TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia termasuk Kalimantan Barat (Kalbar) pada Maret 2020, memaksa masyarakat untuk mengubah kebiasaan terutama mengurangi kontak fisik untuk mengurangi risiko tertular virus Covid-19. Hal serupa juga didorong turut dilakukan pada sistem pembayaran dengan sebisa mungkin menghindari pembayaran secara tunai.
Untunglah Bank Indonesia (BI) telah menggagas standar Quick Response (QR) Code untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik atau mobile banking yang disebut QRIS sejak Agustus 2019 lalu.
Baca juga: Gemawan Sebut SDN 15 Seburing Butuh Bantuan Operasional
Sebelumnya, sudah banyak dompet digital dari berbagai provider yang ada, terkadang malah menjadi hambatan transaksi nontunai, karena belum tentu merchant/pedagang yang dipilih memiliki alat pembayaran yang sesuai dengan dompet digital yang dimiliki.
Untuk itu, QRIS atau QR Code Indonesian Standard dapat menjadi salah satu pilihan kanal pembayaran yang aman bagi masyarakat baik secara langsung maupun dari tanpa tatap muka. Adanya QRIS ini juga membuat masyarakat tidak perlu banyak-banyak memiliki e-wallet, untuk transaksi di setiap pedagang yang berbeda atau hanya cukup satu QR Code. QRIS memuat solusi anti ribet dalam pembayaran karena praktis, cepat dan aman.
Menariknya lagi QRIS tak sekedar dipakai masyarakat untuk berbelanja, bahkan untuk pembayaran zakat infaq dan sedekah pun sudah diterapkan. Banyak Lembaga Amil Zakat (LAZ) memberikan kemudahan ini pada masyarakat.
Kepala Perwakilan BI Kalbar, Agus Chusaini, dengan adanya pandemi Covid-19 ini, juga turut mendorong peningkatan transaksi non tunai di masyarakat. Hal ini juga merupakan bagian dari percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Baca juga: Cabup Junaidi Dorong Peningkatan Program BPJS Kesehatan Gratis
"Bahkan, sebelum adanya pandemi ini, Bank Indonesia telah melihat jika transaksi non tunai adalah suatu keniscayaan, suatu yang akan terjadi di kemudian hari. Namun, saat pandemi ini justru mendorong hal tersebut semakin cepat dan potensi transaski ini akan terus berkembang," kata Agus saat kegiatan BI Kalbar Bareng Media.
Lebih lanjut, Agus Chusaini menuturkan antusias masyarakat begitu terasa dengan hadirnya QRIS di Kalimantan Barat. Ia pun menyatakan ke depannya transaksi non tunai akan terus tumbuh dan berkembang.
"Tentunya transaksi penggunaan QRIS ini akan terus merambah di masyarakat. Mulai dari pelaku UMKM hingga transaksi di pasar tradisional saat ini telah menggunakan QRIS. Dengan QRIS ini, tentunya akan lebih memudahkan kita dalam memantau transaksi," jelasnya.
Saat ini BI mencatat jumlah merchant QRIS di Kalbar atau tersebar di 14 kabupaten/kota hingga 9 Oktober 2020 sebanyak 48.121 merchant.
Jumlah merchant terbanyak saat ini terdapat di Kota Pontianak dengan jumlah merchant sebanyak 19.463 merchant atau sekitar 40,45 persen dari total merchant se-Kalbar.
Posisi kedua adalah Kabupaten Ketapang dengan jumlah merchant sebanyak 10.346 merchant. Selanjutnya posisi ketiga berada di Kubu Raya sebanyak 5.157 merchant .
“Perluasan QRIS di Kalbar ini walau naik cukup tinggi. Tapi merchant yang menggunakan masih kecil, sehingga potensi perluasannya masih besar makanya kita semangat untuk menggalakan ini. Harapannya seluruh merchant terpasang QRIS dan semua transaksi sudah non tunai,” katanya.
Agus mengatakan dengan QRIS seluruh transaksi tercatat. Hal ini menjadi nilai positif bagi UMKM. Oleh karena lembaga keuangan bisa mengetahui seperti apa transaksi.
Baca juga: JADWAL MOTOGP VALENCIA & Jam Tayang MotoGP Valencia Minggu Ini serta Update Klasemen MotoGP Terbaru
“Karena selama ini UMKM susah dapat pembiayaan lembaga keuangan. Karena saat dianalisa, Lembaga Keuangan kebingungan, benar gak sih laku (UMKM)? Nah, di QRIS transaksi tercatat, perhari berapa, keseluruhan transaksi berapa. Moga-moga ini bisa memberikan informasi bagi Lembaga Keuangan untuk menyalurkan pembiayaan,” ujarnya.
Dengan QRIS, konsumen bisa lebih fleksibel dalam memilih aplikasi pembayaran dengan QR code ketika melakukan transaksi. Konsumen yang sebelumnya, dihadapkan dengan QR code dari berbagai penyedia aplikasi sebelum melakukan transaksi pembayaran, sekarang hanya dihadapkan dengan satu QR code yaitu QRIS yang dapat dibayar melalui aplikasi pembayaran QR apapun.
"Tentunya, ini sangat efisien dan sangat membantu masyarakat dalam bertransaksi non tunai. Dan kami jamin dari sisi keamanan QRIS ini," tuturnya.
Cukup dari Rumah
Satu di antara Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code,yang dapat terhubung langsung dengan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) adalah LinkAja.
District Manajer LinkAja Area Kalbar, Didik Sadiantoro dalam acara Bebincang Bisnis bersama Tribun Pontianak pada Agustus 2020 lalu menyampaikan masyarakat sangat dimudahkan untuk memiliki aplikasi LinkAja. Bahkan untuk top up saldo cukup melalui E-Banking atau ke Indomaret.
“Untuk merchant yang ingin mendaftar bisa lewat LinkAja ataupun Bank Himbara. Cukup dengan mencantumkan E-KTP serta NPWP, lalu nomor handphone, email, maka tinggal kita daftarkan untuk mendapatkan QR Code atau QRIS,” jelasnya, beberapa waktu lalu.
Menurutnya memang ada tantangan dalam mengedukasi pedagang yang punya merchant yang belum kenal digitalisasi atau cahsless. Namun, ia memastikan komitmen Himbara untuk terus mengedukasi masyarakat terkait kelebihan bertransaksi dengan non tunai serta memakai QRIS.
Baca juga: Mantan Kapolda Kalbar Didi Haryono Jabat Komisaris Bank Kalbar
“Keuntungannya mudah, aman, cepat. Lalu si pedagang atau merchant tidak harus punya menyiapkan uang kecil untuk pengembalian. Dengan QRIS itu cukup scan barcode, transaksi hingga nilainya sampai nominal kecil itu tercatat, jadi gak ribet,” ujarnya.
LinkAja juga berkomitmen untuk mengajak seluruh pasar tradisional. Menariknya, untuk di Pontianak, LinkAja telah bekerjasama dengan startup lokal. Hal ini pun menjadi solusi bagi maysrakat yang ingin membatasi diri untuk tidak keluar rumah, cukup belaja dengan platform seperti Bujang Kurir, Indofarm, Balanja Dapok. “Lewat aplikasi itu pembayaran sudah terkoneksi dengan LinkAja,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak, Haryadi S Triwibowo menuturkan seiring dengan percepatan teknologi, saat ini transaksi secara digital telah menjadi bagian dari transaksi yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Bahkan, dengan adanya pandemi Covid-19 turut mendorong percepatan pola transaksi tersebut. Haryadi pun menilai transaksi non tunai melalui QRIS sangat memudahkan masyarakat di Kalimantan Barat.
Baca juga: WWW.PRAKERJA.GO.ID Login Daftar Prakerja Gelombang 12? Cek Buka Daftar Prakerja Gelombang 12 Kapan
"Sebenarnya, kami sudah lama mensosialisasikan agar bertransaksi secara non tunai kepada pelaku pedagang di pasar serta UMKM di Kota Pontianak. Dan mereka sudah mulai beralih dari tunai menuju non tunai," jelasnya.
Menurut Haryadi, hadirnya QRIS ini sangat berdampak positif bagi masyarakat. Selain memudahkan dalam bertransaksi, dari sisi keamanannya pun turut terjaga.
"Tentunya ini lebih fleksibel dalam transaksi jual beli melalui QRIS. Bahkan, di masa pandemi Covid-19 ini, tentu pola-pola transaksi online sangat dibutuhkan tanpa adanya sentuhan atau kontak fisik," terangnya.
Selain itu, pemerintahan juga turut dapat memantau terkait database omzet dari pelaku usaha. Sehingga memudahkan pemerintah dalam memberikan pembinaan untuk ke depannya.
"Kami tentu akan terus bersinergi bersama Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Barat, untuk terus menggencarkan sosialisasi penggunaan transaksi non tunai melalui QRIS ini. Baik via media sosial ataupun media lainnya," ujarnya.
Bayar Kopi Kekinian Makin Mudah
Seorang warga Pontianak, Sri Ririn, mengaku kerap kali menggunakan QRIS saat membayar minuman kopi kekinian yang rutin dibelinya di gerai kopi kekinian di Kota Pontianak.
“Saya termasuk yang sering beli minuman kopi lalu untuk pembayarannya tanpa uang tunai, alias tinggal ngeluarin gadget dan can QR Code yang tertera di meja kasir. Praktis sekali sangat mudah, gak ribet,” kata perempuan berkerudung ini.
Menurutnya di Kota Pontianak banyak sekali outlet minuman kekinian, café dan restoran yang telah menyediakan fasilitas QRIS. Hal ini menurutnya sangat baik, mengingat Kota Pontianak merupakan smart city tentu saja prilaku masyarakatnya atau kesehariannya ramah dengan serba digital termasuk dalam hal transaksi pembayaran.
Tak hanya café dan resto bahkan beberapa pedagang pasar tradisional telah menerapkan QRIS tersebut.
Seperti diutarakan oleh Herry (27), ia sangat menyambut baik ketika transaksi jual beli menggunakan QRIS. "Pastinya, lebih praktis dan mengikuti perkembangan era digital saat ini," ujarnya beberapa waktu lalu.
Pria yang belasan tahun berjualan ikan asin ini bahkan membeberkan, jika ingin mendaftar QRIS cukup mudah. "Pertama kita punya rekening di bank. Ketika hendak daftar, kita tinggal bilang saja sama Costumer Service (CS)nya. Tidak sulit dan sangat mudah," jelasnya.
Herry bahkan tak menampik, jika ia masih menerima pembeli yang menggunakan tunai. "Kita terima, tapi lebih praktis dengan QRIS ya,"tambahnya.
Pedagang lainnya, Idy (18) mengakui hal yang sama. Ketika bertransaksi menggunakan QRIS, terasa sangat nyaman dan mudah. "Kalau belanja sebelumnya, kami sibuk mengembalikan uang kembalian. Dengan QRIS, lebih praktis. Tidak perlu lagi, kasi kembalian," tuturnya.