TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalbar, Sutarmidji bertemu dengan Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dalam rangka talk show yang diadakan Kamar Dagang dan Industri Kalbar.
Kala bertemu Bahlil, Sutarmidji menerangkan ada beberapa poin yang disampaikannya perihal investasi di Kalbar.
"Saya menyampaikan beberapa hal kepada beliau (Bahlil Lahadalia) karena beliau juga Kasatgas Percepatan Investasi," ucap Sutarmidji saat diwawancarai, Kamis 27 Mei 2021.
Perihal apa yang disampaikannya pada Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Sutarmidji menegaskan jika Bahlil berjanji akan mengkaji dan secepatnya diselesaikan.
Baca juga: Profil Bahlil Lahadalia dan Jumlah Kekayaan Bahlil Lahadalia Menteri Investasi dan Kepala BKPM RI
Berikut tiga point penting yang disampaikan Sutarmidji pada Bahlil:
1. Sutarmidji minta agar komoditi kratom ditunda pelarangannya sampai ada alih usaha masyarakat yang hidupnya dari budidaya daun kratom.
2. Wilayah Pertambangan Rakyat harus ditetapkan, jangan sampai mereka selalu mendapat masalah.
3. Semua galian C harus jadi kewenangan daerah, sehingga jika ada pelanggaran bisa dilakukan penindakan.
"Saya yakin bisa mewujudkan ini dan saya yakin Pak Menteri faham tentang hal ini. Selain itu presiden juga sudahh mengarahkan ke beliau agar smelter lebih banyak dibangun di Kalbar, agar banyakk menyerap tenaga kerja," ujarnya.
Kalbar memiliki potensi yang sangat besar dalam segala aspek. Awalnya Kalbar penyumbang PDRB se- Kalimantan nomor empat.
Namun pada kuartal pertama tahun ini menurut Sutarmidji sudah menjadi nomor dua se Kalimantan.
"Saya menginginkan untuk menjadi yang pertama walaupun selisih kita dengan Kaltim cukup jauh. Namun saya berkeyakinan hal itu bisa karena Kalbar sebagai penghasil 2,4 juta ton CPO setiap tahunnya," jelasnya.
Akan tetapi hanya sangat kecil yang tercatat di Kalbar karena CPO diekspor melalui Riau, Lampung, Belawan, dan Tanjung Perak.
Saat Pelabuhan Kijing sudah beroperasi seluruhnya harus pintu ekspor Provinsi Kalbar.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama Kalbar menjadi yang terbaik dengan minus 0,1 persen. Saya ingin di kuartal kedua pertumbuhan ekonomi Kalbar tidak minus," pungkasnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)