"Ini setiap Puskesmas ada, dan kita sudah bentuk minimal 3 orang. Itu kita Rapid Tes, kemudian orang-orang yang dalam pelayanan, baik dirawat inap, rawat jalan.
Itu kita Rapid Tes, artinya setiap tenaga kesehatan yang banyak berhubungan dengan orang lain dan banyak kontak dengan masyarakat, itu yang diutamakan,"ujarnya.
Untuk itulah, Ginting mengakui bahwa sudah memesan kembali Rapid Tes dan hari ini sudah datang.
Dulunya ada 200 Rapid Tes dan hari ini datang 1000 Rapid Tes.
"Tentu saja, tidak hanya oleh Dinkes tetapi juga kita berkerjasama dengan kawan-kawan di Puskesmas.
Jadi orang Puskesmas juga akan kita latih bagaimana cara melakukan Rapid Tes,"jelasnya.
Kemudian, kita juga berikan Alat Pelindung Diri (APD) untuk Puskesmas, supaya mereka juga bisa melaksanakan pendeteksian atau scrining di wilayahnya masing-masing.
"Jadi petugas Puskesmas kami sendiri yang akan melaksanakan Rapid tes di Puskesmas nya.
Disinggung terkait jumlah Rapid Tes yang dipesan untuk kedepanya, Ginting menambahkan bahwa melihat trend ODP yang masih terus bertambah.
"Walaupun ada yang kurang dan ada yang bertambah, Jadi prediksi kedepannya minimal 5 ribu dan sampai 10 ribu Rapid Tes.
Tapi akan kita laksanakan secara bertahap. Lebih bagus kita memesan lebih banyak untuk kondisi sekarang daripada mesan kurang,"tegasnya.
Sampai saat ini, Rapid Tes yang sudah digunakan sebanyak 79 dari 1200 Rapid Tes (Termasuk 1000 yang baru datang). Dan hasilnya dari 79 itu, 78 negatif dan satu orang reaktif.
"Jadi yang untuk tanggal 7 itu sudah di Rapid Tes kembali dan hasilnya negatif. Harapan kita, banyakpun kita laksanakan Rapid Tes semuanya negatif lah,"ujarnya.
Kemudian terkait APD, Lanjut Ginting akan dipesankan secukupnya. Kemarin kita sudah pesan 500 APD, dan separohnya sudah datang dan kita sudah distribusikan baik ke rumah sakit maupun puskesmas.
"Untuk sekarang cukup hanya untuk beberapa hari kedepan. Maka sudah kita pesan lagi, itu untuk APD lengkap, kalau APD lengkap itu untuk tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien,"ujarnya.