Seleksi Calon Kepala Daerah, Gerindra dan PDIP Prioritas Usung Kader

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Kalbar, Eka Kurniawan

PONTIANAK - Sejumlah partai politik (parpol) akan memprioritaskan kadernya dalam Pilkada 2020 yang akan digelar di tujuh kabupaten di Kalimantan Barat. PDI Perjuangan bahkan memastikan tak akan mengusung calon nonkader di Sekadau.

Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Kalbar Eka Kurniawan menyatakan, PDI Perjuangan akan mengusung kadernya sebagai bupati dan wakil bupati di Pilkada Sekadau 2020.

Ia menerangkan, saat ini calon PDI Perjuangan sudah mengerucut. "Insy Allah di awal Januari nama sudah bisa kita usulkan ke DPP untuk segera diproses," kata Eka ditemui Tribun di Pontianak, Rabu (18/12/2019).

Pilkada 2020, Gerindra Siapkan Kader di Tiga Daerah Ini

Diungkapkannya pula, untuk beberapa daerah masih sesuai dengan skenario awal, walaupun untuk di daerah lain juga terpaksa skenarionya berubah dari skenario awal. "Kita juga sudah mempersiapkan planning A, planning B," tuturnya.

Pada prinsipnya, kata dia, planning A tetap mengajukan calon-calon yang diunggulkan berasal dari internal.

Namun setelah memandang hasil survei yang dilaksanakan saat ini, lanjutnya, tidak juga semua kader kita berada diposisi atas.

Maka bagi kader di beberapa daerah yang tidak berada diposisi atas, kata dia, akan dipersiapkan planning B.

"Yang pasti kita siap untuk menghadapi Pilkada ini dengan risiko apapun untuk menenangkan calon yang kita usung," katanya.

"Kita tetap berprinsip selama ada kader kita yang bisa dimajukan, maka kita majukan kader. Namun, jika dimajukan berdasarkan hasil survei kita juga tidak ingin paksanakan bertarung, karena ingin dipemerintahan ke depan di Kalbar semakin banyak dipimpin kader oleh PDI Perjuangan," ungkapnya.

Hampir disemua daerah, kata Eka, akan mengusung kader, terutama di daerah yang selama ini telah dikuasai.

"Setidak-tidaknya ada kader yang kita tempel menjadi wakil kalaupun tidak bisa merebut posisi bupati. Sekadau kita mengusung kader sendiri, baik bupati maupun wakil bupatinya," ucapnya.

Walaupun memang, mantan anggota DPRD Kalbar ini menerangkan jika pihaknya juga mengharapkan bantuan dari Parpol lain.

"Tidak dibantu oleh partai lain pun tidak apa-apa, kita kekuatan signifikan di Sekadau. Walaupun kita tetap berharap bantuan dan dukungan partai lain ke PDI Perjuangan dalam rangka memenangkan di Sekadau," katanya.

Prioritas kader juga diterapkan Gerindra. Ketua Bappilu DPD Partai Gerindra Kalbar M Rizal menyatakan, kader partai menjadi prioritas pada Pilkada 2020.

"Dari rapat pengurus DPD yang juga dihadiri DPC, kader dari partai sendiri menjadi pilihan utama. Di suatu daerah yang Pilkada maka pilihan kita yang utama berasal dari kader," katanya.

Ia mengatakan, Gerindra setidaknya menargetkan bisa mengusung kader di tiga daerah yang melaksanakan Pilkada.

"Tujuh daerah menjadi konsentrasi kita. Namun dari analisa sementara paling tidak ada tiga daerah yang potensi kader dan memenangkan Pilkada yakni Sambas, Bengkayang dan Ketapang," jelasnya.

Ia menerangkan, Partai Gerindra telah melakukan persiapan lebih awal. Ini dibuktikan dengan telah selesainya penjaringan bakal calon kepala daerah di tujuh kabupaten.

Tahap berikutnya, Partai Gerindra melakukan pengamatan dan analisis terhadap bakal calon yang mendaftar.

Partainya juga terus menjalin komunikasi dengan partai lain untuk membangun koalisi.

"Komunikasi telah dilakukan pengurus DPC dan intens melakukan pendekatan walaupun belum dibuat keputusan siapa yang untuk menjadi bupati dan wakil Bupati. Tapi beberapa skenario sudah ada, tinggal mendekati waktunya potensi yang memenangkan dari pasangan mana, maka perlu dilakukan survei," paparnya.

Ia menjelaskan, peluang koalisi dengan sejumlah partai masih dinamis.

"Opsinya terbuka, kita belum memutuskan ke mana koalisi akan kita buat, tapi sampai saat ini komunikasi terus intens dengan partai lain," katanya.

Partai Golkar Kalbar juga memprioritaskan kadernya. Sekretaris DPD Partai Golkar Kalbar Prabasa Anantatur mengatakan, hal itu telah menjadi instruksi Ketua Umum DPP Partai Golkar.

"Kalau Golkar sudah putuskan diutamakan kader, sesuai dengan intruksi ketua umum. Tapi apabila kader surveinya rendah, kasihan kadernya. Apalagi jika anggota dewan harus meninggalkan jabatan," katanya.

Prabasa menerangkan, Partai Golkar sudah melaksanakan pendaftaran bakal calon kepala daerah di tujuh kabupaten . Tim seleksi sudah menyerahkan berkas ke Timsel provinsi.

"Kami sedang mendata, mengumpulkan laporan-laporan dari 7 kabupaten, kemudian akan merapikan administrasi, akan diadakan rapat Timsel. Setelah itu akan diadakan rapat pleno, diundang semua pengurus maupun dewan pembina, dan diundang juga ketua partai dan sekretaris di tujuh kabupaten untuk memutuskan nama yang dikirim ke pusat," jelasnya.

Jika DPD kabupaten mengirim 10 nama, ungkap Prabasa, maka DPD provinsi akan mengirim 3-5 nama DPP Partai Golkar.

"Nanti DPP akan mensurvei dan data survei yang memutuskan oleh pusat, sehingga yang memutuskan DPP," imbuhnya.

Maju Pilkada 2020, Calon Bupati Diminta Persiapkan Uang Saksi

"Nanti yang keluar rekomendasi bupati dulu, kemudian diinstruksikan mencari wakil dan koalisi," timpal dia.

Prabasa mengatakan, ada kemungkinan nama-nama yang diusulkan DPD tidak menjadi pilihan DPP. Sebab, DPP bisa saja merekomendasikan nama di luar usulan DPD kabupaten dan provinsi.

"Mungkin saja bisa, tapi ada pertimbangan yang mendasar. Misalnya tidak minat mendaftar, berarti tidak mau gunakan perahu Partai Golkar, tapi tidak pernah terjadi. Yang jelas yang kita lakukan ada yang berminat di Partai Golkar, semua mendaftar," katanya.

Sementara itu, Partai Demokrat terus menjalin komunikasi untuk membangun koalisi, agar bisa mengusung kadernya tampil di Pilkada. Khusus di Bengkayang, Demokrat akan akan membangun koalisi terlebih dahulu sebelum menentukan figur.

"Kita membangun koalisi dulu, belum menyebut nama figur, karena di Bengkayang tidak ada satupun partai yang mengusulkan sendiri dengan minimal syarat dukungan 20 persen. Sehingga koalisi partai penting dibentuk," papar Koordinator Wilayah Pilkada Demokrat Bengkayang, Herman Ivo.

Dengan begitu, kata dia, partai besar maupun partai yang meraih banyak kursi di DPRD, tidak bisa memaksakan kehendak. Karena jika ingin memaksakan kehendak, kemungkinan akan ketinggalan.

"Bengkayang juga sedang kena musibah, beberapa tokoh yang dimungkinkan untuk maju terkena imbas. Ada yang dipanggil sehingga menjadi pertimbangan partai-partai untuk menentukan. Sebab ada kekhawatiran saat rekomendasi keluar ada juga keluar rekomendasi dari lembaga hukum," jelasnya.

Sehingga, ungkap dia, hal ini pun menjadi peluang untuk masyarakat yang selama ini tidak terlalu ikut ambil bagian. "Artinya ada nama-nama baru yang belum populer, dan masih sekitar Bengkayang," ucap dia.

Sementara, khusus untuk Demokrat tentu ia mengatakan telah melakukan konsolidasi internal.

"Saya sudah mempertemukan fraksi, Ketua DPC dan Bacakada yang sudah mendeklerasikan diri yakni Neneng, Yosua Sagara, dan Herman Ivo saya sendiri atas perintah partai," imbuhnya.

"Konsolidasi internal kita ingin sampaikan jika kader wajib maju dan dilarang berkomunikasi atau berkampanye negatif sesama kader," timpal Ivo.

Lebih lanjut, mantan anggota DPRD ini pun menjelaskan jika keputusan akhir ada tingkat DPD dan DPP partai berlambang mercy tersebut.

"Nanti yang menentukan adalah DPD dan DPP, sehingga kader berhak mencalonkan diri. Kemudian kita mendorong setiap figur untuk membangun koalisi antar partai," paparnya.

Selain itu, ia pun mengungkapkan jika telah menyampaikan ke DPP pentingnya untuk mendukung kader sendiri.

"Saya juga sudah menyampaikan ke DPP jika Demokrat wajib mengusung kader. Karena jika mencalonkan yang bukan kader, pengalaman 10 tahun ini sangat merugikan partai," katanya.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak 
 

Berita Terkini