Kesaksian Warga Singkawang Korban Puting Beliung: Angin 'Menyeberang', Beruntung Tak Tertimpa Kayu

Penulis: Rizki Kurnia
Editor: Nasaruddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu di antara rumah warga Singkawang yang rusak akibat puting beliung, Sabtu 2 Mei 2020

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Warga Singkawang, Umi mengatakan, puting beliung yang terjadi Sabtu (2/5/2020) siang, membuat atap teras lantai dua rumahnya mengalami kerusakan.

Menurut Umi, sebelum kejadian angin puting beliung, hujan turun dengan sangat deras.

Kemudian, ada suara gemuruh yang tiba-tiba disusul robohnya atap teras lantai dua rumahnya.

"Saat atap teras lantai dua roboh, kami semua berada di lantai bawah. Ndak ada yang berani untuk naik dan melihat ke lantai dua," ceritanya kepada Tribun, Minggu (3/2/2020).

Setelah hujan agak reda, barulah dia beserta keluarga naik ke atas untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Begitu dilihat, rupanya atap teras lantai rumah sudah hancur," ungkapnya.

Analisa BMKG Terkait Fenomena Squalline Terjang Singkawang dan Cuaca Ekstrem di Kalbar Secara Umum

Menurutnya, kejadian serupa juga terjadi pada rumah warga lainnya yang ada di Jalan Jeruk, Kelurahan Roban, Singkawang, Kalimantan Barat.

Anehnya, atap rumah warga yang kena tidak merata.

Karena setelah rumahnya, angin puting beliung sepertinya langsung ''menyeberang'' ke rumah warga lainnya.

"Saya pun tidak tahu persis kejadiannya, karena sewaktu kejadian kami semua di dalam rumah. Hanya saja, sebelah rumah saya ini tidak kena, justru nyebrang ke rumah warga lainnya," tuturnya.

Korban puting beliung lainnya, Karnadi (63) mengatakan, sebelum kejadian dia bersama istrinya sempat mengambil pakaian di jemuran lantai dua rumahnya.

"Karena sewaktu hujan deras, angin sangat kencang. Lalu saya bersama istri mengambil jemuran. Baru saja mengambil beberapa helai pakaian, tiba-tiba ada sesuatu yang roboh dari atap lantai dua," katanya.

Sehingga, pengambilan jemuran pakaian tak sempat diselesaikan karena khawatir akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"Terlalu cepat kejadiannya, beruntung istri saya tak sampai ketimpa kayu," ujarnya yang mengaku kerugian materil yang dialami sekitar belasan juta rupiah.

BMKG: Fenomena Squalline

Sembilan rumah warga di Jalan Barito dan Jalan Jeruk, Kelurahan Roban, Singkawang, Kalimantan Barat, mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung, Sabtu (2/5/2020) siang.

Peristiwa itu terjadi saat wilayah Singkawang diguyur hujan deras disertai gemuruh yang kencang.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, pada dua hari terakhir memang terjadi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Kalbar.

Terkait hal ini, BMKG menyampaikan analisis sementara kejadian cuaca ekstrem di Kalimantan Barat tanggal 1-2 Mei 2020.

Berikut analisis sementara BMKG, yang disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Nanang Buchori.

Hujan sedang hingga lebat telah terjadi di Kalimantan Barat mulai tanggal 1 Mei 2020 hingga 2 Mei 2020.

Berdasarkan data dari Stasiun Pengamatan di UPT BMKG Kalimantan Barat tanggal 01 Mei 2020 hujan sangat lebat terjadi di Stasiun Meteorologi Paloh sebesar 102,9 mm, sementara hujan lebat terjadi di Stasiun Meteorologi Pangsuma Kapuas Hulu sebesar 74,7 mm.

Tanggal 2 Mei 2020 hujan masih terjadi hampir merata di seluruh wilayah Kalimantan Barat.

Cuaca ekstrem dilaporkan terjadinya angin kencang yang menimbulkan kerusakan rumah warga di Kota Singkawang.

Berdasarkan analisis radar cuaca setidaknya ada 2 kali hujan skala lokal yang berpotensi disertai angin kencang ditunjukkan dengan nilai reflektivitas tinggi pada radar cuaca pukul 08.00 WIB dan 09.00 WIB di Kota Singkawang.

Setelah 2 kali hujan lokal tersebut terjadi squalline (angin kencang skala luas) yang ditunjukkan dengan pola reflektivitas yang sangat panjang pukul 10.20 WIB.

Hujan di Singkawang masih terus berlangsung hingga pukul 15.00 WIB.

Faktor dominan pembentuk awan hujan yang menyebabkan cuaca ekstrem ini antara lain:

- hangatnya suhu muka laut di sekitar perairan Kalimantan Barat, sehingga suplai uap air untuk pembentukan awan hujan tersedia banyak.

- kelembaban udara yang tinggi hingga lapisan 500 hPa, sehingga memudahkan pembentukan awan hujan.

- adanya pola pusaran angin di Kalbar pada ketinggian 3.000 feet, sehingga massa udara terkontrasi berada di wilayah Kalimantan Barat.

Bantuan Wali Kota

Wali kota Singkawang Tjhai Chui Mie berserta Kepala BPBD dan relawan Singkawang Peduli Covid-19 bergegas turun langsung kelapangan untuk meninjau sekaligus memberikan bantuan.

Tjhai Chui Mie sempat kaget melihat atap balkon rumah satu di antara rumah warga yang roboh.

"Saya juga kaget liat kondisi begini, berarti kan anginnya sangat kuat, sampai tiang kayu yang sudah pake baut begitu sampai roboh kan. Menurut saya ini sudah jelas puting beliung ya, melihat kerusakannya parah seperti ini," ujar Tjhai Chui Mie, saat berada di balkon salah satu rumah warga yang menjadi korban angin kencang.

Kepala BPBD Kota Singkawang, M Syafruddin menuturkan saat ini ada sembilan rumah yang mengalami kerusakan.

"Untuk saat ini yang kita pantau ada sembilan rumah yang mengalami kerusakan, tiga diantaranya mengalami kerusakan yang paling parah, hingga atap rumahnya terbang hingga jatuh di jalan," ujar M Syafruddin.

Ia menghibau masyarakat untuk tetap berhati-hati dengan kemungkinan angin kencang yang akan terjadi dimemudian hari.

Selain itu, Walikota Singkawang bersama BPBD dan Panitia Singkawang Peduli Covid-19 menyalurkan bantuan kepada korban yang rumahnya rusak akibat angin kencang tersebut.

Bantuan tersebut berupa sembako yang di serahkan langsung oleh Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie kepada masing-masing pemilik rumah yang menjadi korban akibat angin kencang. (*)

Berita Terkini