Mengutip Wikipedia, S.O.S adalah nama untuk tanda bahaya kode Morse internasional.
Tanda ini pertama kali digunakan oleh pemerintah Jerman pada 1 April 1905, dan menjadi standar di seluruh dunia sejak 3 November 1906.
Dalam kode Morse, tiga titik adalah kode untuk huruf S dan tiga garis adalah huruf O.
Baca juga: Mulyadi P Tamsir, Eks Ketum PB-HMI Penumpang Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Teridentifikasi
Dalam penggunaannya, S.O.S sering dihubungkan dengan singkatan kata "Save Our Ship," "Save Our Souls," "Survivors On Ship," "Save Our Sailors" "Stop Other Signals", dan "Send Out Sailors".
Sementara itu, diberitakan Tribunnews.com, Basarnas memberi tanggapan atas viralnya SOS di Pulau Laki.
Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan pihaknya akan memeriksa soal tanda SOS yang muncul di tampilan Google Maps di Pulau Laki dan viral di media sosial media.
Rasman mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima data dan informasi mengenai hal tersebut.
"Sampai saat ini saya belum menerima informsai tersebut, belum menerima datanya. Nanti kita akan cek sesuai informasi yang kita berikan tadi," kata Rasman di kawasan JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Rabu 20 Januari 2021.
Terkait kemungkinan adanya penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang selamat dan memberikan tanda tersebut, Rasman mengatakan sampai saat ini tidak ada keterangan yang menyatakan ada penumpang pesawat tersebut yang selamat.
"Sampai saat ini tidak ada keterangan yang kita dapatkan bahwa ada penumpang yang hidup. Jadi untuk yang tanda SOS tadi kita coba dalami nanti ya. saya tidak mau berspekulasi apa yang ada di situ," kata Rasman.
Baca juga: Dua Jenazah Korban Sriwijaya Air asal Ketapang Tiba di Bandara Rahadi Oesman
Namun demikian, Rasman membuka kemungkinan jika tanda di Google Maps tersebut dibuat oleh personel SAR Gabungan yang membuka posko di Pulau Laki.
Karena saat ini, kata Rasman, personel SAR Gabungan membuka sejumlah posko di sekitar lokasi pencarian Sriwijaya Air SJ 182 di antaranya di Pulau Laki, Pulau Lancang, dan Tanjung Kait.
Rasman menjelaskan mereka membuka posko di wilayah tersebut untuk memudahkan mereka melaksanakan operasi SAR Sriwijaya Air SJ 182 setiap harinya.
"Karena bisa saja itu juga ada teman kita yang ada disitu. Untuk diketahui, tim penyelam kita itu ada yang berposko di Pulau Lancang, ada juga yang berposko di Pulau Laki. kemudian ada juga yang di Tanjung Kait. Jadi mereka membentuk posko-posko itu untuk memudahkan mereka bergerak, krena tidak semua ada di atas kapal, kapal jumlahnya terbatas," kata Rasman. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Tangkap Layar Sinyal SOS di Pulau Laki, Area Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182