Razia Masker di Taman Digulis Untan, Warga Bandel Diisolasi 24 Jam

Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK  - Gubernur Kalbar Sutarmidji mengancam akan mengisolasi selama 24 jam warga yang tak patuh protokol kesehatan Covid-19. Masyarakat Kota Pontianak masih pada protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Minggu (12/7) pagi misalnya, ada 86 warga yang kedapatan tak menggunakan masker. Mereka langsung menjalani tes swab di area Taman Digulis Untan.

Razia dimulai pukul 06.00 WIB dan berlangsung selama sekitar 1 jam 30 menit. Razia melibatkan 20 personel TNI, 15 personel Polri, 20 personel Satpol PP dan 15 petugas Diskes.

"Kita melaksanakan razia selama 1,5 jam saja. Setelah di swabs mereka diberikan nasihat dan diberikan masker," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson.

Petugas kesehatan yang turut dalam razia, dilengkapi dengan pakaian hazmat full cover. Lalu alat yang dibawa untuk melakukan swab pada razia tersebut uakni alat swabs dan virus transport media (VTM).

"Jadi yang dirazia adalah orang yang nongkrong di area kita razia dan yang jalan tidak pakai masker seperti pengendara motor dan masyarakat yang melitas di sekitar wilayah tersebut," ujar Harisson.

Sedangkan yang sedang berolahraga akan ditanya petugas apakah bawa masker atau tidak. Jika tidak bawa akan langsung dites swab. Sebab kalau olahraga ringan harus tetap menggunakan masker yang tipis.

Fatah: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di Sambas Capai 100 Persen

Lalu untuk olah raga berat, jelasnya, boleh tidak pakai masker, tetapi pada saat istirahat atau duduk setelah olah raga harus pakai masker.

"Jadi kalau dia berolah raga harus tetap bawa masker yang digunakan pada saat sedang beristirahat. Kalau tidak bawa kena razia langsung kita lakukan swab," kata Harisson.

Ia mengatakan, untuk olahraga ringan seperti jalan santai, sepeda santai harus menggunakan masker. Namun untuk balap sepeda dan lari masuk kategori olahraga berat. Meski berolahraga berat, namun warga harus tetap membawa masker.

Harisson mengatakan, masyarakat yang tidak menggunakan masker dan masih saja tetap bandel sesuai pernyataan Gubernur Kalbar maka akan dilakukan isolasi selama 24 jam di ruang isolasi pemerintah di Upelkes Kalbar.

Ia mengatakan selama pelaksanaan razia hingga proses swab, tidak ada masyarakat yang melawan karena dinas kesehatan dibantu langsung oleh TNI dan Polri. Warga yang kedapatan tidak pakai masker diarahakan untuk ke meja pendaftaran, lalu di-swab.

Selanjutnya setelah melakukan swab langsung diberikan pembinaan, pemahaman dan nasihat. Selanjutnya mereka diberi masker oleh petugas.

Sutarmidji: Warga Kalbar Tak Pakai Masker Akan Diisolasi 24 Jam, Kebetulan Tempat Lagi Kosong

"Kemudian ini juga merupakan bentuk uji secara dini atau deteksi dini secara acak terhadap masyarakat yang tidak menggunakan masker. Jadi tidak secara rahasia saja. Maka dilakukan secara acak terhadap orang yang tidak menggunakan masker," ujarnya.

Harisson mengatakan Kota Pontianak memang sudah nol kasus konfirmasi Covid-19. Namun kedisiplinan masyarakat harus terus dijaga untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan.

"Jadi kita harus jaga terus untuk itu masyarakat harus berdisiplin melaksanakan protokol-protokol kesehatan. Pakai masker, sering cuci tangan. Kemudian menjaga jarak dan hindari kerumunan," ujarnya.

Sementara untuk hasil tes swab terhadap 86 warga kemarin, baru akan keluar dalam beberapa hari ke depan. Jika hasilnya positif Covid-19, maka akan langsung dilakukan isolasi dan dilakukan tracking dan tracing terhadap keluarga atau masyarakat di sekitarnya.

Ancam Isolasi
Gubernur Kalbar Sutarmidji bahkan menyampaikan ancaman tak segan-segan mengisolasi warga yang tak patuh dengan protokol kesehatan. Warga yang kedapatan tak pakai masker misalnya, bisa diisolasi selama 24 jam.

"Kita akan gencarkan razia bagi yang tak pakai masker dengan mengambil swab-nya. Ke depan yang tak pakai masker akan diisolasi selama 24 jam, kebetulan tempat isolasi lagi kosong. Mau tidur di tempat isolasi yang disediakan pemerintah, silakan," katanya.

Ia menjelaskan, razia yang dilakukan Dinas Kesehatan Kalbar adalah sebagai upaya untuk menjaga agar kondisi tetap bisa dikendalikan. Dengan dibantu TNI Polri, Pemprov Kalbar melakukan razia masker dan tes swab langsung bagi warga yang kedapatan membandel.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan kasus Covid-19 di Kota Pontianak yang saat ini telah nol merupakan hal yang patut disyukuri. Menurutnya hal tersebut berarti bahwa seluruh pasien Covid-19 bisa disembuhkan dan tidak ada kasus baru.

