Sumberanto Harap Pemkot Singkawang Beri Asuransi BPJS Pada Anggota Pemadam Kebakaran

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPRD kota Singkawang Sumberanto Tjitra saat ditemui di Kantornya

SINGKAWANG - Wakil Ketua DPRD Singkawang, Sumberanto Tjitra mengatakan terdapat 8 Badan Pemadaman Kebakaran Singkawang (BPKS) di Kota Singkawang dengan jumlah anggota kurang lebih hampir mencapai 500 orang.

Para anggota memberikan pengabdian dengan tidak digaji, tidak ada insentif, dan sebagian tidak diasuransikan karena usia di atas 60 tahun.

Sementara diketahui anggota di atas usia itu cukup banyak, karena mereka sudah berkarya atau menjadi anggota ataupun pengurus sejak masih muda.

"Saya berharap semua anggota tetap BPKS dapat menerima BPJS Penerimaan Bantuan Iuran (PBI) supaya bila terjadi musibah dalam menjalankan tugas, sudah ada fasilitas kesehatan buat mereka," katanya, Jumat (22/11/2019).

Pemkot Singkawang Ajak Jalin Sinergisitas Bangun Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Karhutla

Selama ini BPKS memang mendapat bantuan pemerintah, dengan termin 2 tahun sekali melalui bantuan sosial (bansos) karena bansos tidak boleh dilakukan berturut-turut setiap tahun.

Sebetulnya ada cara lain, dengan cara hibah sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2018 tentang tata cara penyaluran dana hibah.

Dalam aturan ini hibah kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia, diberikan kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum yayasan atau organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum.

Untuk sementara wali kota bisa menerbitkan Perwako memuat bantuan dana hibah bagi BPKS, agar mereka bisa menerima bantuan setiap tahun.

Sumberanto juga mengusulkan Pemkot Singkawang memberikan penghargaan kepada BPKS-BPKS di Kota Singkawang, sebagai dukungan dan motivasi serta apresiasi atas kinerjanya selama ini.

"Semoga perjuangan para pejuang pemadam api Singkawang mendapat perhatian lebih dari Pemerintah Singkawang," harap Sumberanto.

Evaluasi Bantuan Bagi BPKS

Wali Kota (Wako) Singkawang, Tjhai Chui Mie mengatakan selama ini bantuan untuk pemadam kebakaran bersifat dana hibah.

Namun sifatnya tidak bisa tiap tahun, paling tidak dua tahun sekali.

“Tentu nanti kita akan lakukan evaluasi, dan jumlah BPKS saat ini berjumlah delapan, menurut pihak BPKS yang ada jumlah ini sudah cukup,” katanya, Kamis (21/11/2019).

Rapat bersama Badan Pemadam Kebakaran Swasta (BPKS) yang ada di Kota Singkawang pun telah dilakukan beberapa waktu lalu.

Pembahasan orang nomor satu di Singkawang ini dengan BPKS terkait kebutuhan apa saja serta melakukan inventarisasi masalah yang dihadapi BPKS untuk dibantu Pemerintah Kota Singkawang.

Kemudian terkait apa saja yang harus dilakukan dan berharap semua BPKS tergabung dalam asosiasasi dan menjadi pengurusnya.

Lalu kelengkapan apa saja termasuk armada dan perlengkapan atau alat pemadam kebakaran yang diperlukan.

Pemerintah ingin tahu apakah armada layak atau tidak untuk dipakai, dan berapa anggota BPKS serta apakah mereka sudah diasuransikan atau belum, karena ini berkaitan dengan nyawa.

Ia juga meminta total keseluruhan yang aktif di BPKS serta bantuan apa yang diperlukan termasuk pendanaan.

“Kalau memang dibutuhkan anggaran, maka akan kita bahas nantinya,” ujar Chui Mie.

Atasi Karhutla

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Kota Singkawang berdampak terhadap peralatan petugas Badan Pemadam Kebakaran Swasta (BPKS) di antaranya perawatan selang air untuk memadamkan api.

Selang air pemadam kebakaran menjadi cepat rusak, lantaran medan untuk memadamkan api harus melalui semak belukar dan hutan.

"Karena BPKS memang untuk nmemadamkan api yang membakar bangunan, namun karena musim Karhutla kita diperbantukan,” ujar Ketua Asosiasi Badan Pemadam Kebakaran Swasta (BPKS) Kota Singkawang, Christian, Rabu (5/9/2018).

Tidak hanya itu saja, pihak BPKS juga membutuhkan mobil tangki air yang memadai untuk memadamkan api.

BPKS di lapangan mengalami kesulitan untuk memadamkan api, apalagi saat memadamkan kebakaran hutan dan lahan, kadang sumber air sulit didapat.

Seperti yang dialami saat memadamkan api di Jalan Muin Achmad, Kelurahan Sekip Lama, Kecamatan Singkawang Tengah kemarin (Selasa), dimana sumber air sulit didapat.

Hal ini sangat darurat sekali, karena kebakaran lahan sekitar sepuluh meter dari tiang gardu PLN, sehingga pihak BPKS memang berusaha untuk memadamkannya.

Tidak hanya itu saja, seperti terjadi Karhutla di Marhaban Kecamatan Singkawang Selatan, dimana jangkauan kebakarannya cukup luas sekitar 100 meter dari titik pemadaman.

“Kami tidak bisa menjangkau terlalu dalam, karena asapnya cukup pekat sekali,” tuturnya. (*)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkini