Kuliah Umum Ustadz Abdul Somad yang dijadwalkan Sabtu 12 Oktober 2019 pukul 12.45 - 14.30 WIB, batal digelar.
Takmir Masjid UGM menyampaikan, tidak bisa dilaksanakannya kuliah umum UAS atas desakan Rektorat UGM dengan Surat Nomor 7295/UN1.P.I/HMP/KM/2019.
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Panut Mulyono membeberkan alasan membatalkan kuliah umum Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam program Fakta TVOne, yang diunggah di Youtube.
Ustaz Abdul Somad (UAS) saat itu direncanakan menjadi pengisi materi kuliah umum bertajuk 'Integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK): Pondasi Kemajuan Indonesia'.
Namun kuliah umum itu dibatalkan oleh UGM saat mendekati hari pelaksanaan.
Rektor UGM, Panut Mulyono menuturkan penolakan tersebut berasal dari adanya pro dan kontra terhadap sosok UAS.
Baca: Ustadz Abdul Somad (UAS) Ungkap Alasan Unggah CV Lengkap di Instagram Setelah Batal Ceramah di UGM
Baca: Canda Ustadz Abdul Somad (UAS): Pontianak Masya Allah, Bisa Menghalalkan yang Haram
"Sebetulnya kemarin itu kan, salah satu pembicara itu menimbulkan pro dan kontra. Begitu kan?," ujar rektor UGM tersebut.
"Nah saya sebagi pimpinan, oke lah kita mau ngaji, mau berbicara tentang islam dan keilmuan, itu fine, tapi lalu ketika datang dari pembicara itu ada pro dan kontra lalu suara itu banyak sekali ya dibatalkan saja," paparnya.
Ia menuturkan sebagai pengganti atas batalnya seminar UAS, UGM akan mengadakan forum lainnya.
"Tapi pada saatnya nanti akan ada forum yang lebih baik, yang lebih merepresentasikan dari masyarakat akademik untuk pembahasan hal itu," sebut rektor UGM.
"Dan kita tidak membatasi siapa pun yang bicara," tambahnya.
Ia menegaskan pembatalan itu bukan karena masalah tema yang diusung UAS.
"Bukan sama sekali (masalah tema)."
"Bukan jadi kontra, tapi pembicaranya yang oleh masyarakat itu ada yang dinilai sesuatu sehingga setuju dengan pembicara itu, ada yang tidak setuju dengan pembicara itu," jelasnya kembali.
Saat ditanya penolakan atas kehadiran UAS, rektor UGM menuturkan dirinya tidak mengkalkulasi hal itu.
"Saya tidak mengkalkulasi masing-masing ya, tapi banyak yang datang ke WA, telepon, pro dan kontra banyak. Jadi itu alasan bagi kami untuk meminta takmir untuk membatalkan acara," ujar rektor UGM.
Tanggapan Ustadz Abdul Somad
Sementara itu, UAS menanggapi santai dengan mengatakan tausiyah tak mengejar target layaknya artis di dunia hiburan.
"Pertama bahwa saya menyampaikan tausiyah itu kan bukan seperti artis yang kejar target. Jadi saya diundang ya saya datang," ujar UAS.
Jika ada yang membatalkan acara, ia memilih akan menggantikan kehadirannya di tempat lain yang menjadi cadangan.
"Kalau kebetulan dibatalkan ya saya ke tempat lain yang selalu saya katakan kalau telepon 'Nanti ya kalau ini batal'," ungkapnya.
Ia berpikir bahwa tempat tidaklah penting saat ada media seperti televisi (TV) dan sebagainya.
Kuliahnya yang berganti di UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta pun juga dirasanya cukup.
"Jadi setelah kita punya alat komunikasi, multimedia TV, jadi saya pikir tempat itu tidak terlalu penting."
"Jadi saya pikir karena tausiyah akhirnya di UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta, toh nanti kawan-kawan yang di UGM juga akan menonton," sebutnya.
"Mungkin ingin silaturahim, ingin ketemu, kalau di mana ya di masjid kita."
UAS lantas ditanya tanggapan terkait sejumlah penolakan dirinya.
"Publik kan melihatnya kan diterpa lagi nih Ustaz. Ada lagi pengadangan dan segala macam, tapi ustaz lihatnya sudah lebih santai atau bagaimana, terlihat dari wajah ustaz ya atau bagaimana?," ujar presenter tvOne.
Menurut UAS, hal ini telah terjadi beberapa kali dan terulang kembali.
Ia mengingat di mana pernah tertahan di bandara, hingga acara dengan anak-anak autis di Kudus, Jawa Tengah juga mendapat penolakan.
"Saya kira dari dulu juga begitu ketika kasus dua jam di airport nongkrong kemudian satu jam di Timor Leste pernah."
"Kemudian di beberapa daerah kemarin terakhir di Kudus. Saya tetap datang karena dari awal niatnya penggalangan dana untuk anak-anak autis. Jadi waktu batal kita sampaikan saja uang yang ada, peletakan batu pertama," sebutnya.
Ia mengaku tak khawatir dirinya akan tetapi anak-anak yang telah berharap dari acara tersebut.
"Yang saya khawatirkan bukan saya. 120 anak autis yang tidak berdosa yang saya takutkan, yang saya cemaskan yang saya khawatirkan."
"120 anak ini berdoa jadi yang mengadang itu kalau bisa datanglah ke Pesantren Al-Achsaniyyah. Temui anak autis itu cium tangannya. Mudah-mudahan Allah mengampunkan," sebutnya.
Sedangkan UAS juga mengunggah curriculum vitae (CV) atau biodata lengkapnya di akun Instagram pribadinya, @ustadzabdulsomad_official, Jumat (11/10/0291).
Saat ditanya terkait tujuannya, ia menuturkan agar tak ada pihak yang salah menilai akan dirinya.
"Simpel, supaya orang tidak salah nilai, tidak keliru. Kan kalau dia termakan isu kan kasihan," ujar UAS.
"Dia akan terus keliru, orang akan terus bicara, orang akan keliru melihat, keliru berpikir," tambahnya.
Ia lantas menjelaskan, mengenai logika berpikir yakni perlu mendengar, melihat, dan merenung.
"Kalau menurut logika Al-Qur'an, inna sam'a, dengar. Wal bashar, lihat. Wal fuad, merenung berpikir."
"Salah dengar, salah lihat salah berpikir, salah ngomong. Kan kasihan. Maka saya jelaskan ini CV saya. Kalau dia gagal paham, ini kita kasih CV saya," ujar UAS.
"Yang susah itu kalau orang cari makan dari gagal paham itu. Ini sulit," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Alasan Kuliah UAS Dibatalkan UGM, Rektor UGM Ungkap Dapat Pesan hingga Telepon
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Rekarinta Vintoko