TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Gerhana Bulan Penumbra adalah fenomena alam yang terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi tidak persis sejajar.
Hal ini membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi. Akibatnya, saat gerhana terjadi, bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama.
Gerhana Bulan Penumbra ini diprakirakan terjadi, Sabtu (6/6/2020) dini hari WIB.
Dikutip dari laman BMKG, Gerhana Bulan Penumbra akan mulai pada Sabtu pukul 00.45 WIB.
Waktu puncak Gerhana Bulan Penumbra akan terjadi pada pukul 02.25 WIB.
Adapun gerhana akan berakhir pada pukul 04.04 WIB.
• PENAMPAKAN Gerhana Bulan Penumbra Sabtu 11 Januari 2020, Cahaya Bulan Alami Penurunan
Namun, Gerhana Bulan Penumbra memiliki perbedaan dengan fenomena Gerhana Bulan Umbra dan yang lain.
Ahli ilmu falak atau ilmu astronomi Islam dari IAIN Surakarta, Dr. Fairuz Sabiq, M.Si mengungkapkan proses terjadinya Gerhana Bulan Penumbra hampir tidak bisa diamati secara kasat mata.
Masyarakat perlu menggunakan teleskop untuk melihat proses Gerhana Bulan Penumbra.
"Untuk kasat mata agak susah karena sedikit sekali yang terkena bayangan buminya," ujar Fairuz kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Rabu (3/6/2020).
Ketua Labiratorium Hisab Rukyat Alhilal IAIN Surakarta tersebut mengungkapkan gerhana hanya akan terlihat samar-samar jika dilihat dengan kasat mata.
"Kalau mau lihat lebih jelas bisa menggunakan teleskop," ucap Fairuz.
Fairuz mengungkapkan gerhana bulan secara umum terjadi setiap bulan purnama.
"Tapi belum tentu setiap bulan purnama terjadi gerhana," ujarnya.
Jika dilihat kasat mata, Gerhana Bulan Penumbra seperti bulan purnama pada umumnya, namun terlihat lebih redup.