Kendati demikian status nol kasus bukan berarti seluruh pekerjaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sudah selesai. Menurutnya, di dalam pencegahan pandemi ini gugus tugas masih memiliki tugas yang panjang, mengingat konstelasi perkembangan Covid-19 di dunia, kemudian di Indonesia yang cukup tinggi.

"Jadi angkat nol ini sesuatu yang menggembirakan, tetapi ini juga harus menjadi cambuk untuk kita masyarakat kota Pontianak, agar semakin bersemangat untuk mengendalikan penyakit ini," ujarnya.

"Artinya kita mampu bersama-sama Pemeintah dan masyarakat untuk mengendalikan penyakit ini, sehingga angka ini nol tetap terjaga," imbuhnya.

Ia mengingatkan sekali lagi angka nol ini, harus dipertahankan bersama-sama bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga merupakan tanggungjawab masyarakat.

"Pencapaian nol ini, bukan terjadi begitu saja. Ini merupakan kerja keras, Pemerintah dan masyarakat, kita juga telah mengeluarkan sumber daya yang sangat besar. Angka nol ini kalau tidak kita pelihara dan kita jaga, maka bukan tidak mungkin kita kembali ke fase awal lagi atau gelombang kedua," imbuhnya.

Handanu juga mengatakan bahwa saat ini peran penting ada di masyarakat. Jadi untuk mempertahankan posisi nol ini, maka tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan harus 100 persen.

"(Kepatuhan) Tidak bisa rendah. karena pandemi ini masih melanda dunia dan Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga menjelaskan bahwa bahwa pengendalian penyakit Covid-19 bukan pengendalian virus, tapi menjaga transmisi atau menjaga mobilisasi manusia yang terus bergerak segala penjuru dan ini sesuatu yang sangat sulit.

Mengingat tidak ada yang bisa mendeteksi seseorang itu terkena virus Covid-19 atau tidak. Oleh karena itu masing-masing Individu harus mempunyai kesadaran yang tinggi, kepada protokol kesehatan.

"Kita mempersilakan masyarakat untuk melakukan aktivitas, silahkan berdagang, olahraga, rekreasi, akan tetapi harus menjadi menjaga protokol kesehatan. Jaga jarak, memakai, masker dan selalu melakukan cuci tangan pakai sabun, itu saja kewajiban yang harus kita lakukan, semua harus saling mengingatkan untuk patuh," katanya.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalbar Suriansyah memberikan dukungannya atas kegiatan razia masker dan tes swab di tempat yang dilakukan oleh Diskes Kalbar bersama TNI dan Polri di Kota Pontianak.

Ia mengatakan tes swab di tempat sangan bagus karena bisa langsung mengetahui apakah seseorang itu positif atau negatif Covid-19. Jadi tidak perlu lagi hasil rapid test sebagai indikatornya.

"Berarti kan usaha untuk meminimalisir penyebaran virus sudah dilakukan dengan cukup intensif. Hal tersebut tentu harus didukung oleh masyarakat dan dengan swab tidak perlu meraba- raba lagi," ujarnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mematuhi arahan dari pemeritah karena untuk menekan pertambahan kasus, karena kalau masih tinggi tentu segala aktivitas akan sangat terbatas dan menyulitkan semua orang.

"Kita harap kondisi cepat normal kembali. Kemudian sekolah bisa cepat dibuka dan bekerja bisa berlangsung dengan baik," ucapnya.

Ia menambahkan, kalaupun nantinya pemerintah memberlakukan isolasi selama 24 jam bagi masyarakat yang membandel, harus disadari bahwa tindakan itu semata-mata untuk kepentingan masyarakat.

"Jadi harus kita dukung. Jangan sampai tidak mematuhi. Nantinya malah mengeluh dengan adanya tindakan tersebut," katanya.

Atas upaya semua pihak yang menjadikan tujuh kabupaten/kota di Kalbar saat ini nol kasus Covid-19, DPRD Kalbar juga memberikan apresiasinya. Suriansyah menilai capaian itu adalah sebuah prestasi karena bisa menekan laju pertambahan kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar.

Keberhasilan tersebut sekaligus sebagai bukti kerja sama antar stakeholder, terutama gugus tugas dan petugas terkait sampai ke jajaran terbawah.

"Sangat membanggakan bagi kita di Kalbar, dimana secara nasional pertambahan jumlah kasus masih sangat tinggi, tapi kita mampu menekan laju penyebaran kasus sampai nol kasus di tujuh kabupaten/kota ," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa keberhasilan ini atas kerja sama mulai dari gubernur, bupati dan wali kota, gugus tugas Covid-19, petugas kesehatan, termasuk pula masyarakat yang mau mematuhi arahan pemerintah untuk menerapkan prokol kesehatan.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Berita Terkini