Indonesia Lawyers Club

LIVE tvOne ILC 23 Juli: "Antara Teuku Umar dan Gondangdia: Umat 212 Mau ke Mana?" Pecinta ILC Protes

Penulis: Marlen Sitinjak
Editor: Marlen Sitinjak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat muslim mengikuti aksi reuni 212 di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (2/12/2018). Aksi tersebut sebagai reuni akbar setahun aksi 212.

LIVE tvOne ILC 23 Juli Angkat Tema "Antara Teuku Umar dan Gondangdia: Umat 212 Mau ke Mana?" Pecinta ILC Protes

INDONESIA Lawyers Club atau ILC tvOne edisi, Selasa (30/7/2019), mengangkat topik "Antara Teuku Umar dan Gondangdia: Umat 212 Mau ke Mana?" live tvOne mulai pukul 20.00 WIB.

Topik tersebut merujuk pada postingan Karni Ilyas di akun Twitter @karniilyas dan Instagram (IG) @presidenilc, Senin (29/7/2019) petang WIB.

"Dear Pencinta ILC: Diskusi kita Selasa besok Pkl 20.00 WIB berjudul, "Antara Teuku Umar dan Gondangdia: Umat 212 Mau ke Mana?" Selamat menyaksikan. #ILCUmat212MauKemana @ILCtv1," tulis Karni Ilyas, Senin (29/7/2019) petang WIB.

Baca: Warga Kalbar Dikabarkan Mati dan Hidup Lagi, Warga: Masak Habis Meninggal Langsung Ngomong & Berdiri

Baca: FAKTA dan Kejanggalan Warga Kalbar yang Dikabarkan Meninggal dan Hidup Lagi, Istri Turut Membantu

Baca: HEBOH Warga Kalbar Dikabarkan Meninggal dan Hidup Lagi, Pura-pura Mati Atau Dalami Ilmu Spiritual?

Dear Pencinta ILC: Diskusi kita Selasa besok Pkl 20.00 WIB berjudul, "Antara Teuku Umar dan Gondangdia: Umat 212 Mau ke Mana?" Selamat menyaksikan. #ILCUmat212MauKemana @ILCtv1

— Karni ilyas (@karniilyas) July 29, 2019

Menanggapi postingan topik diskusi ILC tvOne edisi, Selasa (30/7/2019), sejumlah pecinta ILC malah protes.

@hadiansyah_imam: berfikir positif aja karna kita sebagai umat muslim yg hidup di muka bumi ini selalu banyak cobaan karna itulah kita ambil hikmah dr setiap semua perbuatan...klo menurut sy lebih baik umat 212 bisa memperjuangkan pemimpin imam umat islam indonesia...

@yunaidi_indra: Penggunaan kata “Umat 212” tidak tepat. “212” bukan agama atau ajaran. Pendukung Prabowo bukan hanya umat Islam tapi lintas agama. Penggunaan “umat 212” cenderung tendensius dan mengkerdilkan bahwa Prabowo hanya didukung “umat 212”

@r36un: Mending bhas transjakarta at perkembangan kasus novel at bahas bang @Dahnilanzar yg merapat ke gerinda dan di lantik jd jubirnya Prabowo...

@MuchtarLuthfi_7: Umat Islam adalah Kaum Muslimin yang berpegang teguh kepada #Quran dan #SunnahRasul
Jadi jangan anda, bung karni buat seakan Umat Islam, itu orang² spt yg selalu sdr tampilkan di @tvOneNews
spt abu jondolors n para munafik lainnya!
Ingat MurkaNya.

@twinNmombogor: Lah... Kok gitu bung karni judul nya?
Sekarang umat Islam disebut umat 212 yah?
Wah udah nyebur kolam bang? Atau pesenan Ni judul?
Males nonton ah...

@yuliaariani1: Umat 212 maksudnya apa? Emang ada umat yg lain? Kok ga ngenakin istilahnya

#It'sOKtoCheat

@Attaya77656986: Dalam sebuah hadits disebutkan, “Barangsiapa melihat suatu kemunkaran hendalah ia merobah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, hendaklah dengan lidahnya (ucapan), dan apabila tidak mampu juga hendaklah dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim)

Dengan diamnya ILC kemaren sudah menunjukkan selemah2nya iman. Segala sesuatu pasti ada pilihan dan konsekwen wajar jika banyak yg kecewa....

@A_Muzamm: Wuih, mantap ini kayaknya;
Tapi akan mencerahkan dengan syarat Nara sumbernya juga harus mantap (Islam Moderat)

@indriadez: Ah basi datuk @karniilyas cuma @rockygerung yang argumennya tajam, seringkali berpikir yang tak dipikirkan bahkan tak sanggup dikatakan yg lain, pdahal di masyarakat jelas terasa. No Rocky No Party.

@kutunungging: Kirain dah selesaai.....katanyaaaa dah selesaiii pilpress......cutlah bahas TU Gondang, bahas FPI aja Pak
@karniilyas ini jauh lebih penting dari pada judul diatas...or sekalian tuh bangkai Bis TransJ dibahas wkkk ini jadi cebi kampri ilang tapi kok 212 yg digiring?

Saksikan ILC tvOne malam ini melalui link live streaming tvOne berikut ini:

Link 1

Link 2

Link 3

Sudah Tidak Dukung Prabowo, Sekjen PA 212: Udah Nggak Ada Urusan dengan Partai Koalisi BPN

Sekjen Persaudaraan Alumni 212, Bernard Abdul Jabbar mengatakan bahwa saat ini sudah tidak ada urusan dengan partai-partai pendukung Prabowo-Sandi.

Hal tersebut disampaikannya di acara Talkshow TV One dengan judul Pendukung Prabowo: PA 212 Menolak Lupa? pada Jumat (26/7/19).

Bernard Abdul Jabbar mengatakan bahwa dukungan PA 212 untuk Prabowo merupakan hasil ijtima ulama 3.

"Kami PA 212 apa yang sudah diamanatkan ijitima ulama 3, untuk mengusung dan mendukung Prabowo sudah kita lakukan," ujarnya.

Lantaran saat ini pilpres 2019 sudah selesai, maka PA 212 sudah tidak mendukung dan kembali ke tempatnya masing-masing.

"Karena pilpres sudah selesai, kita tidak lagi ada dukung mendukung, jadi sudah selesai dan kembali ke habitatnya masing-masing," ujarnya.

Menurutnya, saat ini semua sudah selesai dengan berakhirnya pilpres 2019.

"Kami sudah menjalankan ijtima ulama 3, berakhirnya pilpres berakhirnya pemilihan presiden dan sudah ditetapkan pemenanganya sehingga kita kembali ke habitatnya masing-masing," imbuhnya.

Terkait partai-partai yang tergabung dalam koalisi Badan Pemenangan Nasional (BPN), PA 212 sudah tidak ada urusan lagi.

"Kalau kemudian partai-partai yang ada di BPN menjalankan urusan partainya masing-masing, kami tidak urusan, itu kembali partai masing-masing, untuk dukung mendukung sudah selesai," ujar Bernard Abdul Jabbar.

Diketahui sebelumnya, Kepala Divisi Hukum PA 212, Damai Hari Lubis, memutuskan untuk meninggalkan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto yang sudah bertemu dengan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (13/7/2019).

Diketahui, Mewakili PA 212, Damai kini masih menunggu perintah dari Habib Rizieq Shihab di Kota Makkah yang ia sebut masih terzalimi.

Hal tersebut diungkapkan Damai dalam wawancara unggahan kanal YouTube KOMPASTV, Sabtu (13/7/2019).

Damai menganggap perjuangan Prabowo sudah berhenti lantaran memutuskan untuk bertemu dengan Jokowi.

Sementara itu alumni 212 akan berjalan maju untuk terus berjuang.

"Kami mengucapkan selamat tinggal kepada Prabowo, artinya kami jalan terus."

"Prabowo sudah sampai tujuan, mungkin, jadi sudah selesai dianggap," kata Damai.

"Kalau kami tetap berjuang. Jadi kami mengucapkan selamat tinggal Bapak Prabowo," imbuhnya.

Untuk langkah PA 212 ke depannya, Damai masih menunggu perintah dari Rizieq Shihab yang berada di Kota Makkah dan ia sebut masih terzalimi.

"Yang kedua, kami menunggu perintah dari, apapun, kami menunggu perintah oleh Imam Besar Habib Rizieq Shihab yang ada di Kota Makkah sekarang ini, yang masih terzalimi," ujarnya.

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak yang menuliskan permintaan pemulangan Rizieq Shihab menjadi syarat rekonsiliasi melalui akun Twitter miliknya.

Dahnil menyebut selama ini rekonsiliasi hanya seputar bagi-bagi jabatan dalam pemerintahan oleh para elite politik.

Menurut Dahnil, rekonsiliasi di tingkat elite politik tidak dibutuhkan karena elite disebut paham dengan kompetisi politik.

Dikatakannya, satu di antara pembahasan rekonsiliasi bisa memuat soal pemulangan Rizieq Shihab yang dianggap menjadi sentral tokoh yang dinilai memiliki pengaruh besar untuk sebagian umat.

Padahal, nama Ketua Front Pembela Islam (FPI) itu ternyata tidak menjadi pembahasan dalam pertemuan Prabowo dan Jokowi.

Pertemuan Jokowi dan Prabowo

Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto diawali pertemuan di Stasiun Lebak Bulus MRT, Sabtu (13/7/2019).

Mereka kompak mengenakan baju putih. Kedatangan keduanya disambut riuh teriakan warga.

Prabowo tiba lebih dulu. Tak lama kemudian, Jokowi tiba. Keduanya lalu bersalaman.

Mereka kemudian masuk stasiun MRT dengan melakukan tapping bersama pada gate masuk stasiun.

Jokowi-Prabowo naik MRT bersama. Di atas kereta, Prabowo dan Jokowi tampak berbincang serius.

Sesekali keduanya terlihat tersenyum dan tertawa.

Keduanya kemudian akan turun di Stasiun MRT Senayan untuk makan siang bersama di suatu pusat perbelanjaan di sekitar Senayan.

Sekitar pukul 09.50 WIB, Prabowo Subianto tiba di stasiun MRT Lebak Bulus. Disusul beberapa menit kemudian oleh Jokowi.

Prabowo didampingi sejumlah elite Gerindra seperti Wakil Ketua Umum Gerindra Edhie Prabowo dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.

Makan sate bersama

Presiden Joko Widodo dan tokoh nasional Prabowo Subianto makan siang di tempat makan Sate Khas Senayan Mall FX Senayan, pada Sabtu (13/7/2019) siang sekitar pukul 11.00 WIB.

Berdasarkan pemantauan, Jokowi dan Prabowo beserta rombongan lainnya yang hadir di tempat makan itu kompak memakai seragam berwarna dasar putih.

Jokowi dan Prabowo duduk bersebelahan menghadap ke arah jalan pengunjung FX Sudirman.

Pengunjung FX Sudirman dapat melihat secara langsung momen pada saat dua calon presiden di pilpres 2019 itu makan.

Sementara itu, rombongan lainnya menempati tempat duduk di sebelah kiri dan sebelah kanan tempat duduk Jokowi dan Prabowo.

Dari kejauhan terpantau, menu makanan yang di makan yaitu Sate.

Sate masih berada di tungku dalam ukuran kecil yang disajikan kepada dua tokoh bangsa tersebut.

Pada saat makan, Jokowi dan Prabowo terlihat akrab berbincang-bincang.

Prabowo bertemu Megawati

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berkunjung ke kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri, di Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Megawati disebut telah menyiapkan masakan spesial untuk Prabowo Subianto.

Pantauan Kompas, Prabowo tiba sekitar pukul 12.30 WIB. Prabowo didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo.

Setibanya di kediaman Megawati, dia disambut kedua anak Megawati, yaitu Puan Maharani dan Prananda Prabowo, selain tentunya Megawati sendiri. Tampak hadir pula menyambut Prabowo, Politisi Senior PDI-P yang menjabat Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.

Hasto Kristiyanto mengatakan, Megawati secara khusus menyiapkan pertemuan dengan Prabowo. Ia juga menyebut pertemuan ini sudah dikomunikasikam dengan Jokowi.

“Menu makan siang pun oleh Ibu Mega dipersiapkan secara khusus. Tadi saya melihat untuk memilih bawang yang dipakai untuk masakan pun Ibu Mega memilihkan scara khusus,” kata Hasto.

Hasto mengatakan, dengan diplomasi makan siang ala Megawati itu, pembicaraan antara Prabowo dengan Megawati terkait arah perpolitikan nasional ke depan, akan lebih ringan dibahas.

Megawati dan PDIP, menurutnya, membuka ruang kerja sama dan gotong royong dengan semua kekuatan politik.

“Diperlukan upaya bersama-sama, apapun pilihan politiknya, untuk membangun negeri ini agar demokrasi semakin mampu membawa kesejahteraan keadilan bagi seluruh masyarakat. Tentu saja karena pertemuan ini di antara pemimpin, yang dibahas adalah agenda untuk bangsa dan negara ke depan,” kata Hasto. (*)

Berita Terkini