Tjokorda Raka Kerthyasa adalah tokoh budaya di Ubud, Bali.
Ia bersama segenap umat Hindu menjadikan momentum Hari Raya Nyepi sebagai hari istirahat alam semesta.
Dihentikannya penggunaan listrik, transportasi, dan industri selama satu hari saat Nyepi ternyata memberi efek luar biasa dalam pengurangan emisi harian di Bali.
2. Agustinus Pius Inam
Agustinus Pius Inam adalah Kepala Dusun Sungai Utik, Kalimantan Barat. Ia memastikan pentingnya penduduk desa memahami dan mengikuti langkah tata cara adat dalam melindungi dan melestarikan hutan.
Bagi masyarakat hutan adat di Dusun Sungai Utik, tanah adalah ibu, sedangkan air adalah darah.
Makanya perlu dijaga dari segala ancaman kerusakan khususnya deforestasi.
3. Romo Marselus Hasan
Romo Marselus Hasan adalah pemimpin agama Katolik di Bea Muring, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Kawasan tersebut belum teraliri listrik, sehingga masyarakat terpaksa menggunakan generator sebagai sumbernya.
Bersama warga di sana, Romo Marselus secara mandiri membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro untuk mengurangi emisi berbahaya yang keluar dari generator.
4. Almina Kacili
Dari kaum hawa ada Almina Kacili.
Ia adalah kepala kelompok wanita gereja di Kapatcol, Papua Barat, yang bersama ibu-ibu anggota kelompoknya membantu penyeimbangan alam melalui Sasi.
Sasi ialah tradisi kearifan lokal yang melindungi wilayahnya dari eksploitasi, terutama oleh nelayan-nelayan yang menggunakan peralatan ilegal.