TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Ketua Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sambas, Pahmi Ardi mengecam aksi penghinaan Nabi Muhammad SAW, oleh salah seorang guru kelas di Perancis.
Tidak hanya mengecam, HMI cabang Sambas juga menyayangkan aksi Pemerintahan Perancis yang terkesan membela pelaku penghinaan, dengan membiarkan kejadian tersebut.
Padahal kata dia, itu sudah termasuk menyinggung unsur Suku, Ras dan Agama (Sara).
"Intinya kita HMI Cabang Sambas mengecam aksi Perancis yang terkesan tidak melindungi masyarakat muslim disana," ujarnya, Minggu 1 Oktober 2020.
Baca juga: Massa Demo Kecam Macron Tak Bisa Dekati Kedubes Perancis, Polisi Sterilkan Area Agar Tak Mendekat
"Membuat karikatur Nabi Muhammad sama saja membiarkan penghinaan terhadap sebuah agama. Ini sudah menyinggung perasaan umat muslim," tegas Pahmi Ardi.
Menyikapi hal itu, dan mengingat sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia, dirinya juga meminta kepada pemerintah meninjau ulang kerjasama dengan Perancis.
Ini guna menunjukkan solidaritas umat muslim, menolak aksi kekerasan dan rasis kepada suatu agama.
"Kita juga meminta pemerintah meninjau ulang kerjasama dengan Perancis. Dan jangan sampai menimbulkan gejolak penolakan terhadap keberadaan Perancis di Indonesia," katanya.
"Kita bisa lihat, kalau orang Perancis datang ke berbagai negara tidak pernah juga ada yang rasis kepada mereka. Lalu kenapa mereka justru rasis kepada umat muslim," tegas Pahmi Ardi.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya telah viral aksi rasis salah satu guru dengan menunjukkan karikatur Nabi Muhammad Saw, kepada siswanya saat mengajar di kelas.
Pada kesempatan itu, guru tersebut yang dengan sengaja melakukan penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan menunjukkan karikatur Nabi Muhammad dihadapan siswanya.
Guru tersebut kembali menampilkan karikatur yang dibuat oleh jurnalis di sebuah majalah Charlie Hebdo pada tahun 2016 silam.