Tanggapi Pernyataan Presiden Emmanuel Macron, Ustadz Adi Hidayat: Kalau Penyakit, Itu Berbahaya

Penulis: Nasaruddin
Editor: Nasaruddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustadz Adi Hidayat

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ustadz Adi Hidayat menyampaikan tanggapannya atas pernyataan presiden Perancis, Emmanuel Macron beberapa waktu lalu yang dinilai menyudut Islam.

Ustadz Adi Hidayat bahkan mengistilahkan apa yang disampaikan Macron sebagai virus baru, macronisme.

Dirinya menegaskan, semua jenis kekerasan harus kita tolak. Namun demikian, dudukkan masalah itu pada tempatnya. 

Memulai pernyataannya, Ustadz Adi Hidayat mengatakan, kalau anda menemukan golongan orang beriman, tapi perbuatannya merusak dan yang berbahaya merusak keislaman dirinya dan orang lain.

''Saya ambil contoh begini. Orang mulai ingin tampil baik, dengan nilai keislamannya. Dia mulai tahajud, dia mulai puasa, dia mulai ingin konsisten untuk bersedekah, dia mulai menghafal Quran, tiba-tiba datang seseorang berkata saya beriman, saya mukmin tapi menyoal itu semua,'' kata Ustadz Adi Hidayat.

Baca juga: Website Resmi PLN Token Listrik Gratis November www.pln.co.id, layanan.pln.co.id, stimulus.pln.co.id

''Kalau saya istilahkan di kekinian, itu terjadi virus atau pemikiran atau cara berfikir macronisme. Itu presiden Perancis itu Emmanuel Macron. Jadi sekarang ada penyakit Macronisme,'' ungkapnya. 

UAH mengatakan Macronisme adalah menggeneralisir segala sesuatu perbuatan pada kelompok komunitas tertentu.

''Kejadian kemarin di Perancis seperti kita ketahui bersama, ada tindak kekerasan karena kondisi tertentu dan kita tidak sepakat dengan semua jenis kekerasan,'' tegasnya.

''Silahkan diproses dengan segalanya. Hukum bisa berlaku dalam konteks keduniaan. Allah melihat dengan konteks yang lain,'' ujarnya.

Ustadz Adi Hidayat menegaskan, semua jenis kekerasan kita tolak. Dudukkan masalah itu pada tempatnya. 

''Tapi ingat kekerasan itu sifatnya bisa banyak. Bagi orang Islam, menghina Rasulullah SAW itu kekerasan yang sangat keji,'' tegasnya.

''Menggambarkan Nabi SAW lewat kartun, lewat sesuatu yang buruk itu kekerasan. Kekerasan itu ada verbal, ada kekerasan yang langsung, dengan gambar tertentu tindakan tertentu, bukan hanya fisik,'' kata UAH. 

UAH menegaskan, bagi umat Islam, menghina Rasulullah SAW, menampilkan dengan tampilan yang buruk, gambarkah, itu kekerasan yang sangat melukai.

''Karena itu, tidak ada kebebasan mutlak. Semua diikat,'' katanya.

Baca juga: Login www.pln.co.id Klaim Token Listrik Gratis November 2020 atau Layanan Chat WA PLN 08122-123-123

Tapi yang paling dahsyat adalah ketika satu pelaku melakukan perbuatan buruk, kemudian digeneralisir.

Halaman
123

Berita Terkini