Idul Fitri

KEPUTUSAN Hasil Sidang Isbat Lebaran 2021 Penentuan 1 Syawal 1442 H, Lebaran Jatuh Hari Kamis?

Editor: Dhita Mutiasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - KEPUTUSAN Hasil Sidang Isbat Lebaran 2021.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Saat ini tengah dilakukan sidang isbat penetapan 1 Syawal 1442 Hijriah.

Sidang isbat memang mulai pukul 16.45 WIB hingga akhirnya nanti akan diumumkan pukul 19.15 WIB nanti.

Hal ini sebagaimana disampaikan Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Bimas Islam Kemenag) melalui unggahan Instagram @bimasislam, Senin 10 Mei 2021.

Di sana disebutkan, rangkaian sidang yang dimulai sejak pukul 17.00 WIB dengan agenda seminar posisi hilal yang dapat disimak masyarakat melalui sambungan Zoom ataupun kanal YouTube Kemenag RI.

Masyarakat yang ingin mengikuti seminar ini melalui Zoom dapat melakukan registrasi terlebih dahulu dengan mengunjungi laman bit.ly/hilalsyawal1442.

Baca juga: LIVE STREAMING Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal 1442 H, Hasil Sidang Isbat Tentang Kapan Lebaran 2021

Dilanjutkan dengan pelaksanaan sidang isbat (hanya dihadiri undangan dan tertutup untuk umum) pada pukul 18.00 WIB, yang didahului dengan menunaikan shalat maghrib.

Terakhir adalah pelaksanaan konferensi pers pengumuman 1 Syawal 1442 H yang dilakukan pada pukul 19.15 WIB.

Pengumuman ini nantinya dapat disimak masyarakat melalui TV pool TVRI.

Terkait dengan rangkaian tersebut, sejumlah netizen mengeluhkan mengapa hasil sidang selalu disampaikan di malam hari.

Mereka menyebutkan, hal itu menimbulkan keraguan untuk melaksanakan shalat tarawih.

Baca juga: BAGAIMANA Hilal Lebaran 2021? Kemungkinan Lebaran Idul Fitri 2021 Hari Apa? Hasil Pengamatan BMKG

Terlebih lagi, bagi saudara-saudara muslim di wilayah Indonesia timur.

Keluhan ini misalnya disampaikan oleh @mbarpaung.

"Jam 19.15 WIB penetapan Syawal, saudara kita yang di Papua sudah jam 21.15 WIT. Mereka tentu dalam keraguan mau melaksanakan shalat tarawih atau tidak," tulisnya.

Komentar senada juga disampaikan oleh @ruhctafqazzor8.

"Sidang Isbat sudah tidak sama seperti dulu sekarang makin malam. Dulu masih jaman kecil saya, sehabis shalat asar sudah berkumandanh takbir jika memang sudah ditentukan. Tapi sekarang tak begitu. Makin banyak teori," tulis dia.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin menyebut alasan di balik pengumuman hasil sidang isbat yang dilakukan pada malam hari.

"Pengamatan hilal dilakukan pada saat matahari terbenam, jadi tidak mungkin dilakukan di sore hari," ujarnya singkat kepada Kompas.com, Selasa 11 Mei 2021.

Mengenal metode yang digunakan pemerintah

Perlu diketahui, ada dua metode yang biasa digunakan untuk menentukan bulan dalam kalender Hijriah.

Pertama adalah metode rukyatul hilal (pengamatan) dan yang kedua adalah hisab (perhitungan).

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama menggunakan metode yang pertama untuk menentukan jatuhnya bulan baru dalam Hijriah.

Mengutip Kompas.com 23 Aprik 2020, rukyatul hilal dapat diartikan sebagai aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) yang pelaksanaannya baru dapat dilakukan setelah matahari terbenam menjelang awal bulan pada kalender Hijriah.

Jika hilal belum terlihat, atau keberadaannya belum memenuhi derajat ketinggian tertentu, bulan baru dipastikan belum akan datang pada keesokan harinya, bisa jadi lusa.

Namun sebaliknya, apabila hilal sudah terlihat dan disepakati oleh para ahli letaknya sudah memenuhi kriteria sebagai bulan baru, bulan baru pun dipastikan jatuh di keesokan harinya.

Rukyatul hilal biasanya dilakukan untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah, Ramadhan, dan Syawal.

Cara menentukan Idul Fitri 1442 H

Berikut cara menentukan awal bulan syawal untuk menentukan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah baik Muhammadiyah, NU, dan Pemerintah:

Baca juga: LINK Twibbonize Idul Fitri 2021 Gratis, Cek Cara Download Link Twibbon Hari Raya Idul Fitri 1442 H

1. Muhammadiyah

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan waktu jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 2021.

Penetapan tersebut dikeluarkan melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2021 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1442 H.

Dari maklumat tersebut, disimpulkan bahwa 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021.

Melansir laman Muhammadiyah.or.id, hisab yang digunakan Muhammadiyah merupakan hijab wujud al-hilal.

Ini merupakan metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhinya tiga parameter.

Ketiga parameter tersebut antara lain

- Telah terjadi konjungsi atau ijtimak

- Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam

- Saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk

2. Pemerintah

Kementerian Agama (Kemenag) sendiri akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal bulan Syawal 1442 H pada 11 Mei 2021, bertepatan dengan 29 Ramadan 1442 H.

Sidang isbat yang dilaksanakan Kemenag akan berlangsung secara daring dan luring.

Adapun penentuan awal Syawal dilakukan dengan metode rukyatul hilal.

Sidang isbat penentuan awal Syawal dilakukan beberapa tahap, yaitu

Pertama, pukul 16.45 WIB berupa pemaparan posisi hilal awal syawal 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag.

Kedua, setelah maghrib akan dipaparkan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal, dengan rukyatul hilal rencananya dilakukan di 88 titik seluruh Indonesia.

Ketiga, hasil sidang isbat akan diumumkan Menteri Agama secara telekonferensi, serta disiarkan langsung TVRI dan live streaming media sosial Kemenag.

3. Nahdlatul Ulama (NU)

Sejauh ini ,NU belum mengeluarkan pernyataan mengenai sidang isbat atau penentuan awal Syawal tahun ini.

Kendati begitu, dari pemberitaan Kompas.com pada 22 Mei 2020, penentuan 1 Syawal dilakukan dengan pengamatan hilal atau rukyatul hilal.

Sebagai informasi, rukyatul hilal merupakan metode pengamatan atau observasi terhadap hilal lengkungan bulan sabit paling tipis yang berketinggian rendah di atas ufuk barat pasca matahari terbenam (ghurub) dan bisa diamati.

Cara melakukan rukyatul hilal terbagi menjadi tiga, yaitu mengandalkan mata telanjang, mata dibantu alat optik teleskop, hingga penggunaan teleskop yang terhubung dengan sensor atau kamera.

Kegiatan tesebut juga akan dikoordinasikan oleh Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU), untuk selanjutnya dilaporkan pada pengurus pusat PBNU.

Pelaksanaan Sidang Isbat

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dijadwalkan akan memimpin langsung sidang isbat mendatang.

"Isbat awal Syawal digelar 11 Mei 2021 atau 29 Ramadhan 1442 Hijriah secara daring dan luring," kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Rabu 5 Mei 2021.

Kamaruddin mengatakan, karena Indonesia masih dalam kondisi pandemi Covid-19, sidang isbat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. 

Adapun sidang hanya akan dihadiri Menag dan Wakil Menag Zainut Tauhid Sa'adi, pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI), pihak Komisi VIII DPR, serta sejumlah Dubes negara sahabat dan perwakilan ormas. 

Kamaruddin melanjutkan, panitia juga menyiapkan aplikasi pertemuan dalam jaringan daring untuk peserta sidang maupun media. Kemenag, tambah dia, juga memanfaatkan media sosial untuk menyiarkan hasil sidang isbat. 

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Agus Salim mengatakan, tahapan sidang isbat hampir sama seperti sidang penetapan 1 Ramadhan lalu. 

Pada sesi pertama dimulai pukul 16.45 WIB, berupa pemaparan posisi hilal Awal Syawal 1442 Hijriah oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag Cecep Nurwendaya. 

Kemudian setelah Magrib, sidang Isbat dipimpin oleh Menag Yaqut Cholil diawali dengan mendengarkan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal. 

Kemenag pun menjadwalkan melakukan rukyatul hilal pada 88 titik di seluruh Indonesia. DKI Jakarta misalnya, rukyatul hilal akan dilaksanakan di Gedung Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta lantai tujuh. Lalu Masjid Al-Musyariin Basmol Jakarta Barat, Pulau Karya Kepulauan Seribu, dan Masjid KH Hasyim Asy'ari Jakarta Barat. 

"Hasil sidang isbat akan diumumkan Menteri Agama secara telekonferensi serta disiarkan langsung oleh TVRI sebagai TV Pool dan live streaming medsos Kemenag," ucap Agus.

Link live streaming

Seperti yang telah disampaikan, sidang isbat lebaran 2021 akan digelar secara luring dan daring.

Panitia akan menyiapkan aplikasi zoom meeting bagi peserta sidang maupun media.

Sementara itu, masyarakat dapat memantau melalui TVRI dan live streaming di media sosial Kemenag.

- Link TVRI DISINI>>>

- Link live streaming Youtube Kemenag DISINI>>>

- Link live streaming Instagram Kemenag DISINI>>>

- Link live streaming Facebook Kemenag DISINI>>>

Tahapan sidang isbat

Dikutip dari laman Kemenag, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Agus Salim mengatakan, tahapan sidang isbat dilakukan sebagaimana awal Ramadan lalu.

Pelaksanaan sidang isbat Lebaran 2021 melalui beberapa tahap, yakni:

Sesi pertama, sidang isbat dimulai pukul 16.45 WIB dengan pemaparan posisi hilal awal syawal 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag.

Kedua, setelah maghrib akan dilakukan sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama, dengan diawali pelaporan data hisab dan hasil rukyatul hilal.

Hasil sidang isbat akan diumumkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

"Hasil sidang isbat akan diumumkan Menteri Agama secara telekonferensi serta disiarkan langsung oleh TVRI sebagai TV Pool dan live streaming medsos Kemenag," kata Agus.

Pemantauan hilal atau rukyatul hilal

Kemenag menggunakan metode rukyatul hilal atau pemantauan hilal yang dilakukan di seluruh Indonesia.

Dikutip dari laman Kemenag, rukyatul hilal akan dilakukan di 88 titik di seluruh Indonesia.

Di wilayah Jakarta, rukyatul hilal dilakukan di beberapa lokasi, yakni:

- Gedung Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta lantai 7,

- Masjid Al-Musyariin Basmol Jakarta Barat,

- Pulau Karya Kepulauan Seribu, dan

- Masjid KH Hasyim Asy’ari Jakarta Barat.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengumuman Sidang Isbat Dinilai Terlalu Malam, Kemenag Beri Penjelasan","

 

Berita Terkini