Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Kajian dan Advokasi Masyarakat Pokja Rumah Demokrasi Kalbar, Maryadi Sirat berharap Komisioner KPU yang terpilih memang benar-benar siap menjalankan amanah dengab baik dan apa yang menjadi target KPU RI
Satu diantaranya ialah menargetkan tingkat partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen pada Pemilu serentak 2019 harus dipersiapkan dengan matang.
Baca: Warga Binaan Lapas Kelas II B Sintang Antusias Lakukan Perekaman E-KTP
"Tentunya hal itu perlu ada suatu gerakan atau strategi, agar semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada pileg dan pilpres 2019 pada bulan april nantinya. Tentunya hal tersebut harus tersosialisasikan secara masif," katanya, Kamis (27/12/2018).
Selain tingkat partisipasi, lanjutnya, golput menjadi persoalan yang krusial dari pemilu ke pemilu.
"Tentunya kita berharap fenomena golput dan tidak mengguanakan hak pilih tersebut bisa di minimalisir dan di antisipasi sehingga menjadikan fenomena golput tersebut dijadikan sebagai alarm bagi perbaikan kinerja penyelenggara pemilu," terangnya
Baca: Hujan Guyur Kota Pontianak, Ini Yang Mesti Diwaspadai
Maka dari itu, kata dia, perbaikan secara substansial dari sisi kualitas para penyelenggara pemilu menjadi penting, sehingga bisa membuat suatu rumusan atau formulasi untuk meningkatkan angka partisipasi, sehingga dengan formulasi tersebut outputnya bagaimana ada perasaan terpanggil masyarakat untuk memilih.
Selain itu, lanjut Maryadi, mengingat 2019 akan menghadapi pileg dan pilpres secara serentak yang pertama kali pemilihan Presiden, DPR dan DPD di lakukan secara serentak, maka masih banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan dengan baik oleh komisioner KPU terpilih.
"Komisioner KPU yang terpilih sudah masuk di pertengahan tahapan pemilu yang ada, Maka poinnya nya adalah komisioner yang lolos dan resmi di nyatakan sebagai komisioner memang benar benar siap sehingga ketika di hadapkan dengan pemilu serentak 2019 tidak kelabakan, apalagi ini merupakan pertama kali pileg dan pilpres diselenggarakan secara srentak pertama kali di indonesia. Poinnya adalah, jika inputnya baik maka outputnya pun akan baik pula," tutupnya.