.
"Pemerintah mengalokasikan Rp 2,4 triliun untuk dana alokasi khusus (DAK) pendidikan tahun 2021 di tingkat provinsi, kabupaten/kota untuk pembelian 240.000 laptop," terang Nadiem, dikutip dari KompasTV pada Jumat 30 Juli 2021.
Adapun produksinya, tambah Nadiem, akan dikembangkan oleh konsorsium bentukan Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Konsorsium itu bekerja sama dengan industri TIK dalam produksi tablet dan laptop Merah Putih untuk sekolah tersebut.
Nantinya, 400 SMK dan politeknik turut dilibatkan dalam perakitan dan after sales PDN TIK bermerek Dikti Edu tersebut.
Nadiem pun menjelaskan, pembelanjaan laptop dan produk TIK PDN akan dapat dilakukan sekolah lewat e-commerce SIPLAH.
Adapun pengawasan pembelanjaan laptop untuk pelajar tersebut akan dilihat dari laporan penggunaan dana BOS.
(*)