Mata Najwa

Debat Sengit di Mata Najwa! Najwa Shihab Langsung Pegang Tangan Arief Poyuono & Adian Napitupulu??

Penulis: Jimmi Abraham
Editor: Jimmi Abraham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin Adian Napitupulu dan Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno Arief Poyuono terlibat debat panas saat program Mata Najwa bertema Laga Usai Pilpres di Trans7 Rabu (01/05/2019) malam. Mau tidak mau, Najwa harus memegang tangan Adian Napitupulu dan Arief Puyono ketika tensi debat kian tinggi.

Debat Sengit di Mata Najwa! Najwa Shihab Langsung Pegang Tangan Arief Poyuono & Adian Napitupulu?

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin Adian Napitupulu dan Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno Arief Poyuono terlibat debat sengit saat program Mata Najwa bertema Laga Usai Pilpres di Trans7 Rabu (01/05/2019) malam.

Keduanya terlibat saling sanggah hingga akhirnya presenter Najwa Shihab harus turun tangan.

Mau tidak mau, Najwa harus memegang tangan Adian Napitupulu dan Arief Puyono ketika tensi debat kian tinggi.

Baik Adian Napitupulu dan Arief Poyuono saling tunjuk. Bahkan, ketika tangan keduanya dipegang oleh Najwa Shihab, Adian Napitupulu dan Arief Poyuono masih saling tunjuk menggunakan bagian tangan lainnya. 

"Oke, boleh saya pegang tangan kedua-duanya," kata Najwa sembari meraih tangan Adian Napitupulu dan Arief Poyuono.

Baca: Hasil Pilpres 2019 di Kalbar, Jokowi-Maruf Berpeluang Menang Atas Prabowo-Sandi, Selisih 360 Ribu

Baca: Sempat Jadi Polemik Sebelum Pilpres 2019, Mahfud Hadiri Seminar Bahas RUU PKS di Ponpes Tebuireng

Sembari mendengar Adian Napitupulu dan Arief Poyuono yang masih lanjutkan debat, Najwa Shihab bertanya kepada Adian Napitupulu tentang alasan pentingnya membahas orde baru ketika perbincangan tentang people power

Tanpa berpikir lama, Adian Napitupulu menyampaikan tudingannya tentang pentingnya membahas orde baru.

"Karena mereka mau kembali berkuasa," terang Adian Napitupulu.

Tidak terima dengan ucapan Adian Napitupulu, Arief langsung berujar bahwa Prabowo bukan orde baru.

"Lho, kita bukan orde baru. Aku bukan orde baru. Prabowo bukan orde baru," kata Arief Poyuono.

Baca: Hasil Pilpres 2019 Sementara, Jokowi VS Prabowo Saling Unggul di Dua Provinsi Terbesar DPT

Baca: Tuntut Kenaikan Upah Buruh, Singgung Pilpres Bikin Pecah Rakyat

Lantas, Adian Napitupulu bertanya kepada Arief Poyuono tentang kenapa orde baru mau bergabung dengan orde baru. 

Arief Poyuono langsung menanggapi pertanyaan Adian Napitupulu.

"Kenapa Ibu Rachmawati (anak Presiden Soekarno_red) mau bergabung dengan kita," tanya Arief Poyuono.

"Tanya Bu Rachmawati, jangan tanya saya," jawab Adian Napitupulu. 

Awal Mula Debat Panas Adian Napitupulu Vs Arief Poyuono

Debat sengit antara Adian Napitupulu dan Arief Poyuono bermula dari tudingan Adian Napitupulu yang menuding Prabowo merupakan personifikasi Orde Baru yang lahir dari trah Cendana.

Sebelum debat panas Arief Poyuono dan Adian Napitupulu, Najwa Shihab memberikan kesempatan kepada Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) BPN Prabowo-Sandiaga Uno, Eggi Sudjana untuk menanggapi pernyataan Adian Napitupulu. 

"Ada yang tidak cermat dan tidak cerdas gitu lho. Yaitu dari konteks mainstream yang disebut Orde Baru. Kalau kita lihat jujur, memang Prabowo mantu. Itu jelas, tapi kan statusnya itu sekarang sudah cerai," ungkap Eggi Sudjana. 

Baca: Mata Najwa Trans7 : TKN Jokowi-Maruf Amin Tantang BPN Prabowo-Sandiaga Buka-Bukaan Data Klaim Menang

Baca: Mata Najwa: Priyo Budi Santoso Klarifikasi Soal Deklarasi Prabowo & Isu Sandiaga Uno Kena Santet

Belum selesai melanjutkan tanggapannya, Eggi Sudjana langsung dipotong oleh Adian Napitupulu. Eggi Sudjana yang mendengar Adian Napitupulu memotong langsung menegur. 

"Dengar dulu. Kau dengar. Tadi kau ngomong aku dengar," tegurnya. 

Melanjutkan pernyataannya, Eggi Sudjana menegaskan bahwa konteks Orde Baru itu ketika ada orang-orang dan sistem. Ia menilai Adian Napitupulu salah menilai bahkan memfitnah bahwa Prabowo mau menjatuhkan Jokowi.

"Enggak dong. Kalau mau gitu ngapain Pemilu? Ngapain ikut Pilpres? Dimana cara berpikirnya? Gak mungkin kita mau dituduh makar. Apa makar? Kalau makar itu Makan Roti, saya mau. Senang, saya makan roti. Tapi ini tuduhan yang sangat tidak benar," jelas Eggi Sudjana.

Dari sisi lain yakni orang-orang, Eggi Sudjana menjelaskan bahwa paratai-partai politik apa saja yang ada saat Orde Baru. 

"Satu Golkar. Dua PDIP, dulu masih PDI. Ketiga, PPP. Sekarang, tiga partai ini dimana? Di Jokowi. Terus orang-orang pentingnya siapa? Wiranto, siapa ajudannya Pak Harto? Dimana sekarang? Menkopolkamnya Jokowi. Jadi yang jadi Orde Baru siapa? Dia gitu lho. Ini yang Orde Baru. Kita mah enggak. Kita berusaha untuk mengubah. Itu fakta, jangan gak cerdas gitu lho," papar Eggi Sudjana. 

Mendengar pernyataan Eggi Sudjana, Adian Napitupulu langsung menyanggah dan mengatakan bahwa Prabowo pernah menjadi menantu mantan Presiden RI Soeharto. Saat ini, Prabowo merupakan mantan menantu Soeharto. 

Baca: Mata Najwa: Jokowi Jawab Soal Kondisi Indonesia & Sampaikan Pesan Ini Ke Masyarakat Usai Pemilu 2019

Baca: Ditanya Najwa Shihab Di Mata Najwa Trans7 Soal Delegitimasi KPU, Jokowi Sebut Ndak Enam Kali ?

"Mungkin istilah itu bisa diperlakukan buat Prabowo. Tapi anaknya Prabowo? Tidak bisa kita bilang mantan cucu. Artinya, bahwa pertalian darah itu tidak terputuskan dalam perceraian keluarganya," terang Adian Napitupulu.

Adian menambahkan semua bisa berbicara tentang Wiranto dan lain-lain, namun mesti diingat bahwa Wiranto bukan menantu Soeharto. Tidak ada pertalian darah dan hubungan darah yang sudah terbangun sekian lama.

"Kalau kita bilang personifikasi Orde Baru, siapa? Cendana, Soeharto. Lalu manifestasi generasi berikutnya siapa? Prabowo," timpal Politisi PDIP. 

Baca: Di Mata Najwa Trans7, Jokowi Jawab Tudingan Dugaan Kecurangan Pemilu 2019 di Depan Najwa Shihab!

Baca: Jokowi Tertawa Kecil Lalu Tanggapi Deklarasi Kemenangan Prabowo Pasca Pilpres 2019 di Mata Najwa

Arief Poyuono yang tidak terima dengan pernyataan Adian Napitupulu langsung menyanggah. 

"Gak bisa dong. Masa darah begitu. Sebentar. Megawati PDI Perjuangan, lha adiknya ada di kubu kita. Satu darah lho, keluarnya satu perut. Iya kan, gak ada urusannya darah itu. Bukan itu," bantahnya.  

"Adian ini jangan menyangkut-nyangkutan politik dengan darah. Jangan. Jangan. Sekarang Orde Baru sudah bermetamorfosis ke kubu Jokowi," tudingnya. 

Berikut cuplikan lengkap video debat panas Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin Adian Napitupulu dan Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno Arief Poyuono saat program Mata Najwa bertema Laga Usai Pilpres di Trans7 Rabu (01/05/2019) malam :

Sekilas tentang Program Mata Najwa 

Mata Najwa adalah program gelar wicara yang dipandu oleh jurnalis senior, Najwa Shihab.

Dikutip dari Wikipedia, musim pertama disiarkan perdana di MetroTV sejak 25 November 2009, Mata Najwa konsisten menghadirkan topik-topik menarik dengan narasumber kelas satu.

Talkshow ini ditayangkan setiap hari Rabu pukul 20.00 hingga 21.30 WIB.

Sejumlah tamu istimewa telah hadir dan berbicara di Mata Najwa, diantaranya Presiden RI ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie (episode: Habibie Hari Ini), Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri (episode: Apa Kata Mega ?) dan Mantan Wakil Presiden Boediono (episode: Di Balik Diam Boediono).

Kemudian, Wakil Presiden Jusuf Kalla (episode: Pemimpin Bernyali), Menteri BUMN Dahlan Iskan (episode: Komandan Koboi), dan Gubernur DKI Jakarta yang sekarang Presiden Indonesia, Joko Widodo (episode: Laga Ibukota).

Musim pertama Mata Najwa resmi berakhir pada tanggal 23 Agustus 2017 dengan keputusan pemandu (tuan rumah) Mata Najwa untuk mengakhiri karier di MetroTV sekaligus sebagai tuan rumah Mata Najwa.

Episode terakhir Mata Najwa di MetroTV adalah "Catatan Tanpa Titik" yang ditayangkan pada tanggal 30 Agustus 2017. Musim kedua Mata Najwa kembali tayang di Trans7 mulai 10 Januari 2018, dengan episode pertamanya berjudul "Indonesia Rumah Kita".

Mata Najwa juga pernah menghadirkan gambar eksklusif di dalam sel tahanan Lapas Sukamiskin dan Rutan Cipinang dalam episode ”Penjara Istimewa”.

Di tayangan tersebut, Najwa ikut melakukan inspeksi mendadak dan berbincang langsung dengan terpidana kasus korupsi, Gayus Halomoan Tambunan, Adrian Waworuntu, Agusrin Najamuddin dan Anggodo Widjojo.

Inspirasi cerita film muncul saat Charles Gozali melihat tayangan Mata Najwa episode "Hidup Dalam Stigma" yang tayang pada Oktober 2013.

Beberapa bulan kemudian, Charles bersama sederet pemeran papan atas seperti Marsha Timothy, Acha Septriasa, Mathias Muchus, Darius Sinathrya, Butet Kartaredjasa, hingga Wulan Guritno mewujudkan gagasan Charles itu dalam film, "Nada Untuk Asa". (*)

Lebih dekat dengan kami, follow akun Instagram (IG) Tribun Pontianak : 

Berita Terkini