Menristekdikti menyatakan peserta UTBK diharapkan dapat belajar dari tes pertamanya di UTBK untuk mencoba lagi pada tes kedua, apabila dia merasa belum maksimal di tes pertama.
"Kalau dia pada saat tes, nilainya dirasa kurang yakin, dia diberikan kesempatan lagi untuk tes kembali. Dua kali dia bisa melakukan tes ini," ujar Menristekdikti.
Dua Kelompok Ujian
SBMPTN 2019 merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru dengan menggunakan hasil UTBK saja atau hasil UTBK dan kriteria lain yang ditetapkan bersama oleh PTN.
UTBK dapat diikuti oleh siswa lulusan tahun 2017, 2018, dan 2019 dari pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) dan sederajat, serta lulusan Paket C tahun 2017, 2018, dan 2019.
Pengelolaan dan pengolahan data untuk kepentingan seleksi jalur SBMPTN dilakukan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). LTMPT adalah satu-satunya lembaga penyelenggara tes perguruan tinggi terstandar di Indonesia.
Dilansir oleh ltmpt.ac.id, UTBK SBMPTN ini dapat diikuti oleh siswa lulusan tahun 2017, 2018, dan 2019 dari pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) dan sederajat, serta lulusan Paket C tahun 2017, 2018, dan 2019.
UTBK SBMPTN yang digelar oleh LTMPT ini menggunakan soal-soal ujian yang dirancang sesuai kaidah akademik untuk memprediksi keberhasilan calon mahasiswa di semua program studi.
Pelaksanaan UTBK oleh LTMPT memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan yang pertama, LTMPT menggelar tes UTBK lebih dari satu kali.
Yang kedua, peserta UTBK bisa mengikuti maksimal dua kali tes.
Kemudian hasil tes UTBK akan diberikan secara individu sepuluh hari setelah pelaksanaan tes.
Kelompok ujian pada UTBK dibagi menjadi dua, yang pertama kelompok Sains dan Teknologi (Saintek).
Bagi peserta kelompok Saintek materi yang akan diujikan meliputi Tes Potensial Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TPA) Saintek, yakni Matematika Saintek, Fisika, Kimia, dan Biologi.
Sedangkan yang kedua kelompok Sosial dan Humaniora (Soshum).