Citizen Reporter

BEM Sylva Gelar Seminar Ingatkan Perlindungan Satwa Liar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BEM UNTAN bersama mahasiswa Fakultas Kehutana dalam seminar perlindungan satwa liar.

Citizen Reporter
Fery Suryadi
Mahasiswa Universitas Tanjungpura

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK- Program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan (Sylva Indonesia PC. UNTAN) sebagai organisasi yang merespon kondisi kehutanan Indonesia dan lingkungan saat ini meningkatkan peran aktif social control-nya terhadap multi pihak di bidangnya.

BEM Fakultas Kehutanan (Sylva Indonesia PC. UNTAN) harus mampu menjawab masalah paradigma kehutanan masa kini dalam pengelolaan, perlindungan baik flora maupun fauna & linkungan sekitar, maka di adakannya seminar perlindungan satwa liar.

Baca: Sulhani : Sebaik-baik Tempat Hidup Satwa Liar Adalah di Alam Bebas

Baca: Kenalkan ke Masyarakat Tentang Hari Satwa Liar, Yayasan Titian Lestari Lakukan Aksi Damai

Seminar perlindungan satwa liar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan satwa untuk keberlangsungan kelestarian lingkungan hidup dan telah di atur dalam PP RI No. 7 & 8 Tahun 1999.

Larangan perlakuan secara tidak wajar terhadapat satwa yang di lindungi dalam Pasal 21 Ayat (2) UU 5/1991 serta IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources, Serikat Antarbangsa bagi Konservasi Alam) yang menetapkan kriteria kelangkaan suatu spesies dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora, konvensi perdagangan internasional untuk spesies-spesies flora dan satwa liar) yang menetapkan status perdagangan sesuai dengan jumlah populasi flora dan fauna untuk kelestariannya.

"Marak terjadinya perburuan, perdagangan dikarena kebutuhan ekonomi masyarakat & rusaknya habitat yang di sebabkan perambahan hutan untuk permukiman, perkebunan, pertambangan, menimbulkan terjadinya kepunanhan pada satwa di alam," ujar Ketua BEM, Fery Suryadi.

Lanjutnya, penyebab putusnya rantai makanan berdampak pada turunya keanekaragaman hayati, rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, langka akan sumberdaya, turunnya kualitas kesehatan, serta tragedi lingkungan yang menyebabkan kehancuran pada bumi.

Maka, dengan adanya seminar ini menjadi upaya nyata untuk menjawab persoalan diatas tidak hanya tanggung jawab perorangan saja, akan tetapi tanggung jawab dari semua pihak, maka dari itu peserta nantinya dapat lebih sensitif serta terampil dalam menyikapi persoalan tersebut.

Harapannya, dengan kegiatan ini peserta menjadi pemuda yang berkarakter, berdedikasi tinggi, tabah serta terampil dalam mejaga lingkungan.

Berita Terkini