Urai Reza Ceritakan Sejarah Singkat Berdirinya Sambas

Penulis: Muhammad Luthfi
Editor: Try Juliansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaksanaan kegiatan mengaji bersama pada peringatan hari jadi Kabupaten Sambas, ke-390 yang jatuh pada 9 Juli 2021, di istana Alwazikubilah Sambas, Jumat 9 Juli 2021. (One)

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Majlis Pemangku Adat Istana Alwazikubilah Sambas, Uray Reza menceritakan sedikit asal muasal kesultanan Sambas, dihadapan Bupati Sambas, Satono dan Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi dan juga Forkopimda Kabupaten Sambas.

Diungkapkan dia, nama Kabupaten Sambas sejatinya sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bahkan kata dia, sudah ada yang menyebutkan Sambas ada sejak abad ke-5.

Namun demikian, pernyataan itu tidak di dukung oleh literatur dan manuskrip sejarah. Dan baru ditemukan literatur yang mencatat sejarah berdirinya kesultanan Sambas pada abad ke-13.

"Hari ini kita bisa memperingati hari jadi Sambas ke-390, sejarahnya sangat panjang. Ada yang bilang nama Sambas ini sudah ada pada abad ke lima, ada yang bilang ke tujuh," ujarnya, Jumat 9 Juli 2021, di istana Alwazikubilah Sambas.

Warga Binaan Rutan Sambas Terima Vaksinasi Covid-19 Dosis 1

"Namun demikian, baru secara resmi ditemukan literatur yang memperkuat sejarah kesultanan Sambas. Ada yang tertulis di abad ke-13 dalam sebuah buku yang mengatakan bagian dari Majapahit," ungkapnya.

Lalu pernyataan itu kata dia, juga didukung oleh beberapa temuan benda prasejarah di Kabupaten Sambas. Salah satunya adalah sebuah makam, yang diduga erat kaitannya dengan kesultanan Sambas.

"Dan beberapa waktu lalu, ada ditemukan sebuah makam yang diduga kuat sudah berabad-abad, seperti bangunan pada abad ke-13 di Marabuan, Kecamatan Tangaran yang bercorak Islam dari Aceh," tuturnya.

Lebih lanjut dia menuturkan, jika Sambas memiliki kurang lebih 15 sultan. Dan sultan yang terakhir meninggal dunia setalah terbunuh oleh tentara Jepang.

"Yang memerintah Kabupaten Sambas ini tercatat ada 15 sultan, dan yang terakhir wafat setelah terbunuh oleh Jepang," ungkapnya.

Oleh karenanya, ia berharap kedepan Sambas bisa mencatat sejarahnya itu dalam bentuk tulisan maupun penelitian yang nantinya diharapkan bisa diakses oleh semua orang.

Dan yang paling penting kata dia, anak-anak muda Sambas bisa paham akan sejarahnya Sambas, dan tidak lupa dengan tradisi para nenek moyangnya dulu. (*)

(Simak berita terbaru dari Sambas)

Berita Terkini