Ia mengklaim, angka ini berasal dari penghitungan real count yang dilakukan tim suksesnya.
Klaim Prabowo ini berbanding terbalik dengan hasil hitung cepat yang dipublikasikan sejumlah lembaga survei.
Berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga, Jokowi-Ma'ruf memperoleh suara di kisaran 54-55 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 44-45 persen.
Angka 62 persen yang diklaim Prabowo disebut berasal dari 320.000 tempat pemungutan suara (TPS).
Artinya, 40 persen dari jumlah seluruh TPS di Indonesia. Penghitungan real count dengan data hingga 40 persen tersebut dinilai mustahil untuk dicapai dalam waktu satu hari.
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto tiba di kediaman Kertanegara untuk mendeklarasikan kemenangannya pada Pilpres 2019 di Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). Prabowo kembali mendekalarasikan kemenangannya versi real count internal BPN sebesar 62 persen.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Setelah klaim ini, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf dan Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) menantang BPN Prabowo-Sandiaga untuk membuka data penghitungan internal mereka.
Rahasiakan lokasi penghitungan suara BPN
Menjawab tantangan untuk membuka data, juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, mengatakan, pihaknya memusatkan penghitungan real count di Kantor DPP Gerindra, Jakarta.
Menurut Andre, saat ini BPN masih mengumpulkan formulir C1 di seluruh Indonesia.
"C1 kami dikumpulkan dari seluruh Indonesia di DPP Partai Gerindra. Kami yang kerja banyaklah," kata Andre, Senin (22/4/2019).
Keesokan harinya, Selasa (23/4/2019), Kompas.com mencoba meliput kegiatan penghitungan real count oleh BPN.
Ketika masuk ke dalam gedung DPP Gerindra, petugas penerima tamu menyebutkan bahwa di DPP Gerindra tidak ada sama sekali kegiatan penghitungan real count Prabowo-Sandiaga.
"Justru di Kertanegara. Di sini sama sekali enggak ada kegiatan. Semua diserahkan di sana. Semua dikawal di sana. Pak Andre Rosiade jarang banget ke sini," ujar petugas tersebut, Selasa.