Sikapi Tegas, MUI Sambas Larang Perayaan Halloween
SAMBAS- Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sambas, Dr Sumar'in mengatakan mengutip sebuah hadist dari Nabi Muhammad yang di riwayatkan oleh, Abi Sa’id radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda.
“Kalian benar-benar akan meniru sunnah (jalan/tata cara) orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampai-sampai sekiranya mereka memasuki lubang biawak kalian pun juga turut mengikutinya.” Kami (para sahabat) bertanya : ”Apakah Yahudi dan Nasrani?” Rasulullah menjawab : ”siapa lagi?” (HR Bukhari, Bab Ma Dzakaro ’an Bani Isra’il 11/272)
Karenanya kata Sumar'in, mendengar informasi adannya sebagai pemuda Sambas yang notabenenya adalah muslim akan turun merayakan Perayaan Heloween, dirinya merasa prihatin.
Baca: Jelang Halloween, Google Buatkan Kuburan Bagi Aplikasinya yang Sudah Mati
Baca: Gelar Halloween Party di Rumahnya, Bagian Kaki Nia Ramadhani Jadi Sorotan
"Saya merasa sangat khawatir dan prihatin. Saya mengecam dan mengingatkan pada mereka untuk membatalkan perayaan heloween ini. Atas nama MUI Kabupaten Sambas kami melarang dengan keras dan tegas budaya perayaan heloween ini," ungkapnya, saat dihubungi, Selasa (29/10/2019).
"Dalam bacaan dan literatur yang saya fahami bahwa Heloween adalah sebuah ritual agama untuk mengusir roh iblis dengan penampilan iblis itu sendiri," jelasnya.
Sumar'in menuturkan, Halloween sendiri menurut akar kata, berasal dari bahasa Inggris ”Hallow” yang maknanya keramat atau suci.
Ia menjelaskan, upacara Haloween ini, sebenarnya berasal beberapa abad sebelum Kristiani.
"Mereka juga meyakini bahwa, ruh (souls) orang-orang yang sudah meninggal dibiarkan berkeliaran bebas dan bisa mengunjungi kembali rumah-rumah mereka, serta serombongan besar arwah jahat bergentayangan menejelajahi bumi," katanya.
Wakil rektor Institut Agama Islam Sultan Muhammad Tsafiudin (IAIS) Sambas itu menambahkan, karenanya Haloween digunakan untuk menangkal kejahatan malam itu dan mencegah kemarahan para dewa,
dengan demikian, mereka mengorbankan dan memberikan sesajen serta menyalakan api unggun yang besar di puncak bukit untuk menakuti dan menjauhkan arwah jahat.
"Ingatlah, Allah Ta’ala berfirman, yang artinya Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu, QS al-Baqoroh : 105," tuturnya.
"Oleh itu kami menyerukan kepada masyarakat sambas khususnya anak-anak muda jangan sekali-kali ikut-ikutan untuk merayakan perayaan Heloween tersebut.
Karena bertentangan dengan agama Islam, dan orang yang mengikuti perayaan agama lain adalah bagian dari mereka. Oleh karena itu kami sangat mengecam perbuatan dan tradisi Heloween ini khususnya bagi umat Islam Sambas," tutupnya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak