Ustadz Abdul Somad mengatakan seumur-umur hidup dirinya tidak pernah melakukan solat Istisqa atau salat minta hujan.
Ustadz Abdul Somad menegaskan, bebuih mulut orang memintanya untuk ikut melaksanakan solat Istisqa.
"Ndak. Saya seumur-umur hidup tak pernah salat Istisqa. Tak pernah. Sekalipun tak pernah," tegasnya dalam video yang diunggah di Youtube Ustadz Abdul Somad Official.
UAS punya alasan tersendiri kenapa menolak ajakan orang untuk Solat Istisqa.
"Karena saya tahu ini bukan kebakaran, dibakar. Ini kejahatan. Mendoakan orang jahat kok didoakan," kata UAS, yang sebelumnya mengungkap pernyataan sahabat Salman al Farisi soal cara Allah membinasakan seorang hamba.
Baca: Ustadz Abdul Somad (UAS) & Menantu Habib Rizieq Protes The Santri, Sutradara Livi Zheng Angkat Suara
Baca: Jadi Korban Bully Haters, Ustadz Abdul Somad Sampaikan Doa Ini untuk Pelakunya
Ustadz Abdul Somad mengatakan, para pembakar-pembakar ini musti digantung di Monas. Ditembak.
"Ih, Ustadz radikal ini," kata UAS disambut tawa jamaah.
Ustadz Abdul Somad kemudian bertanya ke jamaah.
"Setujukah bapak ibu pengedar sabut ditembak mati?," kata UAS.
Pertanyaan itu dijawab jemaah dengan kompak menyebut setuju.
Lalu ustadz abdul Somad kembali mengajukan pertanyaan.
"Mana yang lebih berbahaya, pengedar sabu-sabu apa pembakar hutan?," kata UAS.
"Pembakar hutan," kata jemaah.
"Nah itulah jawabannya. Kalau pengedar sabu-sabu, yang mati, yang sakaw hanya orang beli sabu-sabu," kata Ustadz Abdul Somad.
"Tapi yang membakar hutan, bayi-bayi kena ISPA. Tadi jberiota masuk ke FB orang utan pun jadi korban," ungkap UAS.
"Ular sama anak, sama cucu ular mati. Bayangkan itu, Ini kejahatan luar biasa," paparnya.
Ustadz Abdul Somad menegaskan, pembakar lahan bukanlah perorangan. Sebab dulu tak ada kejadian seperti ini.
"Siapa ini? Ini bukan orang perorang. Karena dari dulu nenek moyang kita kalau mau nanam padi memang bakar hutan. Tapi kenapa tak ada berasap zaman dulu?," katanya.
"Karena ini pembakarnya adalah corporate korporasi. orang orang yang memang jahatnya luar biasa. Tak bisa dilawan dengan Istisqa. Harus dilawan dengan penegakan hukum yang tegas," paparnya.
Kabut Asap Gagalkan UAS ke Anambas
Ustadz Abdul Somad memastikan dirinya batal ke Anambas, Kepulauan Riau.
Hal itu disampaikan UAS melalui akun Instagram resminya, Ustadz Abdul Somad Official.
Sembari mengunggah foto dirinya dengan latar belakang pesawat, Ustadz Abdul Somad menyampaikan bahwa batalnya terbang dari Batam ke Anambas, karena jarak pandang di Letung.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
.
.
Sahabat UAS
.
Batal terbang dari Batam ke Anambas, karena jarak pandang di Letung. Pelajaran, tahun depan bulan-bulan segini jadwal tausiyah yang bisa ditempuh sepeda motor aja. Tapi untuk lebih konkritnya, semoga para pembakar hutan ngasi jadwal pembakaran hutan.
Demikian tulis UAS menyertai foto yang diunggahnya.
Penjelasan mengenai hal ini juga disampaikan District Manager Lion Air Group Batam M Zaini Bire.
Menurut Bire, kondisi alam menjadi penyebab pesawat tak bisa berangkat.
"Kondisi alam. Jadi (karena) asap inim jarak pandang untuk penerbangan kita untuk landing dan take off cuma 1500. Jadi bukit dah tak keliatan lagi," kata Bire.
"Kita perlu 5000 meter (jarak pandang) untuk landing kesana. Tapi ini sampai tiga jam ke depan menurut BMKG itu nggak akan bisa berubah. Minta maaf banget ini Pak Ustadz," katanya.
Melansir Tribun Batam, penerbangan menuju Batam-Letung, Letung - Batam, memang masih terganggu sejak kemarin Selasa (17/9/2019) hingga Rabu (18/9/2019) siang.
Kabut asap dengan intensitas tinggi tersebut, menyebabkan pesawat gagal terbang.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Tarempa, Dudi Juhadinata.
Saat tribunbatam.id mengonfirmasi melalui sambungan seluler, Dudi mengatakan, jarak pandang hanya mencapai 500 meter saja.
"Betul, kabut asap sekarang cukup tinggi, memungkinkan pesawat di Bandara Letung tidak bisa turun lagi sama dengan Bandara di Matak," ujar Dudi Juhadinata.
Kepala Stasiun BMKG Dudi Juhadinata menginfokan bahwa temperatur 27.6 RH 79, angin berhembus dari arah Tenggara, dengan kecepatan 5 Km/jam.
Saat ditanyai mengenai perkiraan hujan apakah akan turun dalam waktu dekat di Kepulauan Anambas, Dudi belum dapat memastikan, yang bisa memastikan bisa dikonfirmasi langsung di Stasiun BMKG Batam.
Tak hanya itu para penumpang yang telah menuju ke Letung, terpaksa menginap sampai pesawat dipastikan aman untuk terbang. (Nasaruddin Bendum,Tribun Pontianak)