TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sosok Dudung Abdurachman dua hari terakhir menjadi satu di antara nama yang banyak disebut di media sosial khususnya Twitter.
Namanya mencuat setelah perintahnya untuk untuk mencopot spanduk dan baliho Habib Rizieq Shihab yang tersebar di Jakarta.
Terlepas dari hal itu, ada cerita menarik dari Dudung Abdurachman, Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) yang kini berpangkat Mayjen TNI ini.
Dudung lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 19 November 1965.
Kariernya menjadi Pangdam Jaya tak mudah.
Dia adalah sosok from zero to hero. Dikutip dari tayangan YouTube KompasTV pada 27 Juni 2020, masa muda Dudung dikenal penuh perjuangan.
Ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) TNI yang bertugas di Bekangdam (Perbekalan dan Angkutan Kodam) Kodam III Siliwangi, tetapi meninggal dunia saat Dudung masih SMP.
Baca juga: VIRAL Video Oknum Polisi Wanita Nyabu, Kapolres Ungkap Fakta yang Sebenarnya
Sejak saat itulah, Dudung harus membantu ibunya bekerja untuk membesarkan dia dan tujuh saudaranya.
Dudung tak malu untuk berjualan kue di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat, bahkan juga menjadi loper koran.
"Saya harus cari kayu bakar dekat rumah dan keliling (jualan kue) di asrama (TNI). Jadi pagi saya ambil koran, saya baca-baca dulu koran itu, terutama Kompas, saya paling senang tajuk rencana Kompas," ujar Dudung.
Ada kisah menarik saat Dudung berjualan kue di lingkungan Kodam Siliwangi.
Di situlah mimpi Dudung menjadi perwira TNI bermula.
Kala itu, seorang prajurit TNI menendang barang dagangan milik Dudung.
Rupanya, prajurit TNI itu tidak mengetahui bahwa Dudung sudah sering keluar masuk lingkungan Kodam Siliwangi untuk berjualan.
Tiba-tiba Dudung dipanggil, lalu diinterogasi kenapa asal masuk.
Baca juga: VIRAL Video Oknum Polisi Wanita Nyabu, Kapolres Ungkap Fakta yang Sebenarnya