Saat ditanya apakah sudah melihat dan mempelajari gaya bertarung petinju Afrika Selatan tersebut, Daud Yordan mengatakan, dirinya sudah melihat dan mempelajari gaya bertarung petinju Afrika Selatan.
Menghadapi petinju tersebut, kata dia, dirinya harus tampil lebih agresif sesuai dengan ciri khas gaya bertarung dirinya.
"Tentunya saya harus tampil lebih agresif seperti kebiasaan saya," katanya.
Apalagi, kata petinju Sasana Kayong Utara tersebut, melihat postur tubuhnya lawan lebih tinggi dari dirinya.
"Saya harus lebih tampil agresif, menekan, dan tampil lebih variatif dan tidak monoton," katanya.
Latihan dengan "sparring partner" tersebut dilakukan Daud Yordan setelah sebelumnya menjalani latihan dengan fokus untuk ah penguatan otot-otot tubuh seperti tangan, kaki, dan perut.
Pertarungan melawan petinju Afrika Selatan mendatang merupakan yang ketiga kalinya bagi Daud Yordan selama berkarier di dunia tinju profesional, karena sebelumnya dua kali menghadari Afrika Selatan.
Ketika masih berkecimpung di kelas bulu, Daud Yordan pernah menghadapi Simpiwe Vetyeka asal Afrika Selatan.
Di pertarungan yang dimainkan di Jakarta, 14 April 2013 itu, Daud kalah TKO ronde 12.
Kemudian pada 6 Desember 2013, Daud Yordan pernah mengalahkan petinju Afrika Selatan lainnya, Sipho Taliwe lewat angka 12 ronde di Perth, Australia.
Mantan petinju Indonesia Damianus Yordan yang juga abang Kandung Daud Yordan, mengatakan program latihan di Bali tentunya memberikan dampak positif bagi peningkatan kemampuan Daud Yordan.
Apalagi di sana Daud ditangani rekann Damianus sewaktu menjadi petinju Nasional, Pino Bahari.
"Tentunya itu kesepakatan manajemen dan saya yakin itu yang terbaik latihan di Bali," ungkap Damianus.
Latihan menurutnya memang bisa dimana saja, namun ada beberapa dampak sehingga suatu tempat latihan bisa memberikan efek tersendiri bagi seorang petinju.
"Latihan bisa dimana saja, cuma situasionalnya, suatu tempat itu bisa membuat dia makin betah, semakin percaya diri jadi bisa berpengaruh ke situ," ungkapnya.