PWNU Kalbar Gelar Pengajian Aswaja dan Kebangsaan

Penulis: Syahroni
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PWNU Kalbar

Citizen Reporter
Ahmad FauZi Muliji
Pengurus LTN PWNU Kalbar

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat bekerjasama dengan Himpunan Santri dan Alumni KH Yahya Syabrowy (HISANIYAH) Kalbar menyelenggarakan Ngaji ASWAJA dan Kebangsaan dengan menghadirkan Direktur ASWAJA Center PWNU Jawa Timur, KH Ma'ruf Khozin, Senin, 19/11 sore, di Sekretariat PWNU Kalbar Jalan Veteran.

Kegiatan ini adalah serangkaian kegiatan agenda safari dakwah KH Ma'ruf Khozin yang dikordinir oleh HISANIYAH Kalbar.

Hadir dalam kegiatan, Wakil Sekretaris PWNU Kalbar, Dr Zulkifli Abdillah, Ketua LTN PWNU Kalbar Dr. Ibrahim, Sekretaris lP Ma'arif Kalbar Didi Darmadi, Ketua HISANIYAH Kalbar, Ruba'ie Aziz dan para akademisi UNU Kalbar, serta kader PMII IAIN Pontianak.

Baca: Ustadz Abdul Somad Panen Buah Kurma di Riau, Di Sini Tempatnya!

Dalam sambutannya, Dr Zulkifli Abdillah menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasihnya atas kehadiran Direktur ASWAJA Center PWNU Jawa Timur atas terselenggaranya diskusi dengan tema "Ngaji ASWAJA dan Kebangsaan, "Kegiatan ini kedepan diharapkan mampu terus memperkuat warga nahdiyin khususnya di Kalbar." Ujarnya.

Apalagi hari ini kita di Kalbar cukup keteteran menghadapi opini yang berkembang di media sosial sebagai akibat dari dinamika politik nasional. Diskusi semacam ini diharapkan mampu memberikaan pencerahan bagaimana ASWAJA ala NU kemudian menyikapi hal hal seperti itu.

Dalam paparannya, KH Makruf Khozin menyampaikan bahwa warga NU perlu terus menggelorakan semangat cinta tanah Air. Akhir-akhir ini khususnya sejak 10 tahun lalu merebak gerakan-gerakan yang secara terang terangan menyatakan bahwa sistem demokrasi Pancasila adalah sistem kufur dan Thoghut.

Oleh karena itu, menurut KH gerakan pemikiran semacam ini perlu direspon. Apalagi menurutnya cinta tanah air itu memiliki dasar dalam Hadist sebagaaimana dapat ditemukan dalam Riwayat Bukhari dan Muslim.

Selain itu menurrut Alumnus Ponpes Ploso Kediri ini, cinta tanahair itu adalah sebuah keniscayaan.

Apalagi kita hidup, makan, minum dan sebagainya di bumi Indonesia. Apa yang telah ditanamkan oleh para ulama soal cinta tanah air itu semua terdapat dalilnya maupun dari Qur'an Hadist (Naqli) maupun Aqli. Jadi tidak perlu lagi dipertanyakan.

KH Ma'ruf KHozin juga memparkan bagaimana ASWAJA kemudian berada di tenagh-tengah pusaran berbagai macam gerakan dalam Islam seperti Syiah, Ahamadiyah dan aliran sesat lainnya yang kemudian merongrong keyakinan dan kepercayaan umat.

Selain dirongrong soal Aqidah, ASWAJA khususnya warga NU yang ada di INdonesia juga dirongrong dengan munculnya gerakan-gerakan radikal kebangsaan seperti wacana Khilafah yang ingin melakukan uji coba di Indonesia

Bagi warga NU, para kiai sudah cukup lama berjuang merebut dan mempertahankan NKRI. Hal ini dapat dilacak misalnya dari Hasil Bahstul Masail NU tahun 1936 jauh sebelum Indonesia merdeka, NU sudah menyebut Indonesia sebagai Darul Islam.

Baca: Strategi Muslimahpreunuer Anti Miskin Jadi Tajuk Seminar Alisa Khadijah di Sambas

Kemudian melalui resolusi Jihad 1945. Para Ulama berdiri di belakang pemerintahan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, hingga era reformasi ketika sebagian, kemudian beberapa kelompok menginginkan sistem pemerintahan federal atau agama.

NU tetap tegas berada dalam posisi menerima konsep NkRI. Oleh karena itu posisi NU terhadap NkRI tidak akan pernah mundur sejengkalpun dalam berjuang mengawal NKRI.

Menurutnya semua tidak ingin Indonesia seperti Suriah yang tercerai berai akibat peperangan.

"Ulama kita mempertahankan NKRI agar kita dapat hidup aman,enak, dan damai serta dapat menjalankan Agama Allah dengan baik" ungkapnya mengakhiri sesi diskusi.


Berita Terkini