TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Keberadaan UKM di bidang logistik atau lebih dikenal ekspedisi, turut memberikan kontribusi dalam dunia usaha.
Namun sayangnya, pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan bisnis ini belum maksimal.
Baca: Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-90, Pemuda Kaya Informasi Dunia Dalam Genggaman
Baca: LIVE STREAMING Babak II Persija Jakarta Vs Barito Putera, Babak Pertama 2-0
Berawal dari itulah, Skymada, aplikasi logistic networking platform, yang mampu menghubungkan perusahaan logistik skala kecil dalam sebuah sistem, berhasil meraih juara pertama dan mendapat hadiah senilai Rp3,5 juta dalam ajang Kompetisi Startup yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak.
Ferry Setiawan, salah satu anggota tim yang membangun aplikasi tersebut menjelaskan, dirinya bersama rekan-rekannya dengan latar belakang pengalaman masing-masing, yakni bidang logistik, IT, finansial dan marketing, berkolaborasi membangun platform aplikasi logistik UKM.
“Produk kami berupa sistem tracking untuk UKM-UKM logistik,” ujarnya usai menerima piagam dan hadiah bersama timnya pada upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-90 di halaman Kantor Wali Kota Pontianak, Selasa (30/10).
Dijelaskannya, logistik yang dimaksud adalah dalam skala kecil yakni UKM yang meggeluti bisnis logistik.
Berbeda dengan perusahaan ekspedisi besar yang sudah ada, logistik UKM ini masih belum begitu memasyarakat dan mereka belum memiliki sistem tracking logistik layaknya perusahaan-perusahaan ekspedisi umumnya.
Sementara jumlah UKM-UKM logistik ini lumayan banyak, hanya kelemahannya mereka belum menggunakan sistem tracking untuk melacak keberadaan paket kiriman.
“Skala mereka juga masih dalam lingkup terbatas, misalnya dalam satu daerah seperti Pontianak,” ungkap lulusan Fakultas Teknik Elektro Untan ini.
Sementara, untuk pengiriman paket keluar wilayah seperti Jakarta dan daerah-daerah lainnya, para UKM logistik ini bekerjasama dengan UKM logistik yang ada di daerah tujuan.
Kalau pada perusahaan logistik besar, user atau pengirim barang bisa melakukan tracking atau melacak posisi dan status barang kirimannya secara online hanya dengan menginput nomor resi pengiriman.
Sedangkan UKM logistik, untuk menjalin koneksi antar UKM logistik, mereka masih menggunakan cara konvensional atau manual seperti media sosial, email dan sebagainya.
“Sehingga kami membuat platform yang menghubungkan jaringan ini sebagai solusi agar konsumen UKM logistik juga bisa menerapkan sistem tracking layaknya perusahaan logistik besar,” sebut Ferry.
Diakuinya, sejatinya jaringan ini sudah ada hanya berjalan sendiri-sendiri dan masih bersifat konvensional.
Untuk itu, ia bersama rekan-rekan setimnya membangun suatu platform yang terintegrasi dalam satu sistem sehingga mereka saling terhubung.