Masih dikaji apakah penurunan ini terjadi karena adanya pembatasan fisik dan perubahan perilaku masyarakat di Hong Kong sebagai pencegahan Covid-19.
Kedua penyakit ini ditularkan dengan cara yang sama.
Tercatat, penularan flu berkurang 44 persen selama Februari 2020 setelah penutupan sekolah.
“Kecepatan penurunan aktivitas influenza pada tahun 2020 lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan jarak sosial dan perilaku penghindaran lainnya memiliki dampak tambahan yang substansial pada penularan influenza,” kata peneliti lainnya dari Universitas Hong Kong, Dr Peng Wu.
“Karena influenza dan Covid-19 adalah patogen pernapasan yang langsung ditularkan dengan dinamika pelepasan virus yang serupa, kemungkinan langkah-langkah pengendalian ini juga mengurangi penularan Covid-19 di masyarakat," ujar dia.
Dia menambahkan, masyarakat Hong Kong lebih sadar akan perlunya mengubah perilaku mereka karena pengalaman berjangkitnya penyakit menular di masa lalu.
Melihat perkembangan di Hong Kong, guru besar kedokteran dari Universitas East Anglia, Profesor Paul Hunter mengatakan, penelitian ini bisa menjadi contoh untuk mempertimbangkan sebelum melakukan lonckdown.
“Meskipun seseorang tidak selalu dapat mengadaptasi metode dari negara Asia ke negara Eropa, pendekatan Hong Kong dapat memberi kita cara untuk meringankan dampak dari lockdown tanpa mempertaruhkan terjadinya peningkatan jumlah kasus lagi," kata Prof Paul.
Menurut dia, sebagai salah satu negara yang terkena dampak paling parah selama epidemi SARS pada tahun 2003, Hong Kong dianggap lebih siap untuk menghadapi wabah Covid-19 daripada negara lain.
“Peningkatan kapasitas tes dan kapasitas rumah sakit untuk menangani patogen pernapasan baru, dan populasi yang sangat sadar akan kebutuhan untuk meningkatkan kebersihan pribadi dan menjaga jarak fisik, menempatkan mereka dalam kondisi yang lebih baik," kata dia.
Meski demikian, para ahli ini belum bisa menyimpulkan kebijakan mana yang paling memberi pengaruh apakah pengujian, pelacakan kontak, atau karantina.
“Itu adalah pertanyaan yang sangat penting dan satu yang belum dapat kami jawab. Kami pikir kemungkinan besar itu adalah kombinasi dari serangkaian kebijakan yang bekerja dengan baik. Pembatasan sosial memperlambat transmisi virus dan mencegah terjadinya wabah besar, sehingga memungkinkan tes dan pelacakan terus dilakukan,” ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Melihat Cara Hong Kong Kendalikan Virus Corona Tanpa Lockdown..."
Penulis : Jawahir Gustav Rizal
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary