Wanita Ini Tak Ingin Maskawin Aneh-aneh dari Calon Suami! Cukup Ustadz Abdul Somad, Maksudnya?
USTADZ Abdul Somad mengunggah screenshot berisi percakapan di WhatsApp antara seseorang dengan dirinya.
Unggahan ini untuk menunjukkan permintaan seseorang yang memintanya datang di pernikahannya sebagai maskawin.
Tangkapan layar itu kemudian diunggahnya di akun Instagram-nya pada, Senin (26/08/2019).
Seseorang yang memintanya hadir sebagai maskawin itu hanya disebut Somad sebagai, “Sahabat UAS.”
Ia tidak menunjukkan identitasnya begitu pula kapan pesan itu dikirimkan untuknya.
Baca: Ustadz Abdul Somad (UAS): Saya Bukan Ustadz Jadi-jadian, Ni Kukasi Tahu!
Baca: TERUNGKAP Alasan Ustadz Abdul Somad Komitmen Jadi Ustadz Sampai Akhir Hayat! Jadi Jangan Sakit Hati
Isi percakapan di WhatsApp itu dimulai dengan permintaan yang diakui si pengirim amat berat ia ungkapkan.
Pria itu mulai memberanikan diri setelah dipersilakan oleh Somad.
“Dengan segala kerendahan hati, jujur ustad, saya mau nikah tahun depan tapi sang calon saya minta maskawinnya tidak perlu aneh-aneh cukup maskawin sangat mulia, datangkan almukarrom ustad Abdussomad sebagai maskawin,” tulisnya disertai emoji menangis.
Unggahan dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarief Kasim Riau ini disukai lebihb dari 65 ribu netizen.
Sayangnya, reaksi netizen tak bisa diketahui lantaran Somad membatasi kolom komentar.
Hanya ada dua komentar yang tetap ia biarkan terlihat.
Dua komentar itu hanya memberikan reaksi emoji tertawa lebar dan jempol.
Sejak terbentur masalah karena ceramah yang menyinggung salib dan dianggap melukai umat Kristen itu, Somad memilih membatasi kolom komentar di akun media sosialnya.
Ia tak ingin memperpanjang polemik.
Respon Wapres Jusuf Kalla dan Mahfud MD
Soal ceramah Ustadz Abdul Somad, bandingkan respon Wapres Jusuf Kalla dan Mahfud MD.
Dua tokoh nasional menanggapi polemik ceramah Ustadz Abdul Somad dianggap menista agama lain.
Keduanya adalah Wapres RI, Muhamad Jusuf Kalla atau JK dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi atau MK, Mahfud MD.
Dikutip dari Kompas.com, Kata Jusuf Kalla sekaligus Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, ceramah atau materi dakwah harus damai dan menyejukkan.
Sementara, Mahfud MD menilai Ustadz Abdul Somad tak perlu minta maaf kepada pihak yang tersinggung, namun tak masalah pula jika minta maaf.
Menurut Mahfud MD, hal tersebut karena Ustadz Abdul Somad telah menjelaskan situasi ketika ia ceramah tentang hal yang membuatnya dituding menistakan agama.
"Tidak harus (minta maaf) karena dia sudah menjelaskan situasinya. Saya kira seruan MUI itu kita anggap cukup, bahwa sudah tidak usah diperpanjang. UAS sudah menjelaskan posisinya, tapi kalau mau minta maaf bagus juga," ujar Mahfud MD di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).
Ia mengatakan, persoalan minta maaf dan memaafkan merupakan ajaran agama.
Baca: Lafadz Doa Terbebas Lilitan Utang - Anjuran Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Abdul Somad
Baca: Ustadz Abdul Somad Klarifikasi Cuplikan Video Tanya Jawab yang Viral di Medsos Soal Salib
Minta maaf bagi orang yang salah dan minta maaf bagi orang yang benar tetapi disalahpahami.
"Enggak apa-apa minta maaf, kalau saya sih minta maaf tidak apa-apa. Dia merasa benar tapi menimbulkan kesalahpahaman, ya tidak masalah," kata dia.
Sementara terkait persoalan hukumnya sendiri, Mahfud MD menyebutkan agar hak tersebut dipelajari oleh aparat.
Pasalnya, setiap laporan masuk pasti akan dianalisis seberapa besar urgensinya dari kasus tersebut.
"Kan ada mens rea, artinya ada niat untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai orang lain, ada actus reus, pernyataan. Nah actus reus itu sudah ada, tapi mens rea-nya kan dilihat dengan konteks di mana dia bicara, dalam konteks apa, dalam forum apa itu akan bisa ditemukan," kata dia.
Adapun Ustadz Abdul Somad dilaporkan ke polisi dengan tudingan penistaan agama karena ceramahnya dianggap telah menistakan simbol agama lain.
JK: Dakwah Harus Damai
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ( DMI) Jusuf Kalla berpesan kepada para pendakwah termasuk Ustadz Abdul Somad untuk menyampaikan materi dakwah yang damai dan menyejukkan.
Sebelumnya, beredar potongan video ceramah UAS yang dianggap menyudutkan agama lain viral di media sosial.
Bahkan, UAS dilaporkan kepada pihak kepolisian atas dugaan penistaan agama.
"Kemarin saya sudah sampaikan dakwah juga harus damai. Harus menjadikan seluruh negeri ini rahmatan lil alamin," ujar JK di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019).
Jusuf Kalla menuturkan, penyampaian dakwah baik di ranah privat maupun publik tak sampai melebar atau menyinggung pihak lain, bahkan sampai menimbulkan perselisihan.
"Momennya di mana, otomatis memang masing-masing orang berbicara pasti bicara tentang keyakinannya. Tidak mungkin sama, cuma bagaimana dakwah itu selain itu jangan jadi melebar. Jangan sering tabrakan," kata dia. (*